18 TRAGEDI (2)

Mataya memejamkan mata, pasrah tatkala mobil yang dikendarai nya terpental dan terbalik akibat truk besar yang menabrak mobilnya beberapa saat yang lalu, saat dia melajukan mobil nya dalam kelajuan yang sangat cepat.

Kobaran api mulai menyambar mobil yang dikendarai nya. Panas api menyungkup seluruh tubuhnya, membuat dirinya merasakan sakit yang amat sangat pada tubuhnya. Dia mencoba untuk keluar dari mobil tersebut sebelum dirinya kehilangan kesadaran penuh dan mobil itu sepenuhnya terbakar oleh api.

Tangannya perlahan meraih seatbelt yang masih terpasang di tubuhnya. Mataya perlahan menggerakkan badannya yang posisi nya juga terbalik dan mencoba membuka pintu mobil nya. Dia mulai merangkakkan badannya untuk keluar dari mobil yang sudah setengah terbakar itu.

Perlahan tapi pasti, Mataya berhasil mengeluarkan dirinya dari mobil tersebut sebelum akhirnya mobil tersebut terbakar sempurna---tentu saja dengan susah payah dan menahan rasa sakit serta panas api yang mulai terasa membara.

Sekujur tubuh Mataya dipenuhi dengan luka---luka bakar maupun luka akibat pecahan kaca mobil yang mengenainya serta benturan yang menghantam nya. Hal yang masih bisa dia syukuri adalah dirinya masih diberikan kesempatan hidup oleh Tuhan dan berhasil keluar dari mobil yang sekarang sudah meledak seutuh nya karena terbakar.

"Gooddamn! Syukurlah aku masih hidup! Terima kasih Tuhan, kau masih memberiku kesempatan untuk hidup dan membalas dendam kepada mereka yang membuatku menjadi seperti ini!" batinnya berteriak dan dipenuhi dengan gelora untuk membalas dendam kepada mereka yang mencari masalah kepada dirinya.

Mataya berjalan gontai sambil menahan darah yang terus saja mengucur dari sekujur tubuhnya. Lukanya semakin terbuka akibat dirinya yang banyak bergerak saat mencoba keluar dari mobil yang dikendarai nya tadi. Mataya mulai kehilangan banyak darah yang lama kelamaan membuat dirinya pusing dan lemas.

"Kenapa Ahmed dan bantuan dari tim utama yang dikirimkan Vla belum juga datang sampai saat ini? Bagaimana jika truk yang menabrakku tadi adalah rekan dan punya tujuan yang sama dengan dua orang misterius yang membututiku dan menghack sistem mobilku? Apa yang harus kulakukan jika mereka menemukanku?"desis Mataya pelan.

"Tentu saja, aku tidak bisa bertarung dengan mereka semua dalam kondisi yang seperti ini! Yang ada, belum saja mulai melawan aku sudah mati kehabisan darah! Ah, sialan! Ini semua membuatku frustrasi!" Mataya mulai khawatir apa yang akan terjadi dan apa yang harus dia lakukan jika dirinya ditemukan oleh mereka.

Saat di perjalanan mencari tempat ramai sebelum insiden truk menghantam mobil yang dikendarai nya, Mataya menabrak sebuah pembatas jalan yang mengakibatkan dirinya tersasar ke sebuah pekarangan luas yang sepi penghuni, tetapi memiliki banyak jalan bercabang. Pekarangan tersebut terlihat seperti hutan belantara di tengah kota yang sepi penduduk.

Mataya berjalan tanpa arah dan tujuan yang jelas untuk mencari jalan keluar dari tempat tersebut. Dia sama sekali belum pernah datang ke tempat seperti ini di Shanghai. Tubuh Mataya semakin gontai, jalannya pun limbung.

Pandangan matanya mulai kabur, dirinya sudah tidak kuat lagi untuk melanjutkan perjalanannya sambil menahan semua luka yang terasa menyakitkan di tubuhnya, tubuhnya pun mulai jatuh menghantam aspal yang ada di hadapannya---Mataya jatuh pingsan.

***

Di sisi lain Ahmed sudah sampai di lokasi terakhir yang terhubung dengan Mataya sebelum akhirnya dirinya tidak lagi bisa dilacak keberadaannya. Ahmed tidak menemui mobil Mataya. Dia melihat-lihat ke segala arah untuk mencari tahu kemana Mataya mungkin akan pergi. Kemudian dia mendapati adanya sebuah pembatas jalan yang rusak dan terlihat baru berselang tidak lama dari kedatangan Ahmed disana.

Tak lama berselang, setelah Ahmed mengamati keadaan di sekitar tersebut, datanglah kerumunan mobil sedan yang berisikan lima orang agen di setiap mobilnya. Mereka adalah tim bantuan yang Vla kirimkan dari markas utama untuk membantu Ahmed menyelamatkan Mataya. Semua agen yang berada dalam mobil-mobil sedan tersebut menghentikan mobilnya dan segera keluar dari mobil untuk memberikan hormat kepada Ahmed.

Ahmed mengalihkan pandangan observasinya kearah mereka, "Kenapa kalian sangat lamban? Mataya tidak membayar kalian semua untuk bersantai!" Ahmed berdecak kesal dan sedikit memarahi para agen tersebut.

Kazayn, selaku ketua tim agen divisi tersebut segera meminta maaf atas keteledoran yang telah dilakukan olehnya dan anggota timnya. "Maaf atas keteledoran kami Tuan. Namun, sekarang yang lebih utama adalah untuk segera menemukan Nona Mataya dan menyelamatkannya. Kau bisa memarahi kami lagi setelah Nona Mataya sudah kita amankan dari orang-orang misterius itu," tukasnya dengan nada yang datar dan meminta agar Ahmed tidak melanjutkan emosinya mengingat nyawa Mataya sekarang sedang dalam bahaya jika tidak segera ditemukan.

