webnovel

01. Kisah Akhir Sivilion

Di dalam kastil di ruang bawah tanah tersembunyi, terdengar suara seorang pria mengucapkan hal yang sama secara berulang ulang setelah bunyi statis, suaranya datang dari sebuah hologram di tengah ruang tersembunyi pada labirin bawah tanah istana

"hei mungkin jika seseorang telah menemukan ini kami telah lama mati, aku hanya ingin menyampaikan satu hal, jika kamu adalah orang yang tepat harta tersembunyi disini akan menjadi milikmu. Kau mungkin bertanya apa alasanku, sesimpel aku tak akan lama lagi hidup.

Jadi daripada aku menyerahkan semua ini kepada orang dalam yang mungkin tak dapat mengerahkan 100% kekuatan asli peninggalan ku, aku hanya akan membuat kontes ini, untuk masa depan kekuatan lebih penting daripada kenalan"

didepan hologram seorang lelaki berambut panjang acak acakan mendengarkan semuanya dengan seksama, sikapnya sangat dingin dan terlihat sedikit melankolis di dalam tatapannya.

"jika aku menemukan ini lebih awal, mungkin kota terakhir kami dapat diselamatkan, huuuh sayangnya itu semua masa lalu, mari perbaiki masa depan Vili jangan membicarakan masa lalu"

Laki laki bernama Sivilion itu berdiri, menepuk debu disekitar badannya dan membuka pintu besar dungeon, meskipun ukurannya sangat besar dan tidak main main tapi Sivilion berhasil membukanya dengan mudah.

Dibalik pintu adalah ruangan yang sangat luas dengan hanya 1 singgasana di tengah ruangan, tak seperti lingkungan disekitarnya yang sudah banyak retak dan rusak, singgasana itu terpatri dengan megah disana, tak bergerak tak berkutik

memusatkan aura berwarna hijau di matanya ia melihat informasi singgasana itu

[Singgasana Raja Pertama]

sebuah singgasana milik raja pertama yang disimpan dan diabadikan disini, tidak pernah berpindah sejak ada disini, namun ada sesuatu yang aneh menyelimutinya.

lvl : - (tipe barang)

habit : - (barang)

alignment : chaotic neutral

danger lvl : 6 (danger sense dibagi menjadi 10 tingkatan dengan 1 sebagai paling aman dan 10 sebagai paling berbahaya)

___________________________________________

mengapa singgasana ini ada disini, pikir Sivilion saat ia memperhatikan nya dari jauh, tapi tiba tiba ia mengernyit, ia berkata pada diri sendiri "mayat siapa yang duduk disana" dan sekali lagi ia menggunakan skill investigasi nya

[Tubuh Tanpa Jiwa Penjaga Singgasana]

Tubuh tanpa jiwa yang bergerak hanya dengan nalurinya, untuk menjaga singgasana yang didudukinya ia tak segan merobek siapapun yang mencoba mendekati singgasana

lvl : 561

habit : bermeditasi, membaca, merobek tubuh orang

alignment : lawful evil

danger : 9

___________________________________________

Saat ini mayat itu bangun dang memegang pedang di pinggangnya seakan ini adalah situasi pertarungan hidup san mati baginya

memasang kuda kuda, tubuh sang penjaga tersebut melakukan dash menuju Sivilion dan mengayunkan pedangnya secara vertikal, Sivilion yang merasakan bahaya dan melihat itu segera melompat mundur

ia mengambil kesempatan itu untuk menyerang sang penjaga dengan panah yang diresapi dengan sihir explosion

tubuh sang penjaga tak menciba untuk menghindar sehingga anak panah itu mengenai tepat dikepalanya dan meledak seketika

namun Sivilion tak bersantai, karena danger nya adalah 9 tak mungkin bisa dibunuh dengan begitu mudah. Dan benar saja tubuh sang penjaga keluar dari kepulan asap

Selangkah demi selangkah ia keluar, meskipun gerakannya masih kaku namun tidak nampak ada satupun bekas luka yang tertinggal diatas tubuhnya.

Sivilion mengetahui fakta jika tubuh sang penjaga ini sangat kuat, namun ia tak menyangka akan semengerikan ini, ia berharap setidaknya muncul beberapa luka, tapi sang penjaga terlihat masih utuh dan tanpa luka

sang penjaga sekali lagi men dash maju lalu melakukan gerakan menebas, ia mengayunkan pedangnya ke samping ke bawah dan menusuk ke arah sivilion

sedangkan sivilion sendiri menangkis serangan serangan ini dengan 2 dagger nya lalu sekali lagi melompat mundur untuk menghindari tusukan pedang itu.

