2 KEMATIAN PERMATA YANG BERHARGA (2)

Surabaya, Indonesia, pukul 3 siang.

'KEJAKSAAN NEGERI SURABAYA'

"DASAR TIKUS-TIKUS SIALAN! PERGILAH KALIAN SEMUA KE NERAKA!" teriak Mataya dengan amarah yang memuncak.

Mataya beranjak dari kursi yang telah ia duduki sebelumnya, dan mengambil kopi panas yang telah disiapkan diruang kejaksaannya.

Brakkk!!! Brakkk!!! Brakkk!!!

Emosi Mataya saat ini sangat tidak terkendali hingga menghancurkan meja tempat kopi itu berada, dan menghancurkan properti lainnya yang ada di ruangan tersebut. Dia lalu menghampiri sekretaris kepercayaannya yang bernama Vla sambil membawa kopi panas tersebut kearahnya.

"Bagaimana bisa para bedebah tua itu memalsukan data dengan sangat sempurna?! Bahkan saksi kuat yang kita jaga mati terbunuh! Bagaimana ini semua bisa terjadi, Vla?! Aku sangat mempercayai kinerjamu, tapi apa yang kau buktikan padaku?!!" lanjutnya sambil mengarahkan kopi panas yang ia pegang keatas kepala Vla, tanda dia akan segera menuangkan kopi panas tersebut ke kepala Vla.

"Ampuni aku, Mataya. Ini semua salahku yang lalai menjaga keamanan saksi itu dan lengah hingga mereka bisa memalsukan buktinya dengan sangat sempurna. Beri aku kesempatan kembali untuk menebus kesalahanku ini, aku mohon," jawab Vla gemetaran sambil memohon dengan raut wajah yang sangat takut dan cemas.

"Kesempatan katamu? Kesempatan hanya layak diberikan untuk mereka yang berkualifikasi! Dan kamu tidak memiliki kualifikasi itu, jadi terimalah akhir hidupmu ditanganku hari ini! Aku benci kamu Vla, kamu orang pertama yang berhasil membuat tanganku melakukan hal menjijikan seperti ini," ucapnya lagi dan ingin segera menuangkan kopi panas tersebut ke kepalanya Vla.

Tepat saat kopi tersebut ingin dituangkan ke kepala Vla, wanita itu pun langsung berlutut kepada Mataya, memohon ampunan dengan tulus dan berkata kepadanya, "Tunggu, Mataya! Beri aku kesempatan lagi! Akan aku buktikan bahwa aku pantas mendapatkan kesempatan lagi, kumohon padamu Mataya," lirihnya yang sudah sangat ketakutan, bahkan suaranya pun sangat bergetar.

Mataya pun langsung terkekeh mendengar perkataan Vla tadi, dan menjawab santai dengan raut wajah tersenyum kejam dan tak berbelas kasih, "Three days, only three days you must prove your word."

(Tiga hari, hanya tiga hari waktumu untuk membuktikan perkataanmu itu).

"Kumpulkan partai oposisi dan cari kelemahan lawan dalam tiga hari! Atau jika tidak, kau harus memilih jalan kematianmu. Kamu harus memilih, ingin mati perlahan dengan kopi panas yang ada di tanganku atau mati secara cepat dalam hitungan detik dengan senapanku, Vla?" Mataya menekankan semua perkataan tersebut kepada Vla, sebagai tanda peringatan untuknya.

"Ingatlah Vla, selain aku adalah sepupumu, aku juga seorang pelobi senjata, dan aku bisa menjadi iblis kejam seperti ini kapanpun itu," lanjutnya dan Mataya pun menjatuhkan cangkir yang berisi kopi panas yang dia pegang sedari tadi tepat disamping Vla sehingga pecahan kacanya mengenai kaki Vla.

Kemudian dia segera meninggalkan Vla serta keluar dari ruangan tersebut.

"Haaa…. haa…haaa…" napas Vla terengah-engah, lututnya terkulai lemas dan badannya pun bergidik ngeri, "Dasar perempuan gila!" ucap Vla dengan frustasi dan ketakutan.

