webnovel

Salah Satu Anak Buah Yaswar Terkuat [Arc Wijen Village Bagian 3]

Ledakan yang menimbulkan kepulan asap tebal serta serpihan material tersebut perlahan menghilang. Tidak tampak Ado dan Listi di posisi semula, membuat semua orang tanpa terkecuali Tricker merasa terkejut.

"Ke mana dua orang itu? Seharusnya mereka sudah menjadi mayat gosong di sana," ucap Tricker sambil menatap heran ke arah area bekas ledakan.

Marcell, Farha, dan Uday pun merasa bingung, ke mana gerangan Ado dan Listi. Tidak mungkin tubuh keduanya langsung menguap oleh ledakan barusan mengingat ledakan tersebut tidak sekuat bom atom.

"Semoga mereka berdua baik-baik saja. Ledakan itu sangat mematikan. Aku heran, orang ini sangat ahli dalam trik yang tidak terbayangkan. Atau jangan-jangan dia peminum Telur Naga," ucap Uday sembari menggelengkan kepala.

"Telur Naga?" Farha melihat ke arah Uday.

"Entahlah. Menurut kabar yang masih diragukan kebenarannya bahwa ada beberapa jenis telur naga yang jika diminum akan memberikan peminumnya kekuatan aneh yang sangat tidak terbayangkan," tukas Uday sembari berusaha menggunakan sihirnya, namun gagal karena terhalang ikatan ketat dari triknya Tricker.

Sedangkan Marcell, tampak berusaha menahan sakit yang tidak tertahankan akibat anak panah yang menancap di punggungnya.

"Si keparat itu harus mendapat balasannya! Awas saja kau, dasar tukang sulap brengsek!" rutuknya.

"Terus saja bicara. Memangnya kalian tidak merasa bersalah karena sudah memasuki wilayahku? Kalian telah mengganggu kesenanganku bahkan membunuh orang-orang andalanku!" Tricker menatap dengan marah ke arah Uday dan kawan-kawan.

Ketika Tricker sedang berbicara tersebut, mendadak seseorang menikamnya dari belakang. Serangan tersebut sukses mengagetkannya.

Selain serangan dari belakang tersebut, seseorang juga muncul dari arah lain kemudian menghantamnya menggunakan pukulan tinjunya.

Akibatnya Tricker langsung terdesak. Hingga ia pun jatuh telentang di atas tanah. Ia juga meringis kesakitan karena tikaman tersebut sukses mengenai punggungnya.

"Bangsat! Beraninya menyerangku dari belakang!" Tricker lantas menjentikkan jarinya dengan tujuan menyerang dua orang yang baru saja membokongnya.

Dua orang yang adalah Ado dan Listi lantas tiarap ketika dua butir bola peledak melayang ke arah mereka berdua.

Duarrrrrrr

Dua bola tersebut meledak bersamaan tepat di atas dua orang yang sedang tiarap itu.

"Ado!" seru Uday tertahan.

"Listi!" Marcell berteriak sambil melihat ke arah Listi yang terkena ledakan.

"Kalian mencari Yaswar, bukan? Tidak usah berharap tinggi-tinggi agar menemukannya karena aku adalah satu dari tiga orang kuat andalannya. Kalian akan mati segera dan tidak akan mendapatkan kesempatan bertemu Yaswar bahkan bertemu dua orang kuatnya yang lain!" Tricker berdiri penuh kemenangan saat Ado dan Listi berhasil ia pecundangi.

Ado beringsut sedikit sambil meringis. "Kau ada rencana?" katanya sambil melihat ke arah Listi.

Listi menggeleng. "Aku tidak bisa menghadapi trik yang berdasarkan kekuatan supranatural. Itu sangat di luar kemampuanku. Kakek guru tidak mengajarkanku bagaimana cara menghadapi pengguna kekuatan supranatural," tukasnya.

"Pikirkan cara, Listi. Kita bisa saja mati sebelum berhasil menemukan Yaswar. Kita kan tidak mau kedatangan kita kemari sia-sia karena kalah sebelum tujuan tercapai," kata Ado sambil berusaha bangkit.

Tiba-tiba suatu bongkahan batu menerjang ke arahnya dan mengurungnya dengan cepat. Ado pun kelabakan karenanya.

"Oh, tidak! Aku terkena triknya!" pekik Ado sambil meronta.

"Ado! Bertahanlah!" Listi menggapai tangan Ado, namun suatu sulur tanaman dengan cepat merambat ke arah tangannya yang hendak meraih tangan Ado.

Listi refleks menjauhkan tangannya sembari bergulir. Ia kemudian teringat sesuatu.

