5 Kepalsuan

Masa kini.....

Map biru muda yang ada di tangan Sheril jatuh ke lantai, Sheril seperti tidak mampu bahkan hanya memegang 2 lembar kertas dan dua buku kecil tipis yang ada di dalam map itu.

Dua kertas yang bertanda tangan itu, Sheril tahu betul siapa yang memiliki tanda tangan di atas materai yang tertera di sana, dan buku kecil tipis yang terlihat sangat tidak asing baginya berada di antara dua kertas itu terselip di dalam map yang tadi di berikan oleh ibu mertuanya.

"Apa maksud semua ini Mah....??????? Apa ini yang mamah maksud aku harus mengerti hanya dengan satu kali melihatnya???? Apa mamah pikir aku bisa melakukannya?" Sheril bertanya pada mertuanya yang tidak juga membalikkan badannya untuk menatap wajah menantunya yang tengah bertanya serius padanya.

"Mah lihat aku!!! Aku ingin mamah menjelaskan sendiri padaku, apa semua maksud semua ini??? Apa mamah dan Mas Dipo sedang mengerjai aku? Tolong katakan sesuatu padaku Mah, aku sama sekali tidak mengerti dengan semua ini".

Tanpa membalikkan tubuhnya, Bu Devi berbicar dengan nada dingin "apa kamu bahkan sudah membaca dua kertas yang bertanda tangan disana? Jangan banyakk bertanya, baca saja itu, dan kamuakan mengerti dengan semua yang sebenarnya terjadi selama ini".

Sheril langsung meneteskan air mata, sebenarnya ia telah membaca isi dari kertas yang bertanda tangan Dipo di sana dengan sekilas dan dia tahu isis dari surat itu, namun ia seperti tidak bisa langsung mempercayai apa yang ia baca begitu saja, dia terus meminta penjelasan pada Ibu Devi, ibu mertuanya.

"Tidak Mah, itu tidak mungkin benar, aku tahu Mas Dipo, dia tidak akan melakukan hal serendah itu padaku, dia mencintaiku, dia menyayangiku, mamah tahu itu" Sheril menangis sejadi-jadinya di sana, sambil duduk di lantai dengan lutut menjadi tumpuannya. Matanya terus memandang punggung ibu mertuanya yang saat itu benar-benar terlihat angkuh, bahkan hanya memandang bagaimana bahunya begitu tegap tanpa rasa bersalah tercermin di sana.

Ibu mertua yang selama ini selalu Sheril segani, telah benar-benar menunjukan sisi lainnya hari itu.

"Surat itu benar adanya Sheril, mamah memberitahu ini pada kamu sekarang karena istri Dipo tengah mengandung dan dia berada di Bandung, berada jauh dari Dipo, ayah dari jabang bayi yang tengah di kandung oleh Natasya dan semua itu dikarenakan keberadaan kamu yang terus menempel padanya, mamah sudah tidak tahan lagi terus bersandiwara mengikuti semua permintaan Dipo demi kamu" Ibu Devi seperti tidak menghiraukan lagi air mata yang terus jatuh di pipi Sheril, dan berbicara dengan tanpa rasa bersalah sedikitpun pada menantunya itu.

"Selama ini Dipo menyembunyikan kebenaran tentang Natasya, yang juga istri dari Dipo, dia terus ingin menjaga perasaanmu dan selalau tidak menemukan waktu yang tepat untuk mengatakan semuanya padamu, apa kamu bahkan tidak menyadari perubahan sikap Dipo padamu, dari saat kalian pertama menikah dan kemudian sikapnya beberapa tahun terakhir ini? mamah tidak menyangka bahwa kamu akan terus berada di sampingnya, meskipun Dipo telah benar-benar menunjukan padamu bahwa ia tidak lagi menginginkan kamu, jadi karena mamah bosan menunggu tindakan Dipo yang sangat tidak pasti, mamah ungkapkan semua kenyataan ini sekarang dan mama harap kamu bisa menerima ini, itu surat cerai yang harus kamu tanda tangani, sisanya biar mama dan ayah yang urus, kamu akan mendapatkan semua yang tertulis di surat itu, baca baik-baik dan selesaikan dengan cepat!!" Ibu Devi seakan berbicara seperti manusia berdarah dingin, tidak mungkin dirinya tidak tahu bagaimana perasaan Sheril saat itu.

