1 KEMATIAN PERMATA YANG BERHARGA (1)

Shanghai pukul 10 pagi.

Disuatu apartemen di Shanghai.

Disebuah panggilan…

"Yes, Mr. M. I will finish as soon as possible, don't worry about that," ucap Biserka di telpon kepada salah satu agen tertinggi di CIA.

(Ya, Tuan M. saya akan menyelesaikannya segera, jangan khawatir tentang itu).

"Are you sure will take this important mission? Remember that, this is very dangerous even for me. This mission requires us to catch the 'wild lions' who have never been caught and even seen their identities. I remind you one more time, this mission might kill you! Think again!" Ucap tuan M.

(Apakah kamu yakin akan mengambil misi yang penting ini? Ingatlah misi ini sangat berbahaya bahkan untuk saya. Misi ini mengharuskan kita menangkap 'para singa liar' yang bahkan tidak pernah tertangkap ataupun terlihat identitasnya. Saya ingatkan kamu sekali lagi, misi ini mungkin bisa membuatmu terbunuh. Pikirkanlah kembali)!

"F*ck off with death, I will catch those 'wild unseen lions'. Just trust me, there will be no mistake," jawab Biserka.

(Persetan dengan kematian, aku akan menangkap singa liar yang tidak terlihat itu. Percayalah kepadaku, tidak akan ada kesalahan).

"For sure I always trust you, because you are the best agent of this generation, but I beg you, please think it again. If you change your mind, I won't be angry with you," ucap Tuan M kembali.

(Tentu saja aku selalu percaya padamu, karena kamu adalah agen terbaik yang CIA punya di generasi ini, tapi sekali lagi, saya mohon kepadamu untuk memikirkan kembali. Jika kamu berubah pikiran, saya tidak akan memarahimu).

"Well, alright," balas Biserka.

"Anyway don't forget to call Mataya, she must know what mission will you take it," ujar Tuan M mengingatkan.

(Ngomong-ngomong jangan lupa untuk menghubungi Mataya, dia harus tahu misi apa yang akan kamu ambil ini).

"Ok, I'll hang up the phone now, bye," jawab Biserka dan segera menutup panggilan tersebut.

Setelah menutup telpon tersebut Biserka terdiam dan memikirkan perkataan terakhir atasannya tersebut.

"Ah sial! Yang benar saja? Mengapa harus mengingatkanku untuk menghubungi Mataya?! Dia tidak mungkin mengizinkanku mengambil misi ini jika tahu! Ini sama saja menyuruhku menyerah dengan misi ini! Dasar pak tua super protektif! Dilihat darimanapun dia tidak mempercayaiku, bukan?" gerutu Biserka mengutuk atasannya.

"Akan kuhubungi dia," ucapnya.

"Setelah misi selesai," lanjutnya.

***

Milan, Italia pukul 9 pagi.

Disebuah pavilliun mewah di Italia.

Kring kring kring…

Telpon terus berdering.

"Siapa yang berani menelponku pagi-pagi seperti ini? Berisik sekali dia! Beraninya mengganggu tidurku! Kupenggal palanya baru tahu rasa dia!" ujar Benvolio yang terbangun dari tidurnya dengan rasa kesal dan mengumpat.

Ia pun duduk di sofa yang ada di kamarnya dan mengangkat telpon tersebut.

"Benvolio, ho bisogno del tuo aiuto per aiutare il mio partner a Shanghai. Sono preoccupato di lasciarlo solo," ucap seorang pria misterius di telpon dengan nada khawatir dan cemas.

(Benvolio, saya butuh bantuan Anda untuk membantu rekan saya di Shanghai. Saya khawatir meninggalkan dia sendirian).

"Cosa credi che io sia? Lo sai che chiami Benvolio Costanzo, vero? Sono la mafia più pericolosa d'Italia, come osi governarmi così!" jawab Benvolio dengan nada kesal.

(Menurutmu aku ini apa? Anda tahu Anda sedang menelepon Benvolio Costanzo, bukan? Saya mafia paling berbahaya di Italia, beraninya Anda mengatur saya seperti ini)!

"Se mi aiuti e garantisci la sua sicurezza, accetterò l'accordo di ieri! Solo tu ora ti fidi di me e ricorda di stare attento. Shanghai ha una tana di mostri che stai cercando, quindi anche tu non hai nulla da perdere se mi aiuti!" jawab pria tersebut.

(Jika Anda membantu saya dan menjamin keselamatannya, saya akan menerima kesepakatan kemarin! Hanya Anda sekarang yang mempercayai saya dan ingat untuk berhati-hati. Shanghai memiliki sarang monster yang Anda cari, jadi Anda juga tidak akan rugi jika membantu saya).

