1 Chapter Satu

Perpisahan adalah sesuatu yang sangat menyakitkan, tetapi itulah yang dirasakan oleh Lala setelah sekian lama. Berpisah dari kekasih yang sangat dia sayangi untuk selamanya. Kejadian 3 tahun yang lalu, dimana terjadi kecelakaan yang merenggut nyawa kekasihnya dan juga membuat Lala meninggalkan kota tempat terjadinya kecelakaan itu dan memutuskan untuk tinggal di desa bersama neneknya. Sudah lama Lala tinggal di desa ini, tetapi kenangan pahit itu masih terekam jelas dalam ingatannya. Kegiatannya hanya membantu neneknya dan melamun di pematang sawah yang sejuk dan asri berbeda dengan di kota yang udaranya sudah tidak bersih lagi. Hobinya yang suka menulis dituangkannya selama dia sedang duduk di pematang sawah, malah hampir semua tulisannya yang berupa cerpen dan puisi dimuat di berbagai majalah. Cerpen atau puisi yang selesai dia tulis dikirim lewat ayahnya yang datang setiap hari Sabtu dan honorpun diberikan ayahnya setelah mengambilnya terlebih dahulu di tabungan. Memang honor yang diberikan majalah langsung ditransfer ke rekening tabungannya, karena setiap mengirim cerpen atau puisi di dalam biodata dia tidak lupa mencantumkan rekening tabungannya, agar pihak majalah tidak repot. Dari honor tersebut Lala berikan kepada orang tuanya, neneknya dan sisanya tetap berada di tabungan untuk masa depan buat jaga-jaga kalau dia tidak menulis lagi suatu saat, walaupun kalau boleh jujur Lala tidak bisa lepas dalam bidang jurnalistik, yang sejujurnya sangat disayangkan bangku kuliah kejurnalistikkan yang dia jalankan dulu kini ditinggalkannya untuk selamanya padahal dari kecil cita-citanya kalau tidak menjadi penulis dia pengen menjadi wartawan atau reporter. Cerpen dan puisi yang dia tulis tanpa dia sadari mengenai kesedihan dan kepedihan atau istilahnya sad ending padahal selama ini setiap orang selalu menginginkan akhir sebuah cerita yang happy ending, tetapi anehnya cerpen dan puisinya selalu dimuat, mungkin ide ceritanya yang berbeda dari yang lain.

Sepuluh tahun telah berlalu, tetapi sedikitpun tidak merubah kehidupan Lala, dia masih sendiri. Setelah neneknya meninggal, dia memutuskan untuk kembali ke kota yang meninggalkan kenangan pahit, meskipun awalnya berat tetapi hidup harus tetap dia jalani, malah anehnya selama kembali ke kota ini dia mendapat ide-ide yang lebih segar dan fresh sehingga karya-karyanya makin dikenal orang. Beribu-ribu surat dari penggemar dia terima dan rata-rata mereka senang dengan karyanya dan pertanyaan yang selalu ditanyakan disurat apakah dia sudah menikah atau belum. Kalau dipikir-pikir di usia tigapuluh tahun ini, seharusnya dirinya sudah menikah, orang tuanya sendiri selalu menyuruhnya menikah, karena kakak-kakaknya semua sudah menikah tinggal dia sendiri yang belum, bagaimana mau menikah seorang pacarpun dia tidak punya karena hari-harinya dihabiskannya di depan komputer dalam kamarnya, bahkan sudah lama dia tidak pernah ke mal, restoran dan tempat-tempat hiburan lainnya, yang dulu sering dia datangi bersama kekasihnya. Dulu Lala adalah seorang gadis yang selalu ceria dan penuh dengan senyum, malah teman-teman kuliahnya menjulukinya miss smile dan kini dia berubah menjadi gadis pemurung walaupun begitu dia tetap ingin membahagiakan orang lain lewat karya-karyanya.