Sivilion merasa ia harus serius saat menghadapi sang penjaga ini, ia mulai merapal mantra dengan 2 dagger di tangannya ia merapal mantra untuk memberikan dorongan kekuatan pada dirinya dan menerapkan efek paralyz. Sebenarnya ia tak benar benar harus merapal, namun ia telah lama mengembangkan kebiasaan untuk merapal mantra nya terlebih dahulu sejak kecil.

mengambil ancang ancang, ia menendang tanah dengan keras mempersempit jaraknya dengan sang penjaga, ia menunduk untuk menghindari sapuan pedang sang penjaga lalu menusuk dada sang penjaga dari samping lalu berputar kebelakang nya dan merobek kepala sang penjaga dengan dagger nya yang lain

zraat!

suara robekan daging terdengar kepala sang penjaga berhasil dirobek dari tubuhnya. hingga tubuh sang penjaga jatuh terduduk ditempat membuatnya berfikir bahwa pertarungan telah berakhir.

lalu Sivilion berjalan mendekati singgasana lalu duduk diatasnya. huh rasanya nyaman dan tidak timbul rasa tidak nyaman sama sekali. Sivilion memejamkan matanya untuk beristirahat dan mencerna semua ini

ia menutup matanya dan beristirahat saat ia mendengar siulan udara yang robek menuju dirinya, ia menggunakan tangannya sebagai perisai secara tak sadar , lalu saat ia membuka matanya ia melihat tubuh tanpa kepala sang penjaga menebas tangannya dari kiri

meskipun tidak membuat tangannya terputus, lukanya masih cukup dalam karena tangan kirinya hampir robek. tak dapat menggunakan dagger karena kedua tangannya terluka ia memikirkan sebuah cara untuk meloloskan diri.

saat ia hendak menarik tangannya dan melompat keatas, tubuh tanpa kepala sang penjaga menghalangi pergerakan nya dengan cara menusukkan pedangnya melalu pundak Sivilion menembus singgasana dibelakangnya

"aaaaaah dasar kau anak haram, dan 20 kata umpatan lainnya"

'ugh mari berfikir sicil apa yang harus dilakukan jika begini terus kau akan mati, berfikir berfikir berfikir, ayo ayo ayo... aha!'

Sivilion berusaha mengangkat tangan kirinya, mengarahkannya ke dada sang penjaga lalu merapal inferna bomb.

seketika suara ledakan keras terdengar. tubuh yang meledak karena efek spell inferna bomb adalah tubuh sang penjaga, tak adalagi objek yang mungkin berpotensi menyerang nya, Sivilion kembali lega.

membuka inventori nya ia mengeluarkan sebuah sebotol ramuan berisi cairan berwarna kuning ke oranye an didalamnya.

menggunakan semua kekuatan yang tersisa di tangan kirinya ia menenggak habis isi botol itu, dan nampak tangan kirinya mulai sembuh wedikit demi sedikit.

mendapatkan kembali kekuatan di tangan kirinya, ia mencabut pedang panjang yang tertancap di pundak kanannya.

Karena jarak antara dirinya dan gagang pedang cukup jauh, ia harus kembali menjadi sangat galak terhadap dirinya sendiri dan mencabut keluar pedang itu dengan mendorong bilah nya keluar.

memerlukan beberapa saat penuh keringat dan usaha untuk Sivilion berhasil mengeluarkan pedang itu. saat ini ia berkeringat sangat deras, mencoba menahan rasa sakit parah yang dialaminya.

Sivilion tidak menyadari nya namun selama ini ada jalan rahasia menuju ke bawah tanah yang terbuka di depan singgasana.

menutup luka di pundak kanannya Sivilion berjalan tertatih tatih langkah demi langkah menuju bawah tanah, saat ia melangkah turun tiba tiba lantai diatasnya kembali tertutup dan sekarang ia berjalan dalam kegelapan bawah tanah

Light

segumpal sinar cahaya hangat tergantung di sisi Sivilion, tak lama waktu yang dibutuhkan tuk menuruni tangga, ia menemukan lorong panjang dengan obor menyala disetiap sisinya.

di kedua sisi dinding lorong adalah beberapa pajangan, sebuah lukisan antik, koleksi jam tangan unik, item berkualitas top dengan epic sebagai yang terburuk.

ini lebih seperti rumah harta daripada sebuah dungeon, gumam Sivilion.

semakin ia berjalan semakin kuat rasa ingin tau nya, hingga tibalah ia didepan pintu raksasa yang didorong dengan mudah oleh Sivilion.