"Ah, sei stato tu! Usa il tuo numero reale quando mi chiami la prossima volta. Va bene, domani vado a Shanghai!" balas Benvolio.

(Ah, itu kamu! Gunakan nomor asli Anda saat menelepon saya lain kali. Oke, saya akan ke Shanghai besok)!

"Non domani! Devi prendere il volo fino a questo pomeriggio, altrimenti la vita del mio compagno sarà in grave pericolo! Controlla la tua email, ti invierò informazioni sul mio partner," tukas pria itu lagi, dan menutup panggilan.

(Jangan besok! Kamu harus ikut penerbangan selambat-lambat nya sore ini, atau kalau tidak nyawa rekan saya akan dalam bahaya besar! Cek emailmu, akan kukirimkan informasi mengenai rekanku).

"Maledetto bastardo! Come osi riattaccare subito questa chiamata! troppo impaziente! Sono incazzato da quel tipo di umano!" ucap Benvolio dengan tersenyum kesal.

(Brengsek! Beraninya Anda menutup telepon ini sekarang! Dasar tidak sabaran! Aku kesal dengan spesies manusia seperti itu)!

"Baiklah, aku akan menyelesaikan kesepakatan ini segera!" ucap Benvolio dengan perasaan tertantang dan menggebu-gebu.

Benvolio lantas segera mengirimkan email ke asisten terpercayanya yang sedang berlibur di Indonesia, tempat kelahiran Benvolio untuk mengatur penerbangan dan segala perlengkapan yang dibutuhkan di Shanghai.

Benvolio pun beranjak dari duduknya, dan segera merapikan dirinya juga mempersiapkan strategi untuk kelancaran misinya di Shanghai dan mempersiapkan segala kemungkinan terburuk yang akan terjadi disana.

Benvolio Constanzo, seorang mafia paling berbahaya dan terkenal di Italia dan merupakan seorang pria yang lahir di Indonesia. Dia memiliki perusahaan yang bergerak di bidang finance corporation global. Dia adalah salah satu pemeran penggerak perekonomian dunia. Perusahaannya bahkan dapat mengacaukan perekonomian suatu negara yang tidak bekerjasama dengannya. Dia terkenal dengan kekejamannya dan juga kecerdasannya yang membuat orang berpikir berulang kali jika berurusan dengannya. Dan yang perlu kalian ketahui, dia bukan hanya seorang mafia dan penggerak perekonomian dunia. Dia masih mempunyai pekerjaan sampingan lagi.

***

Jakarta, Indonesia pukul 3 siang.

Siang hari di Jakarta dengan terik matahari yang sangat panas, Pavlo duduk di taman hotel dan menikmati es cendol dan bakso yang ia pesan dari restoran kamar hotelnya. Dia terlihat sedang mengerjakan sesuatu dengan laptopnya.

Tring…

Notifikasi email.

"Siapa yang mengemailku?! Tidak tahu apa aku sedang sibuk makan?! Menyebalkan!" gerutunya kepada pengirim email tersebut.

Inbox

Pavlo, kamu masih di Indonesia kan? Jadwalkan penerbangan saya dan kamu ke Shanghai satu jam setelah kamu menerima email ini! Persiapkan segala senjata rahasia dan peralatan saya.

Benvolio Constanzo.

"Ya Tuhan!!! Mengapa aku mempunyai bos yang sangat menyusahkan?! Aku baru saja berlibur selama 13 jam di Indonesia dan bahkan belum sempat mencari kembaranku disini! Sungguh sial nasibku ini! Sudahlah, lagipula perintah bos adalah prioritas, aku akan mencari kembaranku lagi nanti setelah kembali dari Shanghai," ucap Pavlo setelah membaca email yang dikirimkan oleh Benvolio, bos mafianya.

Pavlo merupakan asisten terpercaya Benvolio, mafia yang sangat berbahaya dan sangat terkenal di Italia. Benvolio sendiri terkenal karena keberingasan dan kecerdesannya dalam mengatur segala hal. Berbeda dengan Benvolio yang terlihat sangat disegani, Pavlo, asistennya terlihat lebih santai dan ramah kepada orang-orang. Tetapi kebanyakan orang tidak tahu, manusia yang tenang dan ramah sekalipun dapat membunuhnya dan mengancamnya sewaktu-waktu. Itu juga salah satu alasan Benvolio memilih Pavlo sebagai asisten terpercayanya. Dia tenang, santai, dan cepat. Tidak akan ada jejak apapun yang ditinggalkan, dan Benvolio sangat menyukai cara kerja yang seperti itu.

avataravatar
Next chapter