3 KEMATIAN PERMATA YANG BERHARGA (3)

Shanghai, China pukul 9 malam.

Terlihat seorang perempuan kelahiran Benua Afrika yang sedang berdandan di sebuah apartemen. Perempuan tersebut berambut hitam kecokelatan dengan manik mata berwarna hijau keabu-abuan.

Lekuk tubuhnya yang sempurna bak mannequin dan juga wajahnya yang cantik menambah pesona gadis Maroko tersebut. Dia mengenakan gaun panjang yang terbuka dibagian samping bawahnya. Dia juga menyelipkan pistol dibagian stocking yang dia pakai dan tertutup oleh gaunnya, ditambah dengan goresan gincu berwarna coral pink di bibirnya.

Perempuan tersebut adalah Biserka. Malam ini dia akan melancarkan aksinya untuk datang ke sarang 'para singa tak terlihat' itu dan menangkap mereka semua. Tentu saja dia tidak sendiri dalam aksi menangkap targetnya tersebut. Dia ditemani Verasha, rekan yang akan membantunya dalam melancarkan aksinya malam ini.

Setelah semua persiapannya telah selesai, Biserka duduk di kursi yang ada di ruangannya, dan mulai membuka laptop serta memasang semua alat pendeteksi yang telah dia bawa dari CIA.

Dia mulai meretas semua alamat IP yang ada di Shanghai dan melacak keberadaan 'para singa tak terlihat' itu dengan bantuan informasi yang telah rekannya, Verasha, dapatkan sore tadi.

Walaupun dia adalah hacker yang handal dan merupakan agen CIA terbaik di generasinya, akan tetapi, harus dia akui sulitnya melacak keberadaan targetnya tersebut. Bahkan seoarang Biserka pun juga kesulitan untuk mendapatkan informasi yang spesifik dan mendetail untuk menemukan keberadaan para targetnya itu.

"Fuck off with all of you! Aku tidak bisa menemukan mereka, aku tidak percaya ini semua!" teriaknya kesal karena tidak berhasil menemukan lokasi para targetnya itu.

"Oh, ayolah, aku tidak punya banyak waktu tersisa!" lanjutnya mengeluh dengan dirinya sendiri.

Setengah jam kemudian.

"Finally! Ckckck, ternyata memang benar ya, semakin kita ingin bersembunyi dan semakin kita tidak ingin terlacak keberadaanya, semakin banyak jejak yang kita tinggalkan! Sudah kuduga kemampuanku memang lebih hebat daripada kemampuan sembunyi mereka!" ujarnya dengan sangat senang dan membanggakan dirinya.

"Baiklah brengsek, akan kutangkap kalian semua dan kumasukkan kedalam kandang!" ujarnya lagi dengan penuh semangat dan gairah.

Kring kring kring kring…

Biserka mendapatkan sebuah panggilan telpon dan segera mengangkatnya.

"Ya, halo? Siapa kamu?" tanya Biserka kepada si penelpon.

"Biserka, ini aku Verasha. Apakah kamu sudah menemukan lokasi para target?" jawab penelpon tersebut yang ternyata adalah Verasha, rekannya.

"Oh itu kamu, Ver! Kenapa pakai nomor yang berbeda? Dan apa kau sedang meremehkan kemampuanku dengan bertanya seperti ini? Tentu saja aku sudah mendapatkannya! Akan kukirimkan titik koordinatnya kepadamu sekarang juga," ujar Biserka dengan percaya diri.

"Tidak ada alasan untukku menggunakan nomor lain, hanya sedang mau saja. Dan syukurlah kau berhasil, kukira kau gagal menemukannya! Baiklah akan kutunggu informasimu itu," jawab Verasha dengan nada mengejek Biserka.

"Hei jalang, sudah berani kau ya mengejekku seperti ini!" ujar Biserka dengan mengumpat kepada Verasha.

"Ayolah, sesama jalang tidak usah saling mengejek sebutan itu!" jawab Verasha dengan maksud kembali mengejek Biserka.

"Sudahlah, mari akhiri percakapan tidak penting ini. Kamu tahu kan kita tak punya banyak waktu lagi! Aku tutup telponnya sekarang," ucap Biserka dan segera mengakhiri panggilan tersebut.

