webnovel

PROLOG

Sayangnya untuk generasi ke 6 keluarga Adiyaksa itu yakni Anggara telah di vonis sang dokter bahwa dia tidak akan pernah bisa mempunyai keturunan, hal demikian membuat Anggara berpikir keras untuk bisa mempertahankan hartanya karna jika tidak ia harus bersiap merelakan harta tersebut jatuh ke tangan sang paman. Ia tak perduli jika anak itu harus perempuan yang terpenting ia bisa membuat sang istri hamil, berbagai cara sudah ia coba namun semua itu tak ada yang berhasil.

Anggara terlihat prustasi hingga disuatu ketika ia mabuk dan bertemu dengan seorang gadis miskin dan terjadilah sesuatu yang tidak ia inginkan. Padahal ia sudah menikah dengan wanita pilihan sang paman, karna semenjak Ayahnya meninggal pamannya itulah yang menjadi orang tuanya. Namun di usia pernikahannya yang sudah satu tahun sang istri masih saja tak kunjung hamil hingga keduanya memeriksakan diri ke dokter dan terjadilah Vonis dokter tersebut.

Dua bulan setelah peristiwa naasnya dengan gadis yang tak ia kenal itu tanpa diduga ternyata sang istri divonis hamil oleh sang Dokter, dengan usia kehamilan sekitar 4 Minggu. Anggara teringat dengan perbuatan bejatnya beberapa bulan yang lalu, ia langsung menuju ke lokasi untuk memastikan bahwa gadis itu hamil atau tidak, Namun sayangnya ia tidak berhasil menemukan jejak gadis itu.

* * *

Disebuah pusat Rehabilitasi kejiwaan..

"Bagaimana kondisinya dok.. ??" Seseorang bertanya kepadanya tatkala ia memeriksa seorang gadis terbaring di ranjang pasien.

"Hari ini cukup stabil, kita lihat saja perkembangan berikutnya. Apakah kemarin dia masih sering histeris..??" Dokter balik bertanya.

"Iya Dok.. mungkin ia sedang teringat sesuatu, karna pada saat itu ia berteriak 'jangan' sambil memohon."

"Baiklah.. kita biarkan saat ini ia beristirahat."

Ujarnya seraya keluar dari bangsal dengan diikuti Asistennya.

"Saya minta laporan Dokter Obgyn sekarang, dan bawa ke ruangan saya." Pintanya.

"Baik Dok..!!" Asisten tersebut langsung menuju ruangan berikutnya.

Masih teringat jelas kala itu tanpa sengaja ia melihat seorang gadis yang sekarang sudah menjadi pasiennya dengan mata tertutup dianiaya dan di usir oleh orang tuanya sendiri di jalanan, padahal gadis itu sudah memohon ampun dan meminta maaf. Namun sang Ayah sepertinya sudah sangat kecewa hingga ia dengan tega meninggalkan gadis itu sendirian di tepi jalan.

Dokter Bryan sebelumnya tak ingin ikut campur karna ia pikir orang tua tersebut akan kembali lagi untuk menjemput sang putri namun sayangnya sampai si gadis tak sadarkan diri kedua orangtuanya tak kunjung tiba. Dengan sigap Dokter Bryan langsung menghampirinya dan membawa gadis itu ke Rumah Sakit terdekat.

Laki-laki itu begitu shock ketika melihat keadaan gadis tersebut, kondisinya memperhatikan dengan luka lebam di sekujur tubuh dan sekitar wajah bahkan ada sedikit bercak darah juga yang mengalir di kakinya. Namun yang membuatnya semakin terpukul adalah ketika mendengar keterangan Dokter Obgyn,

"Ia mengalami pendarahan ringan, namun jangan khawatir janinnya sangat kuat meski baru berusia 12 minggu, ia masih bisa dipertahankan.. segera hubungi keluarganya, karna sepertinya pasien mengalami gangguan psikis." Dokter Bryan sudah tahu akan hal itu karna ia sendiri adalah seorang psikiater.

"Jadi dia sedang hamil.. !!" Batinnya menjerit.

Spontan Laki-laki itu langsung tertunduk lemas, ia tak habis pikir dengan keputusan orang tua si gadis yang mungkin saat itu mereka tak sanggup menanggung malu karna kehamilan putrinya tersebut. Hingga dengan sengaja mereka membuangnya disuatu tempat yang sudah pasti gadis itu tidak akan pernah tahu sama sekali keberadaannya sendiri, karna matanya sengaja ditutup.

Dokter Bryan memandangi wajah gadis itu, kini ia bingung langkah apa yang seharusnya ia ambil. Ingin sekali ia melaporkan perbuatan orang tua gadis itu kepada polisi, tapi sepertinya tidak mungkin karna kondisi orang tua tersebut sangat memprihatikan. Badannya kuyuh seperti menahan beban berat, pakaiannya juga lusuh sedikit terkoyak.. apalagi istrinya yang saat itu terlihat berantakan. Ia histeris dan berusaha menolong tapi tak berdaya karna matanya tak bisa melihat, sedang ia tengah dipegangi seseorang. Kemungkinan mereka semua berasal dari daerah pinggiran, keluarga yang serba kekurangan.

Tak lama kemudian gadis itu terbangun, ia memegangi kepalanya yang terasa nyeri dan meraba raba perutnya yang masih rata.

"Anda baik-baik saja.. janinnya pun sehat..!!"

Dokter Bryan langsung membuka suara, tapi tiba-tiba..

"PERGI.. PERGI KAMU.. !! JANGAN GANGGU SAYA..!! TOLONG.. !!! SAYA TIDAK MAU.. TOLONG..!!. TOLONG JANGAN SAKITI SAYA.. SAYA MOHON..!!" Teriaknya seraya melemparkan apa saja yang dapat ia raih, kedua kakinya ditekuk dan ia kemudian menutupi kedua telinganya, gadis itu sangat histeris.

"Suster.. tolong bantu saya !! pegangi dia.. saya akan memberinya obat penenang dosis rendah..!!" Sang Dokter Obgyn langsung panik.

"Bapak sebaiknya segera urus pemindahan ibu ini ke pusat Rehabilitasi kejiwaan.. karna demi kenyamanan bersama dan untuk kebaikan ibu ini juga." ujarnya seraya meninggalkan ruangan ketika gadis itu sudah sedikit tenang.

Tok.. tok.. tok...!! Suara ketukan pintu menyadarkan Dokter Bryan dari ingatan tentang pasiennya 6 bulan yang lalu.

"Masuk...!!"

"Ini dok laporannya.." Asisten itu menyerahkan berkas tersebut yang kemudian langsung diambil oleh sang Dokter.

"Saya permisi Dok..!!" pamitnya undur diri.

Dokter Bryan membuka map tersebut dengan penuh hati-hati, ia mengambil berkas-berkas itu dan membacanya.

INTAN MAISIE JAUHAR... 20 tahun, 40 Minggu, HPL: 14 Agustus. HB: Normal, Lila: Normal.

Sepintas ia melihat kalender, disana sudah terpampang angka 14 yang sudah dilingkari Dan ternyata itu hanya tinggal beberapa hari lagi. Laki-laki itu kembali melihat berkasnya dan dihalaman berikutnya ia melihat gambar foto 4D hasil USG pasiennya.

"Perempuan.." ucapnya lirih, tatkala ia melihat hasil USG yang bertuliskan jenis kelamin.

"Dia pasti manis seperti mu Tan, Kamu dan bayimu sudah berjuang dengan sangat keras.." imbuhnya lagi seraya mengusap usap Foto tersebut.

"Aku akan memberinya Nama BERLIANA FARDA JAUHAR, yang berarti Batu pertama yang berharga. Sama seperti aku menamai mu.. Aku berjanji akan menjaga dan melindungi kalian berdua seumur hidupku." dr. Bryan terlihat memejamkan mata, ia meresapi pikirannya dengan khalayan penuh suka cita sambil ia tempelkan gambar itu di dadanya. Namun tiba-tiba handphone nya berbunyi.

"Tuan besar.. maaf.. kapan pulang, tuan muda KENZA ngambek lagi..!!" Suara seorang wanita terdengar di sebrang telpon.

dr. Bryan Dominique Jauhar.spKJ adalah Dokter Spesialis Kejiwaan, ia seorang single parents 30 tahun beranak satu. Istrinya meninggal 5 tahun yang lalu ketika melahirkan KENZA, ia bekerja di sebuah rumah sakit pusat Rehabilitasi kejiwaan ternama di daerahnya. Ketidaksengajaannya menolong Intan kala itu ternyata mampu membangkitkan kembali rasa tertariknya kepada seorang wanita, Hingga ia berani membiayai semua pengobatan Intan dari A sampai Z. Meski ia tidak begitu mengenal Intan, namun ia percaya bahwa intan adalah gadis yang baik.

dr. Bryan memberi nama baru kepada Intan semata-mata hanya ingin gadis itu melupakan masa lalunya yang begitu menyakitkan. Menurutnya Intan adalah sosok gadis yang sangat berharga, ia bersinar diantara tumpukan batu hingga laki-laki itu berharap suatu saat tidak akan ada lagi yang memandangnya sebelah mata karna ia benar-benar sangat berkilau seperti namanya.

dr. Bryan berjanji akan menikahi Intan setelah gadis itu melahirkan dan memberikan kebahagiaan seutuhnya kepada ibu dan anak tersebut meski usia keduanya terpaut jauh yakni 10 tahun. Namun hal itu tidak menjadi kendala keduanya untuk melangsungkan pernikahan, bahkan dr. Bryan tidak menyembunyikannya dari Kenza sang Anak.

Next chapter