Sampai akhirnya dia menerima surat dari suatu percetakan yang menyuruhnya membuat sebuah novel. Ini menjadi tantangan berat buat dirinya , walaupun sudah membuat banyak cerpen dan puisi, tetapi kalau disuruh membuat novel dia harus membutuhkan waktu yang lama, tetapi setelah berpikir akhirnya dia menerima tawaran tersebut. Mulailah dia membuat sebuah novel dengan judul "Gadis Pemimpi" yang menceritakan seorang gadis yang berangan menjadi seorang penyanyi, melalui sebuah ajang nyanyi yang diadakan sebuah stasiun televisi swasta dia berhasil, tetapi perjuangannya tidak berhenti sampai disitu, malah tantangan terberat setelah menjadi pemenang dan keluar dari ajang tersebut tidak membuatnya gampang diterima perusahaan rekaman, dia tetap harus mendemokan suaranya dan menyerahkannya sendiri ke berbagai perusahaan rekaman yang akhirnya usaha gadis tersebut membuahkan hasil cukup lama. Ide cerita tersebut Lala dapatkan karena maraknya ajang nyanyi yang diadakan berbagai stasiun televisi swasta, tetapi sedikit dari alumninya yang akhirnya berhasil menjadi penyanyi sukses, malah terkadang dilupakan ketika mulai munculnya penyanyi-penyanyi baru, padahal suara mereka yang keluar dari ajang tersebut jauh lebih bagus. Selain menampilkan perjuangan gadis tersebut dalam meraih mimpinya, Lala juga membumbuinya dengan kisah percintaan sang gadis dengan produser rekamannya yang harus dirahasiakan dari penggemar sang gadis. Novel pertamanya tersebut diterima dengan sangat senang oleh pihak redaksi perusahaan percetakan tersebut. Pada mulanya Lala mengira novel tersebut tidak diterima oleh masyarakat, karena banyaknya novel percintaan dan remaja yang jauh lebih bagus dan menarik dari buatannya. Justru di luar dugaan novel tersebut laku keras di pasaran sehingga menjadi best seller dalam waktu tidak kurang dari sebulan, bahkan perusahaan percetakan tersebut menyuruhnya membuat novel yang lain. Mulailah dia membuat novel-novel yang lain dengan berbagai ide yang lebih menarik dan lain dari biasanya, sehingga hal ini membuatnya harus mulai sering keluar rumah untuk mendapat inspirasi dengan melihat orang sekitar dan lingkungan sekitarnya yang bisa menjadi referensi dalam novelnya, maklum saja sudah lama sekali dia tidak keluar kamar.

Tahun berganti tahun Lala semakin dikenal orang sebagai novelis yang terkenal dan sering diundang ke acara-acara di berbagai daerah karena keberhasilan semua novelnya yang menjadi best seller dan tidak pelit dia membagi resep kepada penggemarnya ketika dia diundang menjadi pembicara dalam acara tersebut, karena bagaimanapun ilmu itu harus dibagi kepada orang banyak, agar orang lain juga bisa sukses seperti dirinya sekarang. Oleh karena itulah sampai sekarang penggemarnya semakin bertambah banyak. Di usia menjelang 40 tahun Lala memutuskan untuk menikah, karena dia berpikir sudah waktunya menikah dan cukup dengan apa yang sudah diraihnya sampai saat ini. Lala menikah dengan dengan seorang duda beranak dua bernama Kim Won Shik yang keturunan Korea-Indonesia. Mereka bertemu ketika dirinya sedang mengadakan konferensi pers untuk peluncuran film terbaru yang diambil dari novelnya dimana calon suaminya adalah seorang wartawan. Memang karena banyak novelnya yang best seller pihak perusahaan film tertarik membuatnya sebagai sebuah film seperti yang sekarang sedang marak di dunia perfileman. Ini menjadi titik baru lagi bagi Lala yang harus dilakukannya karena selain menjadi penulis novel tersebut, perusahaan film menyuruhnya menjadi penulis skenario dari film tersebut, tentu saja antara menulis novel dan skenario berbeda jadi mau tidak mau dia harus belajar. Setelah acara konferensi pers tersebut hubungan keduanya menjadi semakin dekat dan mereka akhirnya memutuskan untuk menikah. Pernikahan Lala dan suaminya diselenggarakan dengan sangat sederhana, walaupun begitu ini menghebohkan masyarakat yang menonton dari infotainment, karena mereka selama ini tidak tahu kehidupan pribadi dirinya apakah sudah menikah atau belum satu hal yang sungguh tidak percaya oleh Lala pernikahannya diliput oleh infotainment televisi, padahal masih banyak selebriti yang bisa diliput selain dirinya.

Kini walaupun sudah menikah Lala tetap menulis selain tugasnya menjadi ibu rumah tangga yang harus mengurus dan menjaga suami, anak-anaknya dan kandungannnya yang berumur 5 bulan. Harapannya karya-karyanya tetap disukai masyarakat dan pernikahannya langgeng. Biarlah kenangan pahit yang dulu dialaminya disimpannya rapat-rapat.

avataravatar