Biserka pun segera mengenakan penutup kepalanya agar orang tidak langsung mengenalinya dan segera bergegas menuju lokasi para targetnya.

***

Di sebuah pusat perbelanjaan di Shanghai, China.

"Heh, aku belum selesai bicara sudah ditutup saja telponnya!" ujar Verasha tak terima dengan Biserka yang langsung memutus panggilannya tadi.

Message

Titik koordinatnya bisa kamu lihat di website yang biasa kita pakai! Lokasinya ada di tempat karaoke sekaligus bar yang selalu ramai di Shanghai, untuk alamat lengkapnya kamu cek sendiri saja di website kita! Hubungi aku jika kau sudah sampai!

Biserka Canta.

"Hayoyo! Kenapa harus mengirimkan titik koordinatnya di website itu sih! Aku kan selalu lupa passwordnya! Dia benar-benar ingin mengerjaiku rupanya!" ujar Verasha pada dirinya sendiri dengan kesal.

"Baiklah karena tempatnya adalah tempat karaoke sekaligus bar yang selalu ramai pengunjung di Shanghai, dan hanya ada tiga tempat seperti itu yang selalu ramai pengunjung. Mari kita cari dari yang terdekat dengan mall ini dahulu, yaitu Venue Bar," ucapnya lagi dan segera bergegas keluar dari pusat perbelanjaan itu.

***

"Akhirnya sampai juga! Tapi dimana Biserka? Aku tidak melihatnya sama sekali disini? Apakah bukan tempat ini yang dia maksud? Haduh dia sih pakai segala ngirim titik koordinat dan alamat lengkapnya di website itu! Aku benar-benar tidak bisa mengaksesnya sekarang!" gerutu Verasha dan terus menyalahkan Biserka.

"Sebaiknya aku hubungi dia dulu," lanjutnya dan segera menghubungi Biserka.

Verasha pun segera menghubungi Biserka untuk menanyakan lokasi sebenarnya, akan tetapi panggilan tersebut tidak dapat terhubung, dikarenakan nomor yang dituju sedang tidak aktif.

Dia pun mencoba menghubungi Biserka dengan mengirimkan email ataupun message, tetapi tidak ada balasan yang diterima olehnya. Dia juga mulai menggunakan alat pelacak yang terhubung dengan Biserka, tetapi alat pelacak yang dipakai Biserka pun sedang mati dan alat tersebut tidak berfungsi.

Verasha mulai panik saat tidak ada satupun caranya yang berhasil untuk menghubungi Biserka ataupun melacak keberadaanya.

"Ya ampun, apa yang terjadi dengannya? Mengapa handphone nya mati? Alat pelacak yang dia berikan kepadaku pun tidak dapat berfungsi. Baiklah aku akan pergi ke dua tempat berikutnya untuk mencari dia juga," ujarnya pada dirinya sendiri dengan cemas dan hendak segera bergegas menuju dua tempat selanjutnya untuk menangkap 'para singa liar tak terlihat' itu sekaligus menemukan Biserka.

Sesaat setelah dia berjalan beberapa langkah meninggalkan Venue Bar itu, terdengar sebuah ledakan yang sangat besar tidak jauh dari tempat tersebut.

"BOOMMM!!!" teriak seseorang dari belakang.

Verasha pun menoleh kearah belakang saat ada yang berteriak, dan disaat bersamaan ada yang melemparkan granat kerahnya.

Dia pun langsung terpental cukup jauh akibat ledakan granat tersebut dan sangat terluka. Sekujur tubuhnya dipenuhi oleh luka bakar yang diakibatkan oleh granat tersebut, tubuhnya terkulai lemas dan mulai kehilangan kesadaran dirinya. Semua alat komunikasi yang dia bawapun rusak akibat ledakan tadi.

***

Di sebuah tempat karaoke dan bar di Shanghai, Mint. Tempat karaoke dan bar teramai kedua setelah Venue Bar di Shanghai.

