7 7. Rumah Freya

Freya terkejut karena melihat keadaan rumahnya yang sudah terlihat berantakan. Pecahan benda- benda di ruang tamu.

"Appa... Eomma..." teriaknya.

Terdengar suara berisik orang bertengkar.

"Aku sudah cukup bersabar Yuriya... Kau tahu Aku memberikanmu kepercayaan mengelola keuangan Perusahaan namun kau malah membuat pengeluaran sebanyak ini demi memenuhi kehidupanmu yang serba mewah! Aku benar- bena sudah jengah dengan semua ini!"

"Yobo, Aku memakai uang yang sudah menjadi hakku. Semua itu adalah hasil dari kerja kerasku jadi wajar dong jika aku mendapatkan hakku yang ini? Kau jangan mengada- ada aku melakukan pemborosan!"

Freya melihat Ayah dan Ibu tirinya bertengkar di ruang tengah.

Sang Ayah tersadar jika Putrinya telah pulang.

"Freyaya..."

"Ne, Appa..."

"Kau sudah pulang ya sayang?"

Freya hanya menunduk.

Yuri tersenyum. "Freyaya... kau sudah makan? Eomma sudah membuatkan makan malam untukmu!"

"Aku tak lapar!" ujar Freya. "Aku mau ke kamarku!"

"Baiklah Freyaya..." ujar Hansol.

Freya pun berjalan lunglai dan lemas menuju ke kamarnya.

Ia pun langsung melemparkan tubuhnya ke atas kasur.

"Aniya... aku benci dengan semua ini! Aku muak denga pertengkaran di rumah ini!"

Sementara di ruang tengah Yuri dan Hansol masih bertengkar.

"Yobo, Aku sudah berusaha membuat yang terbaik untuk perusahaan, segala tenaga dan pikiran aku curahkan untuk perusahaan. Kau tega- teganya menuduhku seperti ini?!"

"Bukan begitu Yuriya... aku tidak asal bicara, Aku punya bukti kas perusahaan ada dana yang tidak dikenali sebanyak ini! Kau tak usah playing victim! Aku hanya ingin menyelesaikan semua ini dengan baik- baik Yuri!"

"Jadi intinya kau sudah tak percaya lagi denganku kan? Itu alasan kau membuka lowongan deputi manager keuangan? Kau ingin menggeser posisiku di perusahaankan?"

"Yuri... akan lebih baik seperti ini. Aku minta maaf karena selama ini tak pernah tegas dari awal akan hal ini. Aku tak ingin rumah tangga kita menjadi hancur hanya karena pekerjaan. Aku ingin perusahaan ini lebih maju dan keuangannya lebih transparan."

"Selama ini aku tidak transparan masalah keuangan? Jelas- sekali sudah ada keterangan yang tertera yang tertera dalam laporan keuangan itu! Yobo, aku tak pernah menggelapkan uang perusahaan apalagi hanya memakainya untuk bersenang- senag saja!" bantah Yuri. "Aku sudah lelah dengan semua ini!"

Mendengar pertengkaran dari dalam kamarnya membuat Freya semakin stres dan semakin menyayat hatinya. "Keumanhae.... keumanhae... kumohon hentikan!"

Ia menutup kupingnya dengan bantalnya.

Ia tak bisa sedih mendengar pertengkaran mereka. "Aku ingin tinggal dengan Ibu kandungku saja! Disini aku tak kuat lagi!"

Akhirnya kedua orang tua Yuri pun sudah tak bertengkar lagi.

Ia pun membuka bantalnya yang dibuat menyumpal kupingnya.

Seseorang mengetuk kamar Freya.

"Freyaya... Freya... buka pintunya sayang!"

Yuri mengetuk kamar Freya kencang.

"Chamkaman..."

Freya pun membuka pintu kamarnya.

"Ne, Eomma ada apa?"

"Yuri, Eomma ingin bicara padamu."

Freya mengangguk. "Ya sudah di dalam saja."

Yuri pun masuk ke adalam kamar Freya.

Ia duduk di atas ranjang Freya.

"Eomma mau bicara apa?"

Yuri menggenggam tangan Freya. "Freyaya... kau tahu kan jika Eomma sudah menganggapmu sebagai Anak kandungku sendiri? Aku tak pernah menganggapmu hanya semata anak tiri saja?"

Freya mengangguk. "Ne..."

"Kalau- kalau Eomma berpisah dengan Ayahmu bagaimana?" Yuri seperti menahan air matanya. "Jujur, Eomma lama- lama tidak sanggup menjalani rumah tangga seperti ini dengan Ayahmu Freyaya..."

Batin Freya. Aku tidak ada urusan, aku tak peduli kalian bercerai atau tidak... aku hanya rindu keadaan yang damai, aman dan tanpa pertengkaran.