Setelah beberapa saat Vla pun mulai beranjak dari posisinya yang masih berlutut tadi dan duduk di kursi yang ada di ruangan tersebut. Dia mencoba menenangkan dirinya sendiri.

Vla pun kemudian terdiam dan merenungkan perkataan Mataya kepadanya, dia teringat sesuatu tentang kesempatan yang diberikan Mataya sebelumnya, "Apa dia akan benar-benar membunuhku jika aku tidak dapat menyelesaikan permintaannya?"

"Aku tahu, dia hanya memperingatiku dan memberiku kesempatan lagi untuk menebus kesalahanku, tapi bukankah partai oposisi dan kelemahan lawan sudah dia tangani sendiri kemarin? Apa yang harus kulakukan jadinya dalam tiga hari ini?! Ah dia membuatku ikut gila!" ucap Vla kepada dirinya sendiri dengan perasaan yang cemas dan bingung.

"Apakah lebih baik aku memikirkan cara kematianku saja? Tapi cara kematian yang dia tawarkan tadi tidak ada yang sesuai dengan seleraku, huh!" lantur Vla kepada dirinya sendiri.

Di tengah pemikirannya yang sedang kacau dan melantur, Vla mendapatkan sebuah notifikasi email.

Tring…

Notifikasi email.

"Ada email dari Shanghai? Ya Tuhan! masalah apalagi yang menantiku? Singa mana lagi yang terbangun dari tidurnya?" ucapnya sembari memijit pelipisnya dan membuka email tersebut.

Inbox

Halo, ini Zhen Han, saya ingin memberi tahu Anda bahwa Biserka sekarang ada di Shanghai. Dia sedang bertugas menangkap para singa liar tak terlihat itu.

-Zhen Han-

Vla pun sangat terkejut dengan isi email tersebut dan segera beranjak dari duduknya untuk mencari Mataya dan memberitahukan informasi penting tersebut, bahwa adik kembarnya, yaitu Biserka, sudah berhasil dilacak keberadaannya dan dia sekarang berada di Shanghai, China.

***

Mataya Canta adalah kakak atau saudara kembar dari Biserka Canta, mereka berdua lahir di Negara Maroko. Mereka berdua tumbuh dan besar bersama nenek-kakeknya di Indonesia karena suatu hal. Mereka sedari kecil selalu hidup bergelimangan harta dan tidak pernah kekurangan apapun, selain kasih sayang kedua orang tuanya.

Mataya adalah seorang kepala jaksa di Indonesia sekaligus pelobi perempuan dan pemegang saham terbesar di salah satu perusahaan penerbangan besar di China. Sedangkan adik kembarnya, Biserka, adalah seorang agen CIA dan hacker yang sangat handal.

Mereka berdua sangat terkenal di beberapa negara Asia dan Eropa karena keberaniannya sekaligus kekejamannya. Mereka kerap kali dijuluki sebagai 'Twin Angels of Fate' atau 'Malaikat kembar kematian'. Karena mereka bisa menjadi sangat baik seperti malaikat dan juga bisa menjadi jahat bak iblis.

Mataya Canta pernah ditawarkan untuk menjadi jaksa di tanah kelahirannya di Maroko, bahkan di Italia. Namun, dia lebih memilih menjadi jaksa di Indonesia karena ketidakadilan sistem pemerintahan yang dia lihat langsung selama berada di Indonesia.

Dia berniat menjadi kepala jaksa di Indonesia untuk menghapuskan sistem yang tidak adil serta tidak benar itu. Akan tetapi, dia tidak pernah mengira dan membayangkan bahwa politik dan sistem pemerintahan di Indonesia sangatlah kotor dan banyak sekali intrik manipulasi yang ada.

Pekerjaannya menjadi jaksa dibantu oleh rekan sekaligus sepupunya dari Italia, Vla. Vla sendiri lahir di Italia dan merupakan seorang warga negara asli Italia, dia pindah dari Italia ke Indonesia dikarenakan orang tuanya adalah duta besar Italia di Indonesia sehingga dia harus ikut kedua orang tuanya untuk menetap di Indonesia.