"Hei mengapa kalian semua menyerangku? Apakah kita pernah bertemu? Apa urusan kalian semua denganku? Mengapa menghalangiku?!" ujar Biserka kepada sekelompok pria yang menghalanginya untuk beranjak dari tempat tersebut dan mengacaukan aksinya malam ini.

"Cepatlah minggir! Aku tidak punya waktu untuk berurusan dengan kalian!" lanjutnya dengan kesal dan langsung menghajar beberapa pria tersebut.

"Hei Nona, tenang! Kami tidak bermaksud menyerangmu, kamu salah paham. Kami hanya ingin menjalankan tugas kami untuk melindungimu Nona!" jawab sekelompok pria tersebut kepadanya.

"Apa maksud kalian melindungiku? Tugas apa? Dan siapa yang memberi kalian perintah tersebut? Apa kalian mengenalku? Sudahlah aku tidak peduli! Minggir kalian semua!" jawab Biserka dengan sangat kesal kepada sekelompok pria tersebut.

Saat Biserka ingin menghajar yang tersisa dari sekelompok pria itu, tiba-tiba seseorang datang.

"Wah, wah, wah, jangan mengamuk seperti itu Nona. Kami hanya ingin melindungi keselamatanmu dan tidak ada maksud lain," ujar pria tersebut dengan sangat santai kepada Biserka.

Pria itu adalah Pavlo, dan sekelompok pria tadi adalah kawanan mafia Benvolio yang ada di Shanghai. Orang yang akan mereka jaga dan yang dimaksud oleh Benvolio adalah Biserka.

Mereka semua sedang berusaha menghentikan Biserka untuk pergi ke Venue Bar, karena mereka tahu akan ada ledakan bom dan serangan disana. Karena mereka semua juga ditugaskan untuk menjaga Biserka, maka mereka tak punya cara lain selain menghentikan dan sedikit berselisih paham dengan Biserka.

***

*Flashback on*

Titik koordinat yang Biserka temukan adalah di Venue Bar. Namun, di perjalanan menuju Venue Bar, Biserka tiba-tiba dihentikan oleh kawanan mafia Benvolio. Kawanan mafia tersebut tadinya ingin memberitahukan maksudnya mengapa menghentikan perjalanannya itu, akan tetapi Biserka keburu curiga dan menyerang mereka semua.

Karena jumlahnya yang sangat banyak, Biserka pun hanya mampu mengalahkan sebagiannya, dan akhirnya karena dia tidak bisa diajak bicara dengan tenang dan takut menarik perhatian orang lebih banyak lagi, Biserka pun ditangkap dan diikat tangannya serta dibawa ke tempat Pavlo berada, di Mint, yaitu tempat karaoke dan bar teramai kedua di Shanghai.

Saat sudah sampai di Mint, ikatan di tangan Biserka sudah dilepaskan, dan dia langsung mengamuk kembali.

*Flashback off*

***

"Hei bajingan! Apa maksudnya semua ini?! Sepertinya kau adalah bos dari mereka semua! Apa sebenarnya maumu?!" teriak Biserka tepat di depan wajah Pavlo.

Pavlo pun terkekeh mendengar teriakan tersebut dan mendekatkan wajahnya kearah Biserka, "Hei Nona, bisakah kamu mengecilkan suaramu? Bagaimana kami mau menjelaskan kepadamu dengan benar jika kamu selalu mengamuk dan lepas kendali? Bukankah kamu seorang agen rahasia terbaik CIA? Mengapa lebih terlihat seperti seorang amatir yang tidak punya pengalaman?" bisiknya.

"Kamu memintaku untuk tenang disaat seperti ini? Enyah kau!" ujar Biserka dengan sangat kasar membalas perkataan Pavlo tadi.

"Well, kamu ingin aku tenang? Kembalikan semua peralatanku dan alat komunikasiku sekarang juga! Aku butuh itu semua untuk menghubungi rekanku!" lanjutnya dan mencoba bernegosiasi dengan Pavlo.

"Baiklah, tidak masalah. Aku akan mengaktifkan mereka semua terlebih dahulu," jawab Pavlo setuju dengan permintaan Biserka dan segera mengaktifkan semua peralatan Biserka serta mengembalikannya.

-bersambung-

avataravatar
Next chapter