1 Awal Dari Segalanya

Smart High School adalah sekolah elit nomor satu di kota, sekolah itu adalah tempat berkumpulnya anak-anak kelas atas dengan garis keturunan tajir dan juga berprestasi. Ada beberapa anak yang sangat terkenal dari sekolah ini, mereka adalah cowok-cowok tampan yang menjadi Most Wanted bagi para siswi di SHS.

The Boys adalah panggilan untuk mereka, mereka terdiri dari Alex, Ryan, dan Thomas. Mereka bertiga ini adalah cowok super tajir melintir dengan wajah yang sangat tampan dan menggoda. Banyak sekali cewek-cewek yang tertarik pada mereka, karna itulah mereka di juluki Most Wantednya SHS. Namun sayangnya mereka begitu sombong dan angkuh, hingga dengan mudahnya mereka merendahkan orang lain sampai ke titik yang paling rendah sekali.

Suatu hari, ada salah satu siswi berprestasi dari jalur beasiswa yang baru saja masuk ke sekolah itu setelah menjalani olimpiade. Siswi itu bernama Clara Putri Alexandra, siswi kelas dua di Smart High School.

Saat itu Clara sedang berjalan dengan terburu-buru di koridor, ia tanpa sengaja menabrak Alex yang juga berada di koridor itu.

Brak!

"Aduh, sorry gue nggak sengaja," ucap Clara sambil meringis karna jatuh.

Clara bangkit dari jatuhnya, lalu ia melihat Siapa yang sudah ditabraknya. Betapa terkejutnya ia saat tahu jika yang ditabraknya itu adalah ketua Most Wanted sekolah, sungguh ia sama sekali tidak menyadari jika saat ini dirinya sudah menjadi pusat perhatian para siswa dan siswi di tempat itu. Semua orang memandangnya kasihan, tentu karna ia sudah mencari masalah dengan ketua Most Wanted sekolah itu.

"Astaga, mati gue. Kenapa harus dia sih yang ketabrak, duh pasti panjang nih masalahnya," batin Clara merasa bodoh dan menyesal.

Orang yang ditabrak oleh Clara menatap gadis itu dengan tajam, wajahnya terlihat kesal dan marah pada Clara.

"Lu punya mata kan? Gunain dong kalau jalan!" tukas Alex dengan sinis.

Clara menatap heran dengan alis yang sedikit terangkat, padahal dia sudah meminta maaf tadi tapi sepertinya Alex tetap kesal pada dirinya.

"Dih, maaf aja nih ya. Di mana-mana jalan tuh pakai kaki bukan pakai mata," balas Clara dengan santainya.

Alex merasa semakin kesal dengan jawaban Clara yang sangat berani itu, karna hal itu Alex pun langsung membentaknya.

"Lo berani sama gue!" gertak Alex dengan tajam.

Mendengar hal itu Clara langsung menampilkan seringainya, lalu ia balik bertanya pada Alex tanpa ragu.

"Kenapa harus takut? Memangnya lo siapa?" balas Clara tanpa takut.

"Asli, berani banget lo nantang gue!" gumam Alex dengan seringainya.

Clara menatap Alex dengan heran, padahal ia sama sekali tidak menantang pria itu. Tapi sepertinya Alex salah paham dengan maksud Clara, dan terlihat semakin kesal karnanya. Tapi itu bukan masalah untuk seorang Clara, karna ia pun bisa membalas kesombongan pria itu.

"Denger ya, sekaya apapun lo sama sekali tidak berarti buat gue. Dan gue nggak akan pernah takut sama orang kayak lo, pahamkan?" tantang Clara langsung pada Alex.

The boys yang Mendengar hal itu merasa terkejut, tidak biasanya ada orang yang berani melawan ketua mereka. Dan sepertinya cewek itu membawa hal baru untuk mereka, the boys pun menyeringai menatap Clara.

"Menarik," batin Alex berkata.

"Dah lah, ganggu waktu gue aja. Awas gue mau lewat!" usir Clara pada Alex.

Clara berlalu melewati The Boys yang menatapnya tidak percaya, sungguh kejadian yang sangat langka. Tentu menarik sekali melihat keberanian Clara pada Alex, dan itu adalah awala dari segalanya.

