3 Yang telah terjadi dan belum terjadi

Justru Aditya ingin bertemu dengan Bintang untuk memutuskan janji yang telah mereka berdua buat. Karena ia sudah berjanji kepada Dinar dan bulan depan adalah pernikahan mereka.

Kini Aditya dalam situasi yang serba salah. Ia yang berniat menolong Dinar dan seolah menjelma menjadi superhero kesiangan namun justru menghancurkan hatinya sendiri dan juga perasaan Bintang yang ia yakini pasti akan sangat kecewa jika tau perihal rencana pernikahannya yang bahkan terkesan mendadak.

Setelah bertemu dengan kakaknya kini Aditya berjalan dengan lunglai. Ia yang berencana ingin menemui Bintang untuk menjelaskan segala sesuatunya kepada perempuan itu kini justru mendapat kabar jika Bintang sudah tahu semuanya, bahkan ditambahkan memergoki dirinya yang sedang berpelukan dengan Dinar di Singapura. Aditya tentu saja bisa membayangkan bagaimana hancurnya hati perempuan itu dimana terlebih selama beberapa bulan ini ia memang tak pernah menghubungi Bintang dan malah ia sendiri bersama dengan perempuan lain dengan posisi sedang berpelukan, tentu saja perempuan itu merasa hatinya sangat hancur.

Kini mau tidak mau Aditya harus tetap menjelaskan semuanya kepada Bintang ia tak ingin membuat Bintang berharap lagi. Ia masih ingat kata-kata Bintang yang bilang jika ia harus meminta bintang untuk berhenti jika memang tak ada kemungkinan lagi bagi mereka untuk bersama lagi.

***

Sore ini seorang perempuan mengendarai motor matiknya memasuki jalanan gang yang sempit ia sampai harus menjalankan laju motornya dengan sangat lambat karena ada sebuah mobil yang berhenti dan terparkir tepat di depan gang rumahnya. Gang yang sebenarnya hanya mampu untuk satu motor saja, kini bahkan aksesnya di halau oleh sebuah mobil yang terparkir tepat di ujung jalan tersebut.

Perempuan itu tampak kesal ia memilih turun dari mobilnya dan berniat untuk meminta sang pemilik mobil untuk memundurkan mobilnya agar ia bisa lewat. Ia sudah lelah seharian bekerja ia ingin segera istirahat namun jalannya menuju rumah yang sudah di depan mata malah tertutup oleh sebuah mobil hitam mewah sialan ini.

Tok tok tok.

Bintang mengetuk kaca jendela dengan kasar berharap sang pemilik mobil menurunkan kaca jendelanya karena ia perlu bicara. bintang sendiri juga lupa jika bahkan dirinya masih mengenakan sebuah helm.

Tok tok tok

Bintang mengetuk nya berulang kali ia menaikkan kaca helmnya dan berusaha mengintip pada kaca mobil.

'Mungkinkah jika pemiliknya tidak di dalam?' batin Bintang.

Saat ia mengintip sambil menggerutu kesal tiba-tiba saja kaca jendela itu bergerak turun menampakkan sesosok orang yang tengah duduk di dalamnya memandangnya dengan tatapan yang dalam. Tanpa Bintang sadari sedari tadi sang pemilik mobil memperhatikan Bintang dan memandangnya dengan penuh kerinduan.

Kedua mata yang saling bertemu itu tiba-tiba hanya bisa saling terdiam padahal tadi Bintang sudah ingin memaki sang pemilik mobil. Kini keduanya seolah terpaku bagai waktu terhenti. Bintang sendiri hanya bisa tercengang dengan apa yang dilihatnya bahkan kini seolah ia tak punya tenaga walau hanya untuk menyapa.

"Hai.." ucap seseorang di dalam mobil dengan nada yang garing.

"Kau..?" suara Bintang terdengar parau seperti tercekik.

Bintang sama sekali tak percaya dengan apa yang dia lihat apa yang ada di depan matanya bagaikan sesuatu yang tidak nyata. Terkesan semu, namun berasa ada. Seperti mimpi, nyatanya ia terjaga. Lidahnya terasa kelu ia ingin menyapa namun ada sebuah rasa gengsi. Kini Bintang hanya bisa terdiam ia tak tau harus berkata apa. Dan harus bersikap bagaimana.