"Aku..."

"Bagaimana Freya? Kau akan sedih tidak?"

Freya hanya mengangguk. "Sedih."

"Aku juga tak ingin berpisah denganmu Freyaya... Eomma sudah sangat sayang denganmu!" ujar Yuri dengan mata yang berkaca- kaca. Ia pun memeluk Freya. "Aku sudah membesarkanmu selama 7 tahun ini. Aku tak rela berpisah darimu! Kau benar- benar sudah sepert putri kandungku sendiri!"

Batin Freya. Kalau kau mau punya anak, sebaiknya Kau lahirkan anakmu sndiri. Aku bukanlah anak kandungmu.

"Freyaya... Eomma janji akan sering menengokmu seandainya aku benar- benar jadi berceri dengan Ayahmu!" ujar Yuri menyentuh pipi Freya.

"Eomma jangan khawatir... aku akan baik- baik saja... aku yakin kau pasti bisa menemui kebahagiaanmu di tempat lain!" ujar Freya menatap Yuri dalam. "Kalau bercerai adalah jalan satu- satunya..."

**

Flashback 2005

Jerry membawa kantong plastik berisikan 1 bucket ayam goreng. Jerry membuka kamar Axl namun tak menemukan Axl. Jerry membuka pintu kamar mandi namun juga tak menemukan anak lelaki yang sudah dianggap adik kandungnya tersebut.

Axl sudah 5 bulan ini tinggal di asrama idol trainee. Usia Axl baru menginjak 12 tahun, 2 bulan yang lalu membuatnya menjadi trainee termuda dari seluruh trainee yang ada di ARK.

Axl berani kabur dari rumah saat memutuskan untuk mengejar mimpinya menjadi seorang drummer 7 bulan yang lalu padahal usianya baru menginjak 11 tahun. Ayah Axl tak merestui anaknya terjun ke dunia entertainment. Ayah Axl adalah seorang polisi berpangkat tinggi, ia mendidik anak-anaknya dengan keras bak di militer. Sejak kecil Axl sudah mengikuti berbagai bela diri seberti karate, judo, dan taekwondo. Axl yang merupakan anak lelaki kebanggan Ayahnya sekaligus menjadi kebanggan ayahnya, ia ingin Axl fokus untuk akademinya saja.

Axl yang selama ini selalu penurut, tiba-tiba menjadi pemberontak saat ia ingin mewujudkan mimpinya.

Kecintaan Axl pada drum pertama kali adalah ketika usianya baru 7 tahun ia melihat performance band yang amat memukau permainan drumnya. Sejak saat itu, Axl selalu berdoa agar suatu hari orang tuanya menanyakannya permintaan hadiah untuknya. Orang tua Axl tak pernah membelikan Axl kado ulang tahun tentu bukan karena masalah keuangan, melainkan mereka tak membiasakan anaknya mendapatkan hadiah saat ulang tahun. Axl yang juga selalu menjadi juara kelas di sekolahnya pun tak pernah mendapat hadiah sesuai dengan keinginannya, melainkan orang tuanya menghadiahkan Axl buku ensiklopedia atau alat olah raga untuknya.

Axl juga bukan anak yang cengeng dan suka merengek karena pendidikan dari orang tuanya yang keras. Dia lebih memilih memendam keinginannya ketimbang harus memohon dan merengek kepada orang tuanya.

Benar saja, saat ulang tahunnya yang ke-sepuluh orang tuanya memberikannya pilihan kado ulang tahunnya. Axl tanpa ragu minta dibelikan satu set drum kepada orang tuanya. Ayah Axl mengabulkan permintaan putra tunggalnya tersebut tanpa ragu. Namun ia tak menyangka jika putranya ingin serius menjadi pemain drum profesional.

Jerry akhirnya menemukan Axl yang tertidur di bawah kolong tempat tidurnya. Jerry menyorot Axl dengan senter yang dibawanya. Ia juga mengipasi ayam yang dibawanya agar aromanya semakin tercium. Penciuman Axl yang cukup tajam, membuatnya terbangun karena aroma ayam goreng yang dibawa Jerry.

Axl membuka matanya dan merangkak dari kolong tempat tidur mengikuti aroma aym goreng itu. Axl kaget karena Jerry yang membawakannya makanan tersebut.

"Axlna… Kenapa kau bisa tertidur di kolong tempat tidur? Aku bingung mencarimu kemana-mana, aku kira kau kabur. Lagi pula ini musim dingin, kau bisa kena flu jika terlalu lama berada disana!"

"Aniya Hyung, Disini justru tempat ternyaman bagiku."

Jerry menarik tangan Axl. "Xel, palli... cepat keluar dari kolong, ini ada Paman Kwak Jihoon."

Flashback selesai

***

avataravatar
Next chapter