2 DEALOVA REMAJA YANG HANCUR

Dealova duduk di depan cermin sambil menatap wajahnya yang terlihat cantik, Dealova tak menampik atau menyombongkan diri dengan kelebihan yang ada pada dirinya.

Wajahnya yang berkulit putih bersih dengan rambut yang berwarna sedikit pirang. Entah Dealova juga tidak tahu darimana ceritanya dia mempunyai rambut dan warna kulit yang berbeda dengan ke dua saudaranya yang perempuan semua.

Bahkan untuk nasibnya pun sangat berbeda di banding saudaranya. Nasibnya tidak begitu baik hingga dirinya yang harus di berikan pada keluarga lain yang tidak mempunyai anak dengan mendapat imbalan berupa uang.

Saat itu hati Dealova ingin berteriak tidak ingin berpisah dengan saudara-saudaranya dan juga teman-teman sekolahnya yang ada kota D. Namun hatinya luluh saat melihat keluarganya yang memang benar-benar serba kekurangan dan membutuhkan banyak uang untuk membayar hutang.

Hidup dengan kedua orang tua barunya, kehidupan Deloava mulai berubah bahagia dengan hidup berkecukupan dan selalu mendapat ranking di kelasnya dari SMP kelas satu sampai kelas tiga, masa bahagia itupun tidak berlangsung lama saat ibu barunya mengalami kecelakaan yang menyebabkan kelumpuhan total dan tidak bisa bangun dari tempat tidurnya.

Entah karena Ibu barunya sudah tidak bisa memenuhi kewajibannya sebagai seorang istri selama satu tahun terakhir di saat Dealova menginjak kelas dua SMA, Ayah barunya mulai berani menampakkan niat tidak baiknya pada Dealova.

Suatu malam di saat Dealova tidur di kamarnya Ayah barunya memasuki kamarnya dan berbuat tidak senonoh padanya, Dealova berusaha memberontak dan melawan namun apa daya kekuatannya tidak sebanding dengan kekuatan yang di miliki Ayahnya dengan postur yang tinggi tegap.

Malam itu seiring hujan yang sangat deras dengan suara petir yang menyambar, telah menjadi saksi bisu keperawanan seorang Dealova telah terenggut secara paksa oleh Ayah tirinya. Ibu barunya yang mengetahui hali itu tidak bisa berbuat apa-apa selain hanya menitikkan airmata.

Kebrutalan dan kebejatan Ayah tirinya tidak di lakukan hanya sekali saja, tapi berulang-ulang saat dia menginginkannya, dan di saat melakukannya Ayahnya selalu memakai alat pengamannya untuk mencari aman dirinya. Dealova semakin terpuruk dengan hati dan jiwa yang hancur.

Dengan melihat keadaan Ibu barunya yang tak berdaya sajalah yang membuat Dealova bertahan hingga dia bisa mengikuti ujian akhir kelas tiga.

Berbekal ijazah SMA Dealova ingin bekerja dan membawa pergi ibunya yang sudah tidak bisa bicara lagi selain hanya kedipan mata.

Namun keinginannya tidak terpenuhi, di malam saat dia ingin membawa ibunya pergi di saat malam itu juga ibunya menghembuskan nafas terakhir.

Hati dan jiwa raga Dealova semakin hancur, hanya rasa luka dan dendam yang menyelimuti hatinya.

Dengan keberanian penuh tanpa menghiraukan ancaman Ayahnya lagi, Dealova pergi dari rumahnya di malam gelap pergi ke kota A dengan hanya membawa beberapa baju saja.

Sampai di kota A, nasib Dealova pun tidak begitu baik karena harus bertemu dengan beberapa pria yang ingin memperkosanya beramai-ramai.

Masih beruntung bagi Dealova saat dia menangis putus asa dan pasrah saat empat orang laki-laki hendak menjamahnya, datang Johan yang menolongnya.

Seperti pepatah lama, Dealova yang keluar dari mulut harimau masuk ke mulut buaya. Pertemuannya dengan Johan mengubah kehidupannya hampir seratus delapan puluh derajat.

Hidup di kota A yang begitu besar, dengan melihat dirinya yang sudah tidak perawan dan hancur, Dealova menyerahkan hidupnya pada Johan sepenuhnya.

Dealova memulai hidupnya sebagai pelacur sewaan yang di bawah kekuasaan Johan di usianya dua puluh tahun.

Dengan arahan Johan, Dealova menjalani kehidupannya selama bertahun-tahun sebagai Mrs. Dealova yang terkenal dengan tarif yang sangat mahal.

