4 I LOVE YOU, REALLY PART 2

Apakah Jean sedang bermimpi mendengar Dominic mengucapkan cinta kepadanya? Memang sulit dipercaya, tapi memang itu nyata. Dominic mengatakan cinta kepada Jean.

"Aku mencintaimu." Ucap Dominic lagi.

Jean hanya diam dengan menatap wajah Dominic. Dalam diri Jean merasakan ada sesuatu. Seperti beban yang selama ini membelenggu sudah terangkat tak tersisa.

Dominic memajukan wajahnya, Jean hanya diam melihat Dominic semakin dekat. Dan Dominic mencium bibir Jean. Ciuman sangat lembut sampai membuat Jean ingin terbang melambung tinggi dengan perlakuan Dominic kepadanya.

Jean tidak menolak ataupun membalas ciuman Dominic. Terlalu bingung dengan apa yang dikatakan oleh Dominic. Apakah ini nyata? Ataukah ini hanya hayalan saja.

Dominic melepas ciumannya. Dahinya ia tempelkan di dahi Jean. Matanya menatap lekat mata Jean seolah mengatakan jika moment seperti ini sangat ia rindukan.

"Tidurlah, selamat malam." Dominic mencium kening Jean sebelum memejamkan matanya.

Tanpa diketahui oleh Dominic, Jean meneteskan air matanya entah kenapa dia pun tidak mengetahui penyebabnya. Hatinya terasa tertusuk mendengar pengakuan tiba-tiba.

Setelah menuntaskan tangisnya dalam diam, Jean akhirnya tertidur juga. Dominic membuka matanya dan menatap Jean yang sedang tertidur.

"Aku akan membuat orang yang sudah memisahkan kita mendapatkan apa yang seharusnya mereka dapatkan." Ucap Dominic dengan wajah mengerikan.

Dominic bangun, dan mengambil pakaian dan celananya kembali. Dia ingin pergi ke suatu tempat. Sebelum pergi, Dominic menghampiri Jean dan Alexy untuk mencium kening mereka. Orang yang menjadi satu-satunya alasan kenapa dia bertahan dari kerasnya hidup. Dan sekarang menjadi alasannya ingin kembali merajut kehidupan yang selama ini tidak pernah dia rasakan. Membangun keluarga yang bahagia bersama Jean dan Alexy.

Dominic membelah jalan dimalam hari dengan kecepatan tinggi. Dominic ingin menyelesaikan ini secepat mungkin agar apa yang menjadi ke inginnya cepat terlaksana.

Dominic datang ke rumah Yamazaki. Sama seperti biasanya, Dominic datang dan pergi bagaikan tamu yang tidak memiliki sopan santun. Untuk sekarang itu sudah tidak dipermasalahkan oleh orang rumah Yamazaki. Karena memang berkat Dominic lah Yuka menjadi lebih waras.

"Tumben sekali kau datang tanpa disuruh lebih dulu." Yamazaki yang sedang menikmati wine sendiri menyindir Dominic yang memang tidak pernah datang kalau tidak disuruh.

"Ada yang harus aku katakan." Dominic menghampiri Yamazaki.

"Apa kau mau memberitahu jika posisimu sekarang lebih kuat dariku, karena dia?" Yamazaki menebak tentang kehadiran Dominic.

"Aku ingin mengakhiri ini semua." Kata Dominic to the poin tentang kedatangannya.

"Apa kau pikir semudah itu mendapatkan apa yang kau inginkan?" Yamazaki menatap Dominic dengan sudut bibirnya yang terangkat.

Dominic sama sekali tidak gentar. "Aku sama sekali tidak meminta izin padamu apa yang harus aku lakukan. Sekarang aku tidak akan menuruti semua kemauanmu." Setelah mengucapkan itu, Dominic pergunakan hadapan Yamazaki.

Yamazaki pun tidak mengatakan apapun lagi dan membiarkan Dominic pergi begitu saja.

Setelah pergi kerumah Yamazaki, Dominic pergi kerumah kakek tua itu.  Wilson, tersangka utama atas putusnya hubungan Jean dengan Dominic. Dengan cepat Dominic menghampiri ruangan Wilson. Dan setelah sampai dia membuka pintu tanpa mengetuk terlebih dahulu.

"Seperti yang sudah aku katakan pada saat di Dubai. Berhenti untuk memonopoli ku. Aku bukanlah boneka yang bisa kau suruh seenakmu. Aku kesini hanya menyampaikan itu." Belum diksih mengatakan itu, sama

Dominic pergi meninggalkan kakeknya.

"Apa kau pikir akan semudah itu?" Suara Wilson membuat Dominic mereka menghentikan langkahnya.

"Apa kau mengancam kembali?" Dominic bertanya tanpa membalikan tubuhnya.

