1 Tak mungkin berubah pikiran

Setelah acara tukar cincin usai antara Aditya dan juga Dinar, keduanya sama-sama menyembunyikan perasaan masing-masing dari keluarga. Senyum yang di paksakan itu mereka coba untuk sama-sama tak terlalu menunjukkannya didepan keluarga.

Bagaimana tidak, meski kini mereka sudah bertunangan dan pernikahan sudah disepakati bulan depan namun nyatanya mereka memang tidak saling mencintai.

Aditya memang tulus ingin bertanggung jawab atas kehamilan Dinar yang bukan berasal dari benihnya. Ia sendiri juga tak tak kenapa ia bisa mengambil keputusan besar seperti ini namun melihat Dinar yang menangis tersedu-sedu saat James meninggal dalam kecelakaan dimana pria tersebut adalah ayah biologis dari bayi yang di kandung Dinar membuat Aditya merasa jika ia perlu bahkan harus melindungi gadis itu.

Jika di tanya apakah ia menikahi Dinar karena merasa iba? Jawabannya mungkin benar. Karena jujur saja ia sama sekali tak pernah punya perasaan dengan Dinar. Dulu setiap kali mereka bertemu yang ada mereka hanya akan bertengkar dan saking mencela satu sama lain.

Adit yang memiliki sifat dingin dan ketus jauh berbanding terbalik dengan Dinar yang memiliki sifat ceria, cerewet, serta ceplas-ceplos mirip sifat adiknya yang bernama Adinda. Padahal Dinar sendiri satu tahun lebih tua usianya dari pada Aditya. Apalagi Aditya memiliki julukan khusus untuk dinar yaitu si Ratu ceroboh. Karena tiap bertemu dengan gadis itu ia merasa jika Dinar selalu melakukan sebuah kecerobohan.

Namun kecerobohan Dinar kali ini sungguh fatal hingga ia bisa hamil di luar nikah dengan seseorang di negeri orang.

"Jika kau ingin berubah pikiran ini belum terlambat Dit." ujar Dinar tiba-tiba.

"Berubah pikiran untuk apa?"

"Kau tak perlu menghancurkan masa depanmu sendiri hanya demi aku, hanya karena kau kasihan kepadaku."

"Kita sudah melangkah sejauh ini. Mana mungkin aku berubah pikiran. Keputusan yang ku ambil memang terkesan konyol tapi aku iklas melakukannya." ujar Aditya.

Keduanya kini bicara berdua di perkebunan teh milik keluarga Dinar. Mereka sengaja menepi dari keluarga masing-masing yang masih saling membicarakan tentang persiapan pernikahan yang cukup mendadak dalam waktu yang singkat.

"Entahlah. Aku harus membalas kebaikanmu ini dengan apa?"

"Aku juga tidak tau."

"Jika kelak kau ingin meninggalkanku katakan saja. Aku akan dengan sangat siap melepasmu karena kau sepertinya hanya titipan untukku." ucap Dinar.

Dinar sendiri juga bingung harus bagaimana bersikap kepada Aditya yang notabene lebih muda darinya namun ternyata lebih bisa bersikap dewasa darinya. Kini Aditya siap untuk menikahi dirinya dan menjadi ayah dari anak yang ia kandung. Tapi kelak mungkin ia tak akan pernah mendapatkan sebuah cinta darinya dan apakah Aditya juga akan mampu mencintai anaknya kelak?

.

.

Kini keluarga Danudirja harus pamit undur diri dan Aditya pun juga harus pergi. Kedatangan keluarga Danudirja yang begitu mendadak untuk melamar Dinar masih membuat Adinata shock. Semua ini terlalu mendadak baginya karena putrinya yang tiba-tiba pulang dari luar negeri ternyata justru kini berbadan dua.

"Ayah mungkin memang bisa menerima hal ini namun tantu saja Ayah masih merasa kecewa denganmu." ucap Adinata kepada putrinya.

Dinar sendiri hanya bisa tertunduk karena merasa bersalah. Ia menyadari kesalahannya yang telah mengecewakan keluarga bahkan membuat malu.

"Maaf Ayah." ucap sesal Dinar sambil tertunduk menahan laju air matanya.