Aditya sosok yang berada di dalam mobil pun mengalami hal yang serupa apalagi melihat ekspresi dari Bintang sungguh membuatnya tak tega jika harus bicara jujur kepadanya.

Setelah hanya mampu saling menatap selama sepersekian detik mereka berdua memecah keheningan dan mencoba untuk bersikap biasa, walaupun jelas saja tak akan pernah bisa untuk biasa.

"Maaf kau menghalangi jalanku. Aku mau pulang." ucap Bintang dengan nada cuek.

"Aku ingin bicara padamu. Bisa kita bicara?"

Ingin rasanya Bintang menolak. Namun ia juga butuh penjelasan tentang apa yang ia libat di singapore dan tentang apa yang terjadi selama mereka tak berkomunikasi. Pada akhirnya Bintangpun mengangguk setuju. Aditya memundurkan mobilnya sejenak lalu ia turun dari mobilnya dan berbicara dengan Bintang.

Bintang memutuskan untuk bicara di bawah tower di dekat rumahnya. Disana cukup sepi dan cocok untuk bicara berdua.

Keduanya yang masih merasa saling canggung bingung untuk siapa yang harus bicara Leboh dulu. Diam-diam Bintang mengamati sosok pria di sampingnya rambut yang dulu panjang hampir sebahu dan tiba-tiba di pangkas pendek kini sudah tumbuh memanjang lagi. Dan jujur saja Bintang lebih suka penampilan Aditya dengan rambut pendeknya. Jika begini ia seperti orang yang sedang frustasi.

Sementara itu Aditya sendiri juga melihat Bintang yang tampak sangat berbeda 180 derajat dari yang ia lihat dulu. Bintang yang ia kenal dulu tampil apa adanya dengan rambut yang hanya diikat kebelakang tanpa riasan sedikit pun. Baju yang biasa di kenakan Bintang juga hanya setelan kemeja dan celana dengan warna merah hitam yang merupakan seragam cleaning service di perasaannya.

Namun kini Bintang menjelma menjadi sosok yang berbeda. Ia tampil dengan pakaian yang sangat rapi sebuah baju tunik berwarna salem dengan tali yang diikat kesamping. Ia juga mengenakan sebuah bando kecil diatas kepalanya. Tak hanya itu ia juga tampak merias wajahnya dengan riasan tipis namun tak cantik. Berbeda sekali dengan dulu Bintang yang bahkan bermandikan peluh saat bekerja di perusahaan DD GROUP. Jujur saja kini Aditya terpesona dengan sosok Bintang yang ada di hadapannya. yang dulu saja sudah bisa membuatnya tertarik, apa lagi dengan penampilan baru seperti ini. Aditya seolah jadi semakin berat untuk melepas Bintang. Namun ia datang kemari bukan untuk memulai kembali hubungan dengan Bintang justru ia datang untuk mengakhiri hubungan mereka.

"Kapan kau datang?" ucap Bintang memecah lamunan Aditya yang terpesona dengan sosok di sampingnya.

"Hmm beberapa hari yang lalu."

"Ku dengar kau sekarang menjadi seorang sekretaris?"

"Ya. Aku jadi sekretaris pak Arya. Itu juga berkat Bu Amanda."

"Kau tampak sangat berbeda."

"Kau juga. Rambutmu sudah panjang lagi." ucap Bintang hal yang sebenarnya tak ingin ia sampaikan justru keluar begitu saja dari mulutnya.

"Oh emm iya." Aditya jadi canggung sendiri ia bingung harus memulai dari mana untuk jujur pada Bintang.

"Sebenarnya apa yang membuatmu tiba-tiba datang kemari? Kenapa tiba-tiba kau ingat untuk mencari ku?" tanya Bintang yang seolah menyindir pria di sampingnya. Dan jujur saja mendengar hal itu hati Aditya sendiri juga terasa sakit.

"Sebenarnya aku datang kemari untuk meminta maaf kepadamu."

"Untuk?"

"Untuk apa yang telah terjadi dan yang belum terjadi."

Bersambung..!!

avataravatar
Next chapter