19 Mencari perempuan pengganti

"Lalu kapan kau akan mendapatkan perempuan pengganti Tiara?"

"Untuk itu Bram belum bisa memastikannya ma.."

"Pokoknya mama gak mau tau. Mama tetap gak mau membatalkan pernikahan kamu. Sudah banyak yang mama persiapkan."

"Tapi ma.. Ini bukan semacam sayembara mencari jodoh. Ini adalah masalah pernikahan yang Bram ingin hanya sekali seumur hidup. Mana mungkin Bram dengan mudahnya bisa mendapatkan seorang perempuan dalam waktu singkat?"ucap Bram dengan nada memelas.

"Masa bodoh. Pokoknya mama gak mau tau."

"Memangnya mama mau punya menantu itu perempuan yang gak bener macam Tiara? Nyari perempuan yang baik itu juga susah apalagi dalam tempo waktu yang singkat. Bukankah kita harus mengenal dan mencari tau tentang bibit,bobot, dan bebetnya juga?"

"Huh. oke. Oke.. mama akan ngasih kamu tenggang waktu untuk mencari perempuan pengganti yang tepat. Dan mama akan gak akan bawel lagi. Tapi sekali lagi lagi mama tetap gak mau membatalkan rencana pernikahan kamu. Kau tetap harus mencari perempuan yang tepat untuk kamu nikahi."

Seketika panggilan telepon di putus sepihak oleh perempuan di ujung sana yang tampak kesal. "Hufftt.." Bram mendesah dengan kasar tak habis pikir mamanya masih aka melanjutkan rencana pernikahannya yang gagal karena calon istrinya mengkhianatinya. Namun justru mamanya meminta seorang perempuan pengganti. Menurut Bram hal ini sangat tidak masuk akal. Meski ia sudah punya rencana untuk membawa Bintang ke tempat pernikahan adiknya Amanda agar ia tak terlihat jomblo dan terkesan punya gandengan baru. Namun untuk menikah tak mungkin pula ia meminta Bintang untuk menjadi istrinya sementara mereka bahkan kenal belum terlalu lama.

***

"Hei Bram. Jadi ada apa gerangankah hingga kau memintaku untuk bertemu disini? Apakah ada sesuatu yang penting?"

"Ah tidak juga hanya ingin ngobrol-ngobrol aja."

Bram memang sengaja mengajak Arya untuk bertemu di salah satu kafe saat jam istirahat Arya. Kebetulan juga Bram sedang kosong jadwalnya untuk hari ini, tak ada jadwal operasi di rumah sakit.

"Tak ada asap kalau tak ada api. Aku yakin pasti ada sesuatu." ucap Arya menyindir saudara sepupunya itu.

"Ya kau memang benar. Jadi ini karena mama."

"Memangnya kenapa dengan tante Mira? Apakah ada masalah?" tanya Arya yang tak mengerti.

"Kau ingat aku pernah cerita jika pernikahanku akan di langsungkan akhir tahun ini bukan?"

"Ya.. Aku ingat." Arya mengangguk karena mamanya juga pernah bercerita tentang hal itu.

"Beberapa waktu yang lalu ternyata tunangan ku itu berselingkuh. Dia mengkhianatiku dengan selingkuh bersama pria lain."

"Benarkah? Sepertinya aku belum pernah dengar berita ini dari mama."

"Ya karena mamaku sendiri juga belum mengatakan hal ini."

"Lalu bagaimana? pernikahannya batal dong?"

"Seharusnya begitu tapi mama bersikukuh ingin tetap meneruskan pernikahan ini dan tetap di akhir tahun."

"Apa? Maksudnya bagaimana? Apakah kau tetap ingin menikah dengan orang yang telah mengkhianati mu?"

"Tentu saja tidak. Kami bahkan sudah putus dan dia sudah memutuskan untuk membatalkan pernikahan kami."

"Lalu maksudnya tante mira apa dengan akan tetap meneruskan pernikahanmu akhir tahun nanti..?"

"Nah itulah masalahnya. Mama ingin aku mencari perempuan pengganti yang bisa aku nikahi akhir tahun nanti menggantikan Tiara, tunangan ku yang ternyata memiliki kelakuan yang busuk itu."

"Tapi ya mana bisa cari wanita pengganti dalam waktu beberapa bulan saja. Atau memang sekarang kau sudah punya pacar baru Bram?"

"Belum lah.. Aku sendiri juga bingung dan pusing. Mama sama sekali kekeueh dengan keputusannya. Mama ingin membuktikan kepada kluarga tiara kalau aku bisa mendapatkan perempuan yang lebih baik dari putrinya. Tapi ya masalahnya aku harus cari dimana? Cari pacar aja susah apa lagi cari istri, terlebih tempo waktunya singkat. Pusing aku Ya." Bram mengambil napas dalam sambil menyandarkan punggungnya pada kursi.

"Memangnya kau ingin istri dengan kriteria yang seperti apa?"

"Semua laki-laki pasti ingin punya istri yang sempurnalah, yang cantik, baik, pengertian. Aku rasa semua itu relatif. Tapi masalahnya untuk bisa tau seseorang itu baik atau tidak kan kita harus melalui tahap pendekatan. Harus memahami baik buruknya sifatnya, keluarganya. Aku saja yang sudah mengenal Tiara lebih dari tiga tahun masih kecolongan dan di khianati seperti ini. Apalagi hanya dan tempo waktu beberapa bulan saja."

"Ya, ya. Aku bisa mengerti hal itu lalu sekarang kau mau aku membantumu apa?"

"Sebenarnya aku ingin tau sedikit tentang sekretarismu itu."

"Bintang? Jadi apakah kau suka pada Bintang?" tanya Arya dengan kaget.

"Bukan begitu, aku beberapa kali bertemu dengannya dan dia termasuk orang yang baik. Hanya saja kau kan bossnya. terlebih sebelum menjadi sekretarismu katanya Bintang juga bekerja di perusahaan istrimu, jadi aku yakin kau atau Amanda pasti tau banyak lah tentang dia. Menurutmu dia bagaimana?"

"Tunggu, tunggu. Kalau kau minta tolong dengan bertanya padaku tentang seluk beluk Bintang jujur saja aku juga tidak tau. Karena dia sendiri baru beberapa bulan menjadi sekretaris ku. Tapi jujur saja menurutku dia memang gadis yang baik. Dia adalah tipe orang yang bekerja keras, mau belajar dan tidak mudah menyerah."

"Lalu aku dengar dia juga pernah di khianati oleh kekasihnya. Apa kau tau akan hal itu?"

"Uhuk.. Uhukk.." Arya yang baru saja menyeruput kopinya mendadak tersedak mendengar pertanyaan dari Bram. Ternyata Bram tau jika Bintang sebelumnya di khianati oleh kekasihnya. Tapi apakah dia juga tau kalau orang itu adalah adiknya Amanda?

"Kau kenapa?"

"Ah tidak apa-apa, hanya tersedak. Hubunganku dengan Bintang kan hanya sebatas atasan dan bawahan jadi untuk masalah asmara tentu saja aku tak ingin ikut campur terlalu dalam. Tapi kalau kau minta pendapat padaku tentang bagaimana Bintang aku bisa menjamin jika dia adalah perempuan yang jujur dan baik hati. Dia bukan tepe perempuan yang neko-neko. Dia hanya tinggal bersama ibunya dan berjuang sangat keras untuk ibunya."

Mendengar penjelasan Arya, Bram hanya mengangguk-angguk karena ia sendiri juga merasakan hal seperti itu. Ia juga merasa jika Bintang memang orang yang baik.

"Lalu apakah kau mau menjadikannya istrimu sebagai istri pengganti seperti yang diinginkan oleh tante mira?"

"Entahlah Arya. Aku masih bingung dan pusing memikirkan hal itu, tapi menurutmu apakah Bintang akan setuju jika dengan tiba-tiba aku melamar nya? Kan rasanya lucu. Jika aku yang baru beberapa kali bertemu dengannya dan tak terlalu dekat dengannya tiba-tiba saja melamar nya untuk aku jadikan seorang istri. Sementara perasaan diantara kita saja juga belum tercipta." Bram bingung karena ia bahkan belum punya suatu perasaan sayang ataupun cinta pada Bintang. Walah jujur saja ia kagum dengan sosok Bintang.

Bersambung..!

avataravatar
Next chapter