"Untunglah kita kenal dengan keluarga Adit. Dan untung saja Adit adalah orang yang bertanggung Jawab dan keluarganya juga setuju. Mereka itu orang terpandang tapi masih mau menerima semua ini." ucap Adinata dengan tegas.

Entah apa yang terjadi jika Adinata tau yang sebenarnya jika semua ini hanya sebuah rekayasa yang Dinar dan Adit atur sedemikian rupa. Entah apa yang terjadi jika Ayahnya tau, atau mungkin kedua belah pihak keluarga tau jika semua ini hanya sebuah kebohongan bahwa bukan Adit orang yang menghamilinya.

"Ayah dulu merasa sangat bangga kepadamu karena kau bisa mendapatkan beasiswa hingga sampai ke jepang. Harapan Ayah terasa begitu besar kepadamu agar kau bisa membanggakan Ayah. Namun nyatanya apa? Kau terjerumus dalam pergaulan bebas. Untunglah kau melakukan hal itu dengan orang indonesia terlebih dengan keluarga orang terhormat yang mau bertanggung jawab. Bagaimana jika kau hamil dengan orang luar yang tak mau bertanggung jawab?"

Deg..

Jantung Dinar seketika mau copot mendengar hal itu. Karena faktanya ucapan Ayahnya itu memang benar. Ayahnya seolah seorang cenayan yang bisa melihat yang sesungguhnya. karena fakta yang sesungguhnya memang seperti itu. Dan apa yang terjadi ini bukanlah sebuah kenyataan melainkan sebuah kompromi.

Dinar tak bisa berkata-kata lagi ia mulai menangis hingga butiran air mata tak hanya membasahi pipi nya tapi juga menetes membasahi bumi. Ia teringat akan James yang mencoba untuk mangkir dari kenyataan dan tak mau bertanggung jawab atas kehamilannya.

***

'Aku akan mencobanya. Aku akan mencoba untuk menunggumu. Tapi aku mohon jika kau merasa memang tak ada jalan untuk kita bersama nantinya beritahu aku lebih awal. Beritahu aku untuk berhenti menunggumu.'

Aditya masih ingat betul ucapan tersebut yang seakan terngiang-ngiang di dalam pikirannya dan di anatara kedua telinganya. Adit merogoh saku celananya ia memandang lekat lekat sebuah ikat rambut lusuh berwarna ungu berhiaskan sebuah ornamen dengan bentuk strawberry. Sebuah benda yang baginya merupakan jimat. Jimatnya untuk tetap merasa bahagia selama jauh dari orang yang ia sukai dan ia sayangi.

Berbulan-bulan yang lalu ia pernah berjanji kepada Bintang untuk menjadi orang yang sukses. Ia pernah meminta Bintang untuk menunggunya serta menjaga hatinya untuk tak di berikan kepada pria lain.

Namun kini kenyataannya ia yang menjadi seorang pengkhianat. Ia telah mengkhianati janjinya sendiri. Ia meminta orang lain menunggunya sementara ia sendiri justru kini sudah dipastikan untuk menikah bulan. depan dengan Dinar.

Selama ini komunikasi Aditya dan Bintang terputus karena Aditya sibuk mengejar pendidikannya. Ia ingin lulus lebih awal dan membuktikan kepada Bintang bahwa ia bisa menjadi seorang lelaki yang Bintang harapkan. Lelaki yang bisa memimpin sebuah perusahaan dengan baik sehingga bisa di banggakan.

"Aku harus bertemu dengan Bintang. Bagaimanapun aku harus menjelaskan hal ini kepada Bintang." gumam Aditya.

Walau ia sendiri tak tau apakah gadis itu bisa memaafkan nya atau tidak. Ia sendiri merasa jika kesalahannya kali ini sangat fatal. Ia meminta Bintang menjaga hatinya untuk orang lain dan menyimpannya hanya untuk nya, namun nyatanya Dia sendiri yang menunggkari janjinya sendiri. Entah akan seperti apa reaksi Bintang nanti. Dan apakah Bintang bisa untuk memaafkan nya.

Sebagai lelaki jujur saja Aditya merasa sangat malu tapi mau Bagaimana lagi. Ia sudah terlanjur membuat keputusan. Bahkan keputusan konyol nya ini sekarang melibatkan dua anggota keluarga dan juga nasip seorang perempuan.

avataravatar
Next chapter