Ahmed menghembuskan napasnya berat lalu menganggukkan kepalanya mengiyakan perkataannya dan setuju dengan Kazayn. "Lewat sini." Ahmed menunjuk jalan yang terlihat sangat sepi dan ditandai dengan pembatas jalan yang telah rusak.

"Apa Nona Mataya pergi kesana? Jalan itu terlihat sangat sepi dan seperti menuntun kita ke dalam sebuah pekarangan yang seperti hutan belantara," ujar Kazayn tidak yakin dengan jalan yang ditunjuk oleh Ahmed.

"Sangat yakin," jawab Ahmed singkat dan segera masuk kedalam mobilnya kembali.

Kazayn tidak mempunyai pilihan lain selain mengikuti instruksi dari Ahmed untuk menelesuri jalan yang sangat sepi penduduk tersebut. Kemudian dia menggunakan alat komunikasi antar sesama anggotanya untuk menginstruksi mereka mengikuti mobil Ahmed dan menyiapkan segala persenjataan mereka. Karena apapun bisa saja terjadi di tempat seperti itu.

Ahmed dan Kazayn beserta timnya segera melajukan mobilnya untuk menelusuri lebih dalam jalanan sepi dibalik pembatas jalan yang telah rusak.

Semakin mereka ke dalam untuk menelusuri tempat tersebut, semakin banyak jalan bercabang yang harus mereka pilih. Karena jumlah mereka banyak sehingga mereka semua memutuskan untuk membagi tim dan menyusuri semua jalan yang tersedia. Mereka membagi tiga tim yang masing-masing tim terdiri dari lima buah mobil sedan.

Tim pertama adalah tim yang dipimpin oleh Ahmed untuk terus menelesuri jalan lurus yang terbentang didepannya. Tim kedua adalah tim yang dipimpin oleh Kazayn dan tim intinya untuk menelesuri simpangan kanan jalan tersebut. Tim ketiga atau tim terakhir adalah tim yang dipimpin oleh Abby selaku wakil tim divisi tersebut untuk menelusuri simpangan kiri jalan tersebut. Mereka semua sudah saling terhubung dengan alat komunikasi khusus yang biasa digunakan para agen untuk melaporkan setiap situasi dan keadaan mereka.

Di simpangan kanan yang Kazayn dan tim inti nya telusuri, dari kejauhan mereka menemukan sebuah mobil terbalik dan sudah hangus terbakar akibat ledakan yang terjadi pada mobil tersebut. Kazayn dan tim intinya segera melajukan mobil mereka mendekati mobil yang sudah hangus terbakar itu.

Kazayn turun dari mobil yang ia kendarai dan mengamati mobil yang sudah hangus di hadapannya. Dia berjongkok untuk melihat apakah adakah korban dalam mobil tersebut.

Untungnya dia tidak menemukan orang yang tertinggal dalam mobil tersebut. Jika tidak, nasib orang yang berada dalam mobil tersebut sangatlah naas. Karena tidak ada manusia yang dapat bertahan dari ledakan mobil yang sangat dahsyat.

Kazayn mengamati lebih lanjut mobil itu dan sekitarnya. Dia mendapati sebuah kalung berlian putih bercorak kupu-kupu. "Kalung Mataya," ujarnya dalam benak dan mengambil kalung tersebut serta segera menyimpannya. Kemudian dia segera menghubungi semua tim yang sedang berpencar untuk segera menyusulnya di simpangan kanan ini.

"Aku menemukan kalung Nona Mataya di dekat sebuah mobil yang terbakar hangus. Tidak ada korban di dalam mobil tersebut, kemungkinan Nona Mataya masih berada disekitar tempat ini dan terluka parah," tukasnya.

"Ya, aku akan putar balik dan menuju kesana," ucap Ahmed singkat dan segera memutar balik arah mobilnya.

"Baik Capt, kami juga akan segera putar balik dan menemuimu disana," ujar Abby yang kemudian segera memutar balik arah mobilnya dan segera melaju ke tempat simpangan kanan yang Kazayn maksud.

*Note*

Halo semuanya! Apa kabar? Aku harap kalian baik-baik saja dan semoga hari kalian menyenangkan.

Mohon maaf atas keterlambatan update nya, hari ini aku akan update langsung dua chapter ya teman-teman sebagai gantinya^^

Aku ingin meminta tolong kepada kalian jika menyukai ceritaku tolong memberikan ulasan terhadap karyaku ini ya dan tambahkan juga ke koleksi kalian agar tidak ketinggalan update!^^

Feel free untuk memberikan saran dan komentar kalian juga^^

Dan jangan lupa untuk menshare cerita ini jika menurut kalian cerita ini menarik^^

Mohon maaf sebelumnya, jika karyaku ini masih banyak kesalahan ataupun alur ceritanya yang tidak sesuai ekspetasi kalian. Namun, sekali lagi, jika kalian mempunyai saran dan kritikan untukku ataupun karyaku jangan sungkan ya untuk memberitahuku di kolom komentar. Aku akan sangat berterimakasih kepada kalian^^

Aku juga ingin mengucapkan terimakasihku dengan setulus tulusnya kepada para pembaca yang setia membaca karyaku sampai di chapter 18 ini. Kuharap kalian tidak bosan dan menemaniku hingga akhir cerita ini^^

Aku akan berusaha semaksimalku untuk karya ini^^

Salam hangat

Chasalla

#Jadwal update: Sabtu & Minggu.

avataravatar
Next chapter