"Mah,,, apa mamah betul-betul berbicara tentang Mas Dipo suamiku? Putra mamah? Bukankah dia suamiku, bagaimana bisa dia memiliki istri lain tanpa sepengetahuanku? Dan bagaimana bisa mamah mengetahui tentang hal itu namun membiarkan semuanya begitu saja? Apa yang sebenarnya yang coba mamah lakukan ke dalam kehidupan rumah tanggaku dengan Dipo?" Sheril bangkit dari posisi dia sebelumnya dan berjalan mendekat pada ibu mertuanya, yang terus memperlihatkan keangkuhannya di hadapan Sheril yang tengah terpukul.

"Mamah dan ayah yang mengenalkan Dipo dengan Natasya, dan Dipo menyetujui pernikahan itu, jadi pada intinya, Dipo juga menginginkan pernikahan itu, soal mamah dan ayah, kamu tahu sendiri, kami berdua menyetujui kamu untuk akhirnya bisa masuk ke rumah ini karena kami tidak ingin Dipo semakin menjauh dari kami disini, karena terus memilih untuk terus bersama kamu di awal pernikahan kalian. Dan akhirnya Dipo pun sadar, bahwa kamu bukanlah yang terbaik untuknya" Bu Devi memandang tajam pada Sheril, dan berkata dengan penuh keyakinan. "Dipo hingga saat ini tidak tega untuk memberikan surat cerai ini, jadi mamah mohon, jika kamu betul mencintai Dipo, berikan kebahagiaan ini padanya, kebahagiaannya adalah Natasya dan calon bayinya sekarang, lepaskan Dipo, tandatangani surat cerai ini, dan segera pergi dari rumah itu, sebelum Dipo pulang dari Bandung besok malam".

Ibu Devi kemudian meraih map biru yang tergeletak di meja dan mengambil salah satu kertas yang tidak lain merupakan surat cerai yang harus segera Sheril tanda tangani. "Kamu bisa baca disini, banyak tunjangan yang kamu bisa dapatkan denga menandatangani surat cerai ini, hiduplah dengan tenang dan lupakan Dipo, mamah mohon pada kamu!!!".

Mata Sheril melihat ke arah di mana letak foto pernikahan dirinya dan Dipo adn berjalan ke arah dimana foto itu dipajang tanpa memperdulikan apa yang dikatakan oleh ibu mertuanya.

"Apa mamah tahu????? Cintaku untuk Dipo kenapa terus bertahan hingga saat ini, meskipun dia telah banyak berubah, aku menyadari semua perubahan dalam dirinya, tapi aku tetap bertahan karena aku memiliki harapan bahwa suatu hari ia akan kembali seperti dulu, Dipo yang sangat hangat dan begitu mencintaiku, Dipo yang dulu mampu meyakinkanku untuk menerima pinangannya, aku bertahan karena harapan itu hingga saat ini, dan surat yang mamah pegang saat ini, tetap tidak bisa mematahkan harapanku, aku ingin Dipo menceraikan aku secara langsung, surat cerai itu akan aku tanda tangani langsung setelah Dipo dengan tegas mengatakan Talak padaku, foto ini, kenapa mamah harus memajangnya di rumah ini jika memang kalian semua tidak ada yang menyukaiku selama ini???? Aku hidup dengan semua sandiwara kalian, dan jika benar yang mamah katakan soal Dipo, bahwa dia sekarang memiliki istri yang tengah mengandung, aku bisa menyadari itu, kekuranganku yang tidak bisa memberikan keturunan hingga saat ini mungkin menjadi alasan kalian tidak menerimaku, tapi aku tidak menyangka mamah dan ayah bisa menikahkan Dipo dengan wanita lain di saat kalian tahu bahwa aku adalah istri sahnya, selain kalian yang memiliki hak terhadap Dipo sebagai orang tuanya, harusnya kalian tidak melupakanku yang juga memiliki hak terhadap Dipo sebagai istri sahnya" Sheril menghapus air matanya dan mencoba berdiri tegap menahan tubuhnya yang semakin lemah karena rasa terkejut dan kesedihan yang teramat dalam dan mengambil foto yang terpajang di meja hias yang ada di ruangan itu.

avataravatar
Next chapter