Dealova bersedia melayani untuk bercinta hanya saat malam hari, dan itupun hampir delapan puluh persen Dealova memuaskan kliennya hanya dengan kepintaran bibirnya yang bagaikan candu bagi tiap laki- laki yang sudah merasakan terkapar di bawah bibir candu seorang Dealova.

Dan kini seorang Dealova telah berusia dua puluh tujuh tahun, dengan pekerjaan yang masih sama walau tidak sesering dulu.

Johan yang selama tujuh tahun mengenalnya mulai sedikit posesif padanya. Entah karena apa? Dealova tidak begitu pusing memikirkannya, bahkan saat Johan mengklaimnya sebagai kekasihnya Dealova mengiyakan saja.

Bagi Dealova hidupnya sudah tidak berarti, Dealova tidak pernah berharap ada orang yang menghargainya, selain melihat dirinya sebagai pelacur sewaan seperti sekarang.

"Love." panggil Johan yang membuyarkan lamunan panjangnya.

Mata Dealova berkedip, dan setitik airmata menetes di kedua sudut matanya.

Dengan cepat Dealova mengusapnya dengan jari telunjuknya.

"Hmm,..ada apa Johan? apa ada tugas malam ini untukku?" tanya Dealova menatap Johan dari cermin di depannya.

"Tidak ada tugas lagi Love." jawab Johan seraya menghempaskan tubuhnya di ranjang empuk milik Dealova.

"Johan, jawab jujur saja..apa sudah tidak ada laki-laki yang berminat padaku lagi? sudah hampir dua bulan ini aku jarang menerima pelanggan." ucap Dealova sambil menyisir rambutnya yang pirang tergerai.

"Kemarilah Love." perintah Johan menatap Dealova dari tempatnya berbaring miring.

Tanpa membantah Dealova meletakkan sisirnya, kemudian berjalan menghampiri Johan di tempatnya.

"Mendekatlah padaku my queen." ucap Johan mengulurkan tangannya saat Dealova sudah berada di pinggir ranjang.

"Ada apa Johan?" tanya Dealova yang sudah berada di samping Johan.

Johan meraih tangan lembut Dealova, dan mengecupnya dengan penuh perasaan.

"Masih banyak laki-laki yang menginginkanmu Love, apalagi dengan usiamu yang sudah matang seperti sekarang, hanya saja aku tidak ingin kamu capek-capek melayani mereka, aku tidak ingin kamu sakit love." ucap Johan dengan alasan yang tidak masuk akal di mata Dealova.

"Bukankah ini sudah pekerjaanku bertahun-tahun Johan? kenapa baru sekarang kamu perpikir kalau aku akan capek?" tanya Dealova memicingkan matanya.

Johan terdiam, untuk bisa menjawab pertanyaan Dealova dengan alasan yang lebih tepat.

"Hm, begini Love...aku sudah mendapat wanita baru untuk menggantikan dirimu, dan aku berniat kamu lebih fokus dengan pekerjaan yang lebih banyak menghasilkan uang, seperti saat ini kita terima pekerjaan dari Georgina." ucap Johan memberi alasan yang kuat untuk Dealova yang sebenarnya punya otak yang sangat cerdas.

"Hmm, begitu ya? tidak ada alasan lain lagi kan?" tanya Dealova yang akhir-akhir ini sangat heran melihat Johan yang begitu perhatian dan manja padanya.

"Tidak ada." jawab Johan dengan cepat, Johan tidak ingin Dealova mengetahui isi hatinya.

"Oh ya Love...bagaimana? apa kamu sudah mendapatkan ide untuk bisa masuk dalam kehidupan Bara Febriansyah?" tanya Johan mengalihkan pembicaraan masalah pribadinya.

"Aku sudah berpikir semalaman, dan ada satu cara untuk bisa masuk ke rumah itu dan mendapatkan hati Chelo." jawab Dealova dengan sebuah senyuman.

"Apa itu Love?" tanya Johan yang sedikit bergetar dengan senyuman Dealova saja.

"Baby sitter." jawab Dealova singkat dan pasti.

"Apa bisa Love? dari kamu menjadi baby sitter apa bisa mengambil hati Bara Febriansyah?" tanya Johan tak mengerti.

"Bukan hati Bara Febriansyah, tapi hati Chelo Febriansyah." jawab Dealova dengan suara pelan hampir tak terdengar.

avataravatar
Next chapter