1 Terpaksa

"Apa lagi yang bisa kamu harapkan selain mengikuti? Mau menolak, hm?" ucap pria di depan Silvia.

Keduanya tampak tengah berbicara hal menarik dan itu membuat mereka serius. Meski selama perbincangan, pria bertubuh besar nan tinggi itu terus mendominasi perbincangan dibandingkan Silvia yang hanya menggeleng, dan terus menolak.

"Beruntung lah kamu mendapatkan saya sebagai pria malam itu. Bukan mau sombong, tapi saya pria bertanggung jawab. Saya ingin menikahimu, dan menjadi ayah untuk anak itu."

Sang pria menatap perut Silvia yang sudah sedikit membesar. Ya, wanita ini tengah mengandung. Kurang dari tiga bulan lebih tepatnya.

Pria itu menunjuk ke arah itu dengan mata sedih, menghela napas, seolah menyayangkan jika Silvia selaku ibu dari janin ini tidak berniat sama sekali menikah dengannya.

"Kenapa kamu tidak ingin menikah dengan saya? Apa kekurangan saya? Kamu terus menggeleng dan menolak. Saya sudah baik hati terus mengejarmu. Menemanimu selama tiga bulan ini. Hey, kamu kira tiga bulan yang saya hadapi sungguh muda?" lanjut pria itu jengah.

Namun Silvia terus menggeleng. "Dan untuk saya?" dia memulai pembicaraan. "Apa situasimu lebih rumit? Saya kira tidak. Kamu hanya berusaha mengambil hati saya, supaya mendapatkan apa yang kamu mau. Kamu yang memperkosa saya, mendadak baik setelah menolehkan luka teramat dalam di hati dan jiwa saya. Luka itu tak akan mampu lepas, sampai kapanpun! Beruntunglah kamu tidak saya laporkan ke polisi, kalau tidak … Mari kita lihat ntah bagaimana rupamu di sana tanpa nutrisi yang baik memasok tubuhmu tiap hari!"

Huh. Menghela napas, ntah sudah berapa kali Pria itu seperti ini tanpa henti. Menghela napas dikarenakan lelah terus membujuk Silvia yang keras kepala. Ya, setidaknya itu kalimat yang tepat untuk Silvia yang selama tiga bulan ini tak berani ditaklukkan pria seperti Devan itu.

"Sudah saya katakan, saya akui saya salah. Tapi saya hanya menawarkan benefit yang lebih menarik dengan menikahi saya. Perut kamu, lihat perut kamu. Semakin besar karena anak kita tubuh di dalam sana. Dia senang di dalam sana. Makanya dia sehat. Tapi dia akan semakin senang dan semakin sehat kalau kamu menginginkan tawaran menarik ini. Apa kamu tidak berfikir, apa yang terjadi jika saja semua orang tau kalau kamu hamil di luar nikah? Kamu akan dikucilkan, terus hidup dalam kesedihan di mana kamu menyesali hidup karena tidak mengikuti kemauan saya sebagai ayah dari janin itu. Ayolah, Silvia. Menikah. Aku janji, tak akan

avataravatar