Vla juga seorang pelobi perempuan sama seperti Mataya, dia juga merupakan penasihat hukum perusahaan penerbangan Mataya di China sekaligus menjadi sekretaris di kantor kejaksaan Mataya. Sedari kecil Vla sangat mengagumi Mataya dibandingkan Biserka, karena menurutnya Mataya lebih tegas dan dewasa, karena itu jugalah yang membuatnya mengikuti Mataya.

Hanya saja, saat itu, saat Vla memutuskan untuk memilih ikut dengan Mataya, dia belum tahu kepribadian Mataya saat marah dan saat emosinya tidak stabil. Namun, Vla selalu menyayangi Mataya dan memaklumi sikap buruknya tersebut.

***

Milan, Italia pukul 10 pagi.

Tring…

Notifikasi email

Benvolio menerima sebuah email dan dia pun segera membuka email tersebut dan membacanya.

Inbox

Ben gawat!!! Ada yang mengetahui perjalanan kita ke Shanghai dan membuat jadwal penerbanganmu di Italia tertunda. Sepertinya dia salah satu orang berpengaruh di 'sarang monster' yang kau cari itu.

Misi kita kali ini akan sangat merepotkan, ubah rencana beserta strategimu dahulu dan gunakan saja jet pribadimu atau helicoptermu. Aku akan terbang duluan ke Shanghai dan menjaga orang tersebut lebih dulu sampai kau tiba di sana. Hubungi aku lagi saat kau sudah tiba di Shanghai atau saat kau butuh bantuanku.

-Pavlo-

Benvolio pun sangat kesal setelah membaca email tersebut dan berkata, "Stupido! Ti avevo detto di organizzare un volo in aereo pubblico per evitare i sospetti della gente e il mio obiettivo! Come poteva lui che era senza traccia lasciare una traccia come questa? (Bodoh! Saya bilang untuk mengatur penerbangan pesawat umum untuk menghindari kecurigaan orang dan tujuan saya! Bagaimana mungkin dia yang tanpa jejak meninggalkan jejak seperti ini?)"

"Apa otaknya bermasalah selama berlibur di Indonesia?!" lanjutnya mengumpat.

Dia pun membalas email tersebut dengan kata-kata yang mengejek dan tidak sopan ke Pavlo.

Hei Pavlo, aku tidak membayar dirimu untuk mengisi otakmu dengan bakso dan es cendol yang selalu kau makan selama di Indonesia itu! Beraninya kamu mempermainkan aku?! Bagaimana bisa kamu membuat kesalahan seperti ini?! Saat kau sampai, segeralah jaga 'orang itu'! Jangan buat kesalahan lagi! Aku bukanlah orang yang bisa mentoleransi semua kesalahan!

*send*

"Baiklah, tak ada pilihan lain, karena sudah ketahuan akan pergi ke Shanghai, aku akan menggunakan helicopterku langsung ke Shanghai, dan memberitahukan kedatanganku secara terang-terangan," ucap Benvolio dengan penuh semangat.

Benvolio lantas segera bergegas memberitahukan kepada para bawahannya untuk mempersiapkan helicopter yang akan dia gunakan.

Perjalanan dari Milan-Italia ke Shanghai-China membutuhkan waktu sekitar kurang lebih tiga puluh tujuh jam dan paling cepat sekitar dua puluh enam jam, waktu tersebut sangatlah lama dan dia tidak punya banyak waktu lagi.

Dia pun segera menghubungi kawanan mafianya yang berada di China untuk menjaga 'orang itu' terlebih dahulu dan membantu Pavlo yang akan segera tiba, karena penerbangan Pavlo dari Jakarta-Indonesia ke Shanghai-China hanya membutuhkan waktu kurang lebih empat hingga enam jam saja.

Dia meminta kepada mereka semua agar tidak ada kesalahan pada misi ini atau nyawa mereka semua taruhannya.

avataravatar
Next chapter