"Itu bukan ancaman, tapi hanya peringatan. Tapi apakah aku bisa memperingatkan mu, jika sekarang kau baru mendapat jackpot." Kata Wilson berbicara tanpa. Dominic tahu apa yang dimaksud Wilson dengan Yamazaki. Jackpot yang dimaksud mereka adalah Jean.

Dominic tidak memperdulikan Wilson. Dia datang kerumah Wilson hanya mengatakan itu. Dan Dominic tahu jika Yamazaki sedang ketar-ketir mengetahui siapa Jean sebenarnya.

Sepeninggal Dominic, Wilson menyunggingkan senyumnya. "Kau pikir orang sehebat apapun tidak memiliki kelemahan." Wilson tertawa terbahak. Entah apa yang sedang dia pikirkan.

Dominic pulang dengan perasaan sedikit lega setalah mengatakan itu kepada dua tetua yang menybalkan itu. Yang pasti dominic sudah tidak ingin dijadikan sebagai alat untuk mereka mencapai sesuatu.

****

Jean membuka  matannya dan terduduk, dia melihat Alexy yang tertidur dengan sangat nyamannya. Sedangkan Dominic tidak ada ditempatnya "Seperti biasa." Gumam Jean. dia pun pergi dari tempat tidur karena tenggorokannya terasa kering.

Mata Jean melihat sekeliling mansion itu. Tidak ada yang berubah sedikit pun semenjak dia pergi. Sekelibat kenangan saat bersama Dominic jterlintas dikepalanya.. Saat-saat dirinya melahukan hal panas bersama. JJean ppun segera menggelengkan kepalanya cepat. 'Ada apa dengan dirinya.' kesal Jean.

Tapi jujur saya, pada saat Dominic menciumnya, Jean merasakan senagatan gairah begitu kuat dalam dirinya. Sesuatu didalam tubuhnya meminta dilepaskan. Tapi Jean segera menepis itu, karena, Jean berpikir mungkin itu adalah reaksi normal  karena memang Jean sudah tidak pernah dia rasakan sejak terakhir dia melakukannya dengan Dominic. 

"Mencariku?" Tiba-tiba Dominic menyapanya, membuatt Jean terkejut karena Dominic duduk ditempat gelap.

"Aku haus, bukan sedang mencarimu." Jean mengacuhkan Dominic, dan berlalu meninggalkannya sendiran.

Dominic mengikuti Jean, Jean pun tahu jika Dominic sedang mengikutinya. Tapi dia mengacuhkan dan bersikap tidak perduli dengan apa yang dilakukan pria itu. Tapi tetap saja Jean merasa risih dengan Dominic yang menatapnya terus menerus.

"Bisakah kau pergi, aku risih melihatmu." Ucap Jean. Bukan marah, Dominic malah menyunggingkan senyumnya.

"Aku haus." Ucapnya sambil menatap Jean dengan tatapan berbeda. 

Dominic mendekati Jean  dan bahakan memojokannya di  meja dapur. "Menyingkirlah." Jantung Jean berdetak tak karuan melihat mata menggelap Dominic.

"Kalau aku tidak mau?" Dominic malah dengan sengaja mendekatkan wajahnya ke Jean. Dan tanpa menunggu  persetujuan Jean, Dominic mencium bibir Jean. 

Jean terkejut dengan apa yang dilakukan Dominic. Dia mencoba memberontak meminta Dominic untuk melepaskan. Tapi Dominic tetap melakukan apa yang dia mau. Melumat bibir atas dan bawah Jean. Menghisapnya bagaikan memakan permen yang sangat manis. 

Jean yang awalnya memberontak pun akhirnya terbuai dengan ciuman yang diberikan Dominic. Dia mulai membalas ciuman Dominic. 

Dominic menyeringai dalam ciyamann itu, dia merasa menang karena Jean mulai terbawa gairah  yang dia ciptakan. Tanpa banyak kata. Dominic mengangkat Jean mdan mendudukannya dimeja dapur itu. Dominic menuntun tangan Jean agar menaruhnya di leher Dominic.

Dan seperti terhipnotis dengan yang dilakukan Dominic, Jean melakukan apapun yang Dominic lakukan. Gairah mereka sudah berada diambang puncak. Jean mengeratkan pelukannya pada Dominic.

Dominic yang sama berada di ambang gairahnya. Membawa Jean keruang tamu dan menidurkan di sofa. Dominic membuka pakaiannya. Tangan Jean reflek menyentuh perut kotak-kotak denggan beberpa taato diukir disitu.

Dominic memejamkan matanya, menikmati jari jemari Jean menyusuri tubuhnya. Sesuatu yang sudah ia rindukan bertahun-tahun lamanya. 

avataravatar
Next chapter