Pertemuanku dengan Yudi menghasilkan informasi yang sangat diluar dugaan , ternyata langkah kakiku ini bukan harus hanya terletak pada satu wilayah saja , tapi aku harus berpindah kedaerah lain untuk mencari asal usul diriku , Rasanya seperti hidup di negeri dongeng atau menjadi Alice in Wonderland , aku harus menjalani sesuatu yang aku sendiri tidak mampu untuk menjalani . Aku kini hanya bisa terdiam . Dengan tatapan kosong aku hanya bisa melihat awan awan yang bergerak mengikuti mobil ini , kini Rasa ketakutan ku lebih besar dari rasa keyakinanku , menangispun aku merasa sudah tiada guna , kupejamkan mata ini agar aku bisa menerka pikiranku sendiri apakah masih seirama dengan mata bathinku .
" Anjani , jangan bengong lo ! kesambet ga ada pawang hujan niih disini..." . Oman menegurku dengan candaan.
" Anjani , gue percaya lo pasti bisa menyelesaikan semua , jangan pernah merasa lo sendirian , gue akan selalu ada disamping lo..!". Antoni berkata sambil memegang tanganku , dia memberi semangat untukku
" Terima Kasih semua , gue merasa sangat bahagia , karena di sekeliling gue , banyak orang orang yang sayang sama gue ". Aku pun berkata kepada Antoni dan Oman .
Sepintas aku membayangkan wajah Yudi , ada kesan tersendiri yang dia tinggalkan untukku . Entah apa , yang pasti , disaat aku melihat senyumnya , ada debar debar yang kurasa didalam hatiku , aku takut jika Antoni tahu , dia akan marah akan kelakuanku ini .
Perasaan ku kali ini berbeda sekali dengan perasaanku kepada Antoni .
" Tuhan.….. , ada apa dengan diriku , kenapa perasaan ku jadi begini ?". aku pun bertanya dalam hatiku .
" Heh.. lo pada ga ngerasa laper apa ? perut gue dah nyanyi nih dari tadi....!". Antoni berkata kepada kami .
" Laaah... ayook kita cari warteg dah !". Oman pun mendengar perkataan Antoni , dia langsung mem berhentikan mobil didepan rumah makan .
" Ampuun deeh kalian , perut apaan sih ? , belom lama kita makan .... sekarang sudah mau makan lagi ... hadeeeh.. tepok jidat gue..!". Dengan nada kesal aku pun berkata kepada mereka .
" Adddoooohh.... Anjani jangan samain perut gue ama perut lo laaah... gue cowok dan lo cewek , kapasitas torn nya bedaaaaa.... !" . sambil mengelus ngelus perut seperti orang yang sedang hamil , Oman berkata kepadaku .
" Hahhahaha.... iyaaa gue paham ...tenang aja Man...!"
seperti biasa , Antoni yang melerai kami .
Melihat mereka makan begitu lahapnya , aku baru menyadari betapa laparnya sesungguhnya mereka ini .
" Oman..!" makannya jangan banyak banyak nanti ngantuk lo...!" . aku menegur Oman yang makan dengan lahapnya .
" Sudah ngga papa , gue yang nyetir entar habis ini ".
Antoni menjawab perkataanku .
" Iya... ah , gantian nyetir gue mau tidur entar , lo duduk di depan entar sama Antoni yaa...". Oman menyuruhku untuk pindah posisi tempat duduk .
"he... he....he brillian juga otak lo yee !" .
Antonipun sepakat dengan Oman .
Selesai makan , kamipun melanjutkan perjalanan dan kini Antoni yang menyetir mobilnya , kamipun pindah posisi tempat duduk . Sepanjang perjalanan kali ini , tak hentinya hentinya aku manatap dan memperhati kan Antoni , mungkin otak ku sudah gila , karena aku membandingkan wajah Antoni dengan wajah Yudi .
" Mereka sama sama tampan dan gagah, sama sama pintar dan mampu berusaha ". gumam ku dalam hati .
" Anjani , lo lagi ngebayangin apa sih ? kok serius amat ngeliatin gue ?". Antoni bertanya kepadaku , membuat diriku salah tingkah jadinya .
Aku hanya bisa tersenyum membalas perkataannya.
Yang tersimpan didalam hatiku tentang Antoni adalah
dia benar benar berusaha untuk membahagiakan diriku . Aku tidak akan pernah bisa membalas per buatannya kepadaku , hanya bisa membalasnya dengan cinta , seperti cinta yang dia harapkan dariku,
" Antoni sudah beberapa hari ini kamu tidak bekerja , apa kamu tidak di tegor oleh papa ?" . Aku bertanya kepada Antoni .
" Tidak usah khawatir tentang itu, aku sudah mengurus semua dengan baik ". sambil tersenyum Antoni menjawab pertanyaan ku .
Aku hanya bisa melihat dengan pandangan bangga terhadapnya . Karena selama ini selain berusaha untuk menyelesaikan masalahku dia juga selalu menyelesai kan masalah dan tanggung jawab pekerjaannya .
" Antoni benar benar sudah menjadi pria yang dewasa".
gumamku dalam hati .
" Eh lo berdua ! jangan lo anggap gue ini nyamuk yaa , dah nyampe bloom..?". Oman pun mengeluarkan suara nya .
" Hahahhahaha.. gue hampir lupa lo ada di bangku belakang Man..!". Antoni berkata kepada Oman .
" Haaaaaiiizz... lo gitu amat sih ama temn juga ".
Dengan mulut yang merengut Oman menjawab Antoni.
" Besok gue akan pergi ke area Bandung , kalian ga usah pada ikut yaa... biar gue pergi sendiri saja ".
Aku memberanikan diri berkata kepada mereka .
" Engga boleh , gue akan mengantar lo kesana ! bukan gue keterlaluan , tapi lo belom tau daerah sana , jadi biar gue yang nemenin lo ...!" .
Antoni menjawabku dengan kalimat yang seperti biasa , yaitu tidak mengijinkanku untuk pergi ke manapun sendirian .
Dengan merengut aku pun membalas perkataannya ,
" Antoni , aku ingin pergi sendirian , aku tidak mau mengganggu jadwalmu ".
" Anjani , gue tahu lo ingin pergi tanpa gue , mungkin lo merasa di kekang sama gue , tapi ini semua karena gue sayang sama lo ...".
Antoni berkata dengan memegangi tanganku .
" Antoni , kita minggir dulu , biar gue yang nyetir , biar aman , ngeliat lo berdua kayak gini , perasaan gue ngga tenang amat ". Oman menyuruh Antoni untuk bertukar tempat .
" Sudah ngga papa , lo baru pertama kali liat Anjani dan gue dalam satu mobil , ribut ribut kecil mah ngga membuat kita berdua gantung diri , iya kan sayang..".
Antoni berkata kepada Oman .
" Yaa , terserah lah kalo begitu ". Oman pun pasrah oleh keadaan . Melihat tingkah Oman yang seperti ini Membuat diriku tertawa melihat nya.
Sesampainya dirumah aku tidak sabar menuju ruang kamar tidur , aku segera menuju tempat tidurku , karena mata dan badan ini rasanya sudah lelah dan mengantuk .
" Hei.. mandi dulu sana biar seger badannya ".
Antoni menyuruhku .
" Iya , aku tau ...". Jawabku kepada Antoni .
" Gue balik dulu ya , nanti kalo ada butuh apa apa , lo telp gue aja ya ....". Oman berpamitan kepada kami .
" Oman , terima kasih ya untuk bantuannya ".
Aku berkata kepada Oman dan menjabat tangannya .
" Weeeww... resmi amat lo ama gue ! hahahahaha....".
Oman berkata sambil menepis tanganku dan mengacak ngacak rambutku .
Setelah Oman kembali pulang , aku merasa kan ada yang janggal dan baru buat ku . Situasi yang baru bagiku inilah yang membuat ku agak canggung .
Kini hanya aku dan Antoni yang tinggal dirumah ini , biasanya walaupun kami berdua , tetapi ada banyak pembantu disana . berbeda dengan di rumahku , benar benar hanya ada aku dan Antoni .
" Anjani , rasanya tinggal berdua begini , seakan akan kita sudah menikah yaa.. hahahahahaha... nyaman rasanya ". Memerah pipi ku ini dan malu diriku ini mendengar apa yang diucapkan oleh Antoni .
Tidak dipungkiri akupun merasakan hal yang sama dengan Antoni . Kini aku benar benar serumah berdua hanya dengan Antoni .
Antoni menatapku yang tertunduk malu dihadapan nya . Aku sadar dia sedang menertawaiku , tapi aku tidak berani menatapnya , karena aku malu dan takut melihat matanya .
" Heii.. kapan mandinya , kalo masih jadi patung di situ ! apa lo mau kita mandi berdua ! hahahahaha...".
Antoni mulai menggodaku .
" Engga !.. iya ini juga mau mandi ..!" . Dengan cepat aku pun menjawab dan berlari menuju kamar mandi .
" Hahahahahahha.... Anjani , lo bakal jadi istri gue ! kenapa masih malu gitu ama gue...? hahahahahha..".
Dengan nada bangga dan merasa tak berdosa Antoni berteriak kepadaku .
Aku hanya mendengarkan suaranya dan berfikir ,
" apakah mungkin aku akan menjadi istrinya ...?"
=========== °°° ==========