"Dapat mainan baru nih Lex," tukas Ryan dengan seringainya.

"Kita lihat Seberapa lama dia bertahan dengan kesombongan itu," sambung Thomas bertaruh.

"Tentu saja, Bukankah ini sangat menarik?" balas Alex dengan seringainya.

The boys melangkah menuju kelas mereka, namun sebelum mereka masuk ke dalam kelas Alex lebih dulu mempersiapkan sesuatu untuk menyambut Clara. Setelah semua persiapan selesai, Clara dan kawan-kawannya duduk tenang di bangku mereka masing-masing.

Tidak lama kemudian pintu sedikit terbuka, dari balik kaca transparan terlihat jika Clara yang sedang membuka pintu. Lalu pintu terbuka lebar, seiring dengan itu jatuhlah cairan keruh dari atas pintu dan menyiram seluruh tubuh Clara.

Melihat kejadian memalukan itu, seluruh siswa dan siswi yang ada di kelas langsung menertawakan Clara. Apa yang terjadi pada Clara benar-benar sesuai dengan rencana Alex, dan nyatanya Clara merasa sedikit emosi karena kerjai oleh pria sombong itu.

Clara menghampiri Alex dengan tatapan datarnya, lalu tiba-tiba ia menggebrak meja Alex dengan keras. Semua yang berada di kelas itu merasa terkejut dengan tindakan Clara, benar-benar berani sekali.

"Lo! Dasar pengecut, beraninya kok lawan cewek. Nggak malu tuh, emang dasar cowok sok!" ungkap Clara kesal pada Alex.

Setelah mengatakan hal itu Clara langsung keluar dari kelas, ia melangkah menuju toilet untuk membersihkan tubuhnya yang basah dan kotor. Sungguh, rasanya Ia benar-benar begitu kesal pada Alex.

"Awas aja nanti, gue bales lo" batin Clara yang merasa kesal.

Di sisi lain Alex juga merasa kesal, karena sudah dipermalukan secara langsung oleh Clara.

"Sial, berani banget tuh cewe mempermalukan gue dihadapan semua anak-anak. Awas aja nanti, gue kerjain lagi lo!" batin Alex kesal dan marah.

Bel masuk berbunyi, seluruh siswa pun mulai masuk ke kelas termasuk Clara yang memakai pakaian olahraganya. Tidak lama kemudian, wali kelas pun masuk. Ia menatap heran pada Clara yang memakai pakaian olahraga, dan bukan seragam seperti yang lain.

"Clara, kenapa bajumu berbeda sendiri?" tanya wali kelas dengan heran.

Clara merasa tidak nyaman mendengar pertanyaan wali kelasnya, tapi mau bagaimana lagi? Tidak ada pilihan lain untuknya mengelak, Clara harus berbohong pada wali kelasnya itu.

"Baju saya basah, Pak. Karena jatuh di toilet tadi," jawab Clara berbohong.

Wali kelas itu menggeleng pelan mendengar jawaban Clara, tapi ia tetap memberi kesempatan pada Clara mengingat jika Clara itu salah satu siswi yang paling berprestasi di Smart High School.

"Kau ini ada-ada saja, Ya sudah lain kali jangan diulangi!" pesan wali kelas pada Clara.

"Baik Pak," jawab Clara dengan pasti.

"Mari kita lanjutkan pelajaran di minggu sebelumnya!" titah wali kelas.

Pelajaran pun dimulai, kelas kembali hening kecuali suara wali kelas yang menjelaskan pelajaran. Sampai akhirnya Bel pulang sekolah berbunyi, pelajaran pun ditutup dan para siswa mulai membubarkan diri untuk pulang ke rumah masing-masing.

Begitu juga dengan Clara, ia keluar dari kelas setelah merapikan alat nulisnya. Bersamaan juga dengan siswa dan siswi lainnya, Clara melangkah melewati halaman sekolah. Tanpa di rencanakan Clara kembali bertemu dengan pasukan lengkap The Boys, sungguh rasanya Clara benar-benar muak sekali bertemu dengan pria-pria itu.

avataravatar
Next chapter