Di dalamnya adalah rumah harta yang tak berujung, emas permata, senjata, job scroll tersembunyi, ramuan legendary, item pusaka, hingga tongkat kayu sederhana, semuanya ada disini.

"oi oi ini sangat gila siapa orang yang menimbun semuanya seperti ini, bahkan ada beberapa barang langka yang tak bisa dicari lagi, apa yang dipikirkan pemilik harta ini" Sivilion ragu ragu dengan hidup ini

"bzzzzt yah bisa dibilang selamat telah menemukan hartaku, ini adalah inventaris milikku, mungkin jika kamu menemukan ini aku sudah tewas... ini hanyalah sebuah hologram yang telah kuprogram untuk menyampaikan pesanku

kau pasti berbicara, sangat gila banyak sekali harta tak ternilai disini, siapa yang menyimpan nya... untuk menjawabmu.... AKULAH YANG MENYIMPAN NYA" saat hologram tersebut berbalik badan kau bisa melihat dirinya dengan kebih jelas

Sivilion tercengang postur ini, wajah ini, tidak mungkin ini adalah ranker no 1 dunia, bagaimana bisa ia tewas.

hologram itu melanjutkan

"meskipun aku kuat pada saat ini dunia sudah diambang kehancuran, manusia tidak mampu melawan balik, namun mereka tidak sadar akan hal ini. Oleh karena itu aku mengorbankan diriku dan mengulur waktu untuk tunas tunas manusia tumbuh kembali.

Diharapkan dengan menghilangnya diriku ini, manusia akan lebih waspada dan siaga, jadi aku harap masa depan manusia cerah ditanganmu hahahaha" saat itu pula hologramnya menghilang dan ruangan itu kembali sepi

tatapan melankolis Sivilion lemparkan, penuh penyesalan ia tak dapat mewujudkan cita cita seniornya. 'yah andai saja orang orang tua itu tidak dengan kolot menyembunyikannya dan ingin memakannya sendirian, mungkin kami manusia masih dapat terus berjalan'

namun andai saja tak akan bisa merubah masa depan, oleh karena itu Sivilion menegarkan dirinya dan terus maju kedepan. punggungnya kesepian, dadanya hampa, tapi harapan seberat gunung dari umat manusia tergantung di pundaknya.

Sivilion memutuskan untuk memasukkan semuanya ke inventori nya semenjak hanya ia satu satunya manusia yang tersisa di bumi.

Saat naik keatas Sivilion mendengar suara menggedor yang sangat keras. posisinya ini adalah di sebuah laboratorium terbengkalai di sebuah ujung bukit tinggi dan jurang yang curam.

rasanya agak tidak mungkin untuk dikelilingi oleh monster dalam waktu singkat. Segera Sivilion berlalu menaiki tangga dan menuju atap. Dari atap ia mrlihat pemandangan mengerikan lautan monster datang mengelilingi nya.

"brengsek sangat banyak apakah mereka telah bosan bermain petak umpet?"

Sivilion melompat turun ke kerumunan binatang lalu memulai pembantaian, ia secara ceroboh menebas kanan dan kiri, meledakkan sana dan sini, tidak memberikan waktu istirahat untuk siapapun bahkan untuk durinya sendiri.

ia maju dan mundur, terpukul dan memukul, tak terasa pertarungan telah berjalan selama lebih dari 12 jam. Dan saat ini Sivilion telah kehabisan tenaga, terpojok di ujung jurang Sivilion tidak memiliki banyak jalan untuk masalah ini

entah ia jatuh dan berkesempatan untuk selamat, atau ia maju dan dimakan oleh oara monster ini. Sivilion berfikir sejenak lalu ia memilih berlari menuju kawanan monster.

menebas semua yang ada di hadapannya hingga tibalah ia di tengah kerumunan. Disana monster yang lebih spesial daripada monster yang lain terlihat.

tubuhnya lebih besar 3 kali lipat, memiliki tubuh yang kekar gigi runcing yang setajam silet, dan suara raungan yang memekakkan telinga.

melihat kehadirannya Sivilion berlari kearah monster tersebut lalu meledakkan dirinya sendiri. lebih baik aku mati dan menyeretmu bersamaku daripada aku pasrah dengan takdir

BOOOOOOM

Ledakan yang dahsyat menyapu segala arah segala sesuatu yang menghalanginya berubah menjadi abu. bahkan dataran hijau dan bangunan yang ada disana tersapu bersih tak tersisa.

.

.

.

.

Have some idea about my story? Comment it and let me know.

Creation is hard, cheer me up!

Kaeranacreators' thoughts
Next chapter