1 Prolog

Gadis cantik berkuncir kuda ini tengah bersenandung kecil di koridor. Semalaman ia habiskan berjalan berduaan dengan pacarnya, Leon. Sikap nya yang romantis membuat Bintang semakin jatuh hati kepada nya.

Bintang memasuki kelas nya dengan wajah yang bahagia, membuat Karlin sahabat nya menatap heran.

"Napa tuh muka cerah amat?" Tanya nya. Bintang masih dengan muka cerah nya duduk di samping Karlin.

"Jomblo diem aja." Ejek nya.

"Di tinggalin baru tau rasa lo!" Bintang mengedikkan bahu nya acuh.

Tak lama lelaki berparas tampan, rambut acak acakan, dengan baju yang di keluarkan dan lengan yang sedikit di gulung menghampiri meja Bintang.

Bintang mendelik kesal. "Ngapain lo ke sini?" Tanya nya ketus.

Cowok itu mengeluarkan cengiran nya dan duduk tepat di hadapan Bintang. "Jutek banget si. Lagian lo yakin masih mau ngambek sama gue?" Tanya nya dengan menaik naikkan alis nya.

"Najis. Masuk kelas lo sana." Ujar nya mendorong dorong tubuh cowok itu hingga keluar kelas.

"Iya iya. Yauda gue ke kelas dulu ya. Jangan kangen." Ucap nya seraya mengacak pelan rambut Bintang.

Bintang hanya mendengus pelan lalu berbalik ke tempat duduk nya.

"Lo kenapa sih gak pacaran aja sama Raga? Kurang apa coba, dia ganteng, pinter lagi. Lagian kan lo juga udah lama deket sama Raga." Ucap Karlin.

Bintang memutar bola mata malas. Sudah banyak orang yang mencomblangkan Bintang dan Raga. Bahkan keluarga nya pun juga turut ikut.

"Denger ya gue sama Raga itu udah sahabatan dari kecil jadi gak mungkin gue sama Raga pacaran. Apalagi Raga juga udah punya Selly, dan Lo kan juga tau gue pacaran sama Leon."

"Bintang sayang, dengerin ya emang pernah Raga lebih prioritasin Selly di banding lo? Enggak kan? Dan satu lagi, gak ada yang nama nya sahabatan cewek cowok tanpa perasaan. Pasti salah satu nya ada yang mendem." Jelas nya.

Memang benar apa yang di katakan Karlin. Raga selalu memprioritaskan Bintang di banding Selly. Ia jadi ingat ketika Raga membatalkan janji nya dengan Selly karena Bintang jatuh sakit. Padahal hanya demam biasa.

Bel masuk pun berbunyi bersamaan dengan guru sejarah yang masuk ke kelas.

avataravatar
Next chapter