webnovel

Pertandingan Basket

Seperti yang dikatakan Kenzo, dia akan menjemput Nata berangkat kesekolah, dan mereka berdua sekarang sudah berada diperjalanan menuju sekolah.

Sesampai disekolah, mereka sudah disambut oleh antek anteknya Kenzo, tak luput dari tingkah absurnya. Kenzo dan Nata pun turun dari motor setelah memarkirkan nya.

"Ehh siboss udah datang aja," ucap Zion.

"Gak sendiri lagi ni boss?" tanya Libra sambil terkekeh.

"Nanti jangan lupa janjinya boss, traktir makan dikantin sebagai bayaran pajak jadian kalian," ucap Jimmy.

Yap! Mereka sudah tau hubungan Kenzo dan Nata, karena Kenzo yang memberitahunya kemarin.

"Giliran yang gratisan gini lo baru cepet," ucap Zion sambil menjitak kepala jimmy.

"Yee biarin! Asal kalian tau, makanan yang gratis itu lebih nikmat dibanding dengan apa yang kita beli pake duit sendiri," jawab Jimmy.

"Nanti nonton ya, biar gue lebih semangat tandingnya," ucap Kenzo sambil mengelus rambut Nata.

"Ayo ke kelas," ajak Kenzo sambