20 Kandidat istri

"Kalau kata aku. Aku sih setuju kau bersama Bintang. Dia orang yang sederhana dan baik. Aku akan merasa lega jika ia punya pasangan sepertimu." Arya senang karena Bram rupanya berniat untuk menjadikan Bintang sebagai istrinya. Setidaknya Bintang akan mendapatkan pria yang jauh lebih baik baik dari pada Aditya yang hanya bisa mengkhianatinya dan meninggalkannya untuk perempuan lain bahkan menghamili perempuan lain. Arya lebih senang jika sepupunya itu bersama dengan sekretarisnya.

"Aku akan memikirkannya kembali. Untuk saat ini aku memang tak ada pilihan gadis lain selain Bintang. Dan setelah mendengar jawabanmu aku rasa Bintang merupakan kandidat yang baik untuk di jadikan seorang istri." ujar Bram.

Kedua pria itu kini melanjutkan acara ngopi mereka dengan berbincang tentang masalah lain. Masalah keluarga dan juga masalah karir masing-masing.

Sebenarnya Arya sama sekali tak menyangka jika takdir akan berjalan seperti ini. Di saat adik iparnya menyakiti seorang perempuan kini justru sepupunya hadir dengan maksud untuk mencari istri. Bram dan Bintang yang notabene sama-sama di khianati oleh kekasih masing-masing rupanya mempunyai jalan sendiri untuk saling di pertemukan.

Sebenarnya Arya setuju dan bahkan sangat senang jika keduanya memang benar-benar bisa bersama, sebagai bosnya Arya tau jika Bintang adalah gadis yang baik. Dan ia juga senang jika sepupunya mendapatkan seorang istri seperti Bintang karena sejauh yang ia kenal Bintang, tak ada nilai buruk untuk gadis itu.

Bram sendiri setelah mendengar jawaban dari arya juga berpikir jika Bintang memanglah jawaban dari semua pertanyaannya. Bintang adalah gadis yang cocok untuk di jadikan istri, kesederhanaan Bintang pasti akan membuat mamanya setuju dengan pilihannya. Hanya saja kini yang jadi permasalahannya, maukah Bintang menikah dengannya dalam waktu yang mendadak seperti ini? Terlebih diantara keduanya sama sekali tak ada perasaan suka maupun cinta.

***

Arya kembali ke kantor nya setelah bertemu dan berbincang dengan sepupunya. Selama dalam perjalanan ia memikirkan apa yang di katakan oleh Bram. Sebenarnya ia setuju dengan keputusan Bram yang ingin menjadikan Bintang sebagai seorang istri. Memang ada a baik nya karena Bintang sendiri juga baru saja mengalami putus cinta dan di khianati oleh Aditya. Terlebih sebentar lagi Aditya akan menikah dengan wanita lain.

"Selamat siang Pak.." sapa Bintang yang melihat Arya berjalan menuju ruangannya.

"Siang. Apakah ada jadwal lain hari ini untuk ku?"

"Tidak pak Arya. Hanya saja tadi pihak dari singapore menelpon jika mereka ingin pertemuan minggu depan di ajukan. Dan saya telah mengatur pertemuan pada jadwal anda yang kosong tiga hari lagi." ujar Bintang dengan sopan.

"Baiklah begitu juga boleh. Lebih baik maju dari pada mundur."

"Iya pak. Saya juga tau mungkin minggu depan anda juga sudah Mulai sibuk untuk mengatur pernikahan pak Aditya."

"Emm.. Ya mungkin saja begitu, meskipun pernikahan sudah ada pihak yang mengaturnya. Tapi sepertinya kau benar, lagi pula Amanda sedang hamil jadi tak mungkin ia ikut mempersiapkannya jadi mungkin aku yang harus turut andil." Bintang mengangguk. Tak ingin membahas hak ini terlalu jauh Arya pun kembali ke ruangan nya.

Bram memang tak secara langsung meminta bantuan kepadanya untuk mendekatkan dirinya dengan Bintang. Namun Arya merasa jika mungkin saja ia bisa membantu keduanya agar mereka bisa menjadi pasangan.

Melihat ekspresi dari Bintang yang membahas tentang pernikahan Aditya sepertinya gadis itu sudah tak terlalu sedih seperti sebelum-sebelumnya. Mungkin saja sekarang Bintang memang sudah bisa iklas dan melupakan Aditya. Meskipun Arya tau pasti jika hal itu tak semudah seperti yang ia lihat.

Di saat Arya tengah berdiam diri dan berpikir, tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu dari luar. "Ya masuk..!" ucap Arya yang menduga jika yang mengetuk pasti adalah Bintang.

"Tara.. Kejutan…!!" rupanya yang datang adalah Amanda yang membawa bekal makan siang untuk suaminya. "Maaf aku terlambat seharusnya aku kesini sebelum makan siang. Pasti kau sudah makan ya?" ucap Amanda dengan wajah sedikit menyesal.

"Emn tidak juga. Aku tadi hanya minum kopi dan sepotong roti saja. Aku tadi bertemu dengan Bram."

"Tapi kenapa hanya makan roti. Kau kan butuh energi sayang jadi kau harus makan." Amanda mulai mengeluarkan bekal makan siang yang ia bawa dan menyusunnya di atas meja.

"Ya tadi memang keasyikan ngobrol sampai lupa mau makan."

"Hmm… Memangnya ngobrolin apaan sih serius banget sampai lupa makan." tanya Amanda sambil mengambikkan seporsi makanan untuk suaminya lengkap dengan lauk pauk yang di bawanya.

"Kau tau Bram sedang mencari istri."

"Bukankah dia memang sudah bertunangan dan akan menikah akhir tahun nanti? Sepertinya dia pernah bercerita padaku seperti itu."

"Ya. Kisah cintanya dengan tunangannya itu kandas di tengah jalan. Mereka membatalkan pernikahan mereka. Namun tidak dengan tante Mira yang masih tetap ingin Bram menikah akhir tahun nanti."

"Haa? Maksudnya bagaimana? Kalau mereka putus lalu dengan siapa Bram harus menikah? Aneh banget."

"Nah itu dia. Tante Mira meminta Bram untuk mencari perempuan pengganti tunangannya itu. Tante Mira sudah melakukan banyak persiapan jadi ia tak ingin acara pernikahan sampai batal."

"Tapi bagaimana mungkin Bram bisa mencari wanita pengganti dalam waktu singkat? Ini istri lo. Bukan nyari sperpart untuk kendaraan yang mudah dicari dan langsung cocok."

"Nah itu dia masalahnya. Bram sudah berusaha menolak. Tapi tante Mira tetap bersikukuh dengan keputusannya. Hal ini ia lakukan sebagai pembuktian kepada keluarga perempuan yang mengkhianati Bram. Tante mira ingin menunjukkan jika tanpa menikah dengan putrinya, Bram juga bisa mendapatkan perempuan lain yang lebih baik." ucap Arya menjelaskan sambil mengunyah makanannya.

"Aneh sekali. Tapi jikapun Bram berhasil mendapatkan perempuan pengganti apakah mereka bisa saling mencintai? Akhir tahun hanya tinggal beberapa bulan lagi lo."

"Ya. Sebenarnya Bram sudah punya kandidat siapa perempuan itu."

"Benarkah? Siapa?"

"Bintang." jawab Arya dengan mantap. Sementara Amanda justru terbelalak tak percaya dengan apa yang di katakan oleh suaminya.

"Bintang? benarkah?" tanya Amanda yang masih tak percaya.

"Ya tadi dia bertemu denganku untuk menanyakan hal ini. Ia ingin berkonsultasi dan meminta pendapatku tentang Bintang."

"Lalu?"

"Menurutku tak ada salahnya jika mereka bersama bukan. Bram dan Bintang rupanya sama-sama pernah mengalami penghianatan cinta. Jadi mungkin saja keduanya bisa sama-sama move on."

"Tapi apakah Bintang akan setuju dengan hal ini? Aku rasa tak akan semudah itu bagi Bintang untuk bisa melupakan Adit."

"Mungkin kau benar. Tapi bukankah hidup harus berjalan maju. Lagi pula Aditya juga sebentar Lagi sudah akan menikah. Jadi tak mungkin Bintang masih berlarut-larut memikirkan kisah cintanya dengan Adit sementara Adit sendiri sudah memiliki istri bahkan sebentar lagi Adit akan menjadi seorang ayah." terang Arya.

Bersambung..!

avataravatar
Next chapter