"Baiklah, trik untuk menghadapi musuh biasa akan kembali kugunakan untuk melawannya." Listi mengambil bungkusan dari sakunya.

Bungkusan gembung tersebut ia lemparkan ke arah depan.

Whuuuussshh

Asap hitam pekat menguar keluar dari bungkusan yang pecah itu. Asap hitam mengepul sangat tebal sehingga menghalangi pandangan semua orang termasuk Tricker.

"Kau mau bermain-main denganku, nona manis? Ayo, akan kuladeni kau!" Tricker menjentikkan jarinya.

Beberapa ekor ular dengan cepat melata ke arah di mana posisi Listi berada. Ular-ular berbisa tersebut dipastikan dapat membunuh target dalam sekali patuk. Apalagi ularnya berjumlah lebih dari satu.

Blarrrrrr

Mendadak bongkahan-bongkahan batu yang menindih Ado berhamburan sehingga ia pun bebas. Ado dengan cepat melompat ke arah Tricker yang kemudian disambutnya dengan puluhan lembar tali yang sangat kuat.

Ado pun terikat tali-tali itu hingga tidak berkutik. Saat itu, Tricker memang berfokus pada Ado yang baru bebas dari bongkahan-bongkahan batu.

Karena terlalu berfokus pada satu musuh, ia tidak menyadari jika musuh lain menikamnya kembali di belakangnya.

"Ingat, musuhmu bukan hanya satu!" kata Listi sambil menancapkan pisaunya berkali-kali ke punggung Tricker dengan cepat.

Tricker pun tak ayal roboh dengan punggung dipenuhi luka tusuk serta darah yang. mengucur.

"Sialan! Beraninya main keroyok!" Tricker pun terkulai di atas tanah setelah duet Ado dan Listi berhasil mempecundanginya.

Setelah Tricker berhasil dirobohkan, tali-temali yang membelit Ado dan Uday pun terlepas. Begitu pun dengan sepasang jebakan tikus yang menjepit kedua telapak kaki Farha.

Sedangkan Marcell tidak termasuk yang terbebas dari triknya Tricker. Anak panah tersebut masih menancap di punggungnya, sehingga Listi dan Uday pun bekerjasama untuk mencabutnya dari punggung Marcell.

"Karena ini bukan benda miliknya, maka yang terjadi sama sekali berbeda dengan tali-tali dan jebakan tikus miliknya," ujar Uday setelah selesai mencabut anak panah dari punggung Marcell.

"Terus akan kita apakan dia?" tanya Farha sambil berdiri di hadapan tubuh Tricker yang telungkup di atas tanah.

"Kita paksa dia agar menunjukkan di mana Yaswar berada. Bukankah itu yang seharusnya?" tukas Ado sambil menghampiri tubuh Tricker. "Dia pingsan. Kita belum bisa mengorek keterangan darinya."

Setelah selesai berurusan dengan Tricker, maka Ado dan kawan-kawan dengan membawa Tricker, meneruskan perjalanan menuju area lain Desa Wijen.

Mereka kini menuju suatu bukit yang dipenuhi rumah-rumah bahkan hingga ke puncak.

Bukit yang tinggi tersebut sejauh mata memandang hanya warna-warni rumah-rumah yang berjejer.

Untuk memasuki perkampungan di bukit tersebut, Ado dan kawan-kawan harus melewati pintu gerbang yang juga dijaga pasukan berpakaian pesilat serta bersenjata senapan dan crossbow.

"Bukit sangat penuh oleh pemukiman. Apa para penduduknya tidak takut longsor, ya? Padahal aku tidak melihat sebatang pohon pun di bukit itu," ujar Uday sambil menghentikan langkahnya.

"Itu benar-benar indah. Aku ingin sekali ke sana. Pasti di sana sangat menakjubkan," kata Listi yang kedua matanya tampak berbinar saat melihat pemukiman yang memenuhi bukit nan tinggi itu.

"Kita memang akan ke sana. Tapi kita harus hati-hati karena bisa jadi Yaswar berada di sana. Tepatnya di puncak bukit," kata Farha sambil menatap ke arah bukit tersebut.

Sementara Ado, tanpa berkata sepatah kata pun terus berjalan hingga mencapai pintu gerbang dan dihadang para penjaganya.

"Ado, tunggu dulu! Kita harus bersama-sama," seru Listi sambil menyusul Ado bersama Marcell.

Sementara Farha dan Uday menyusul kemudian sambil menyeret pedati dengan tubuh Tricker di atasnya.

~~~~~[]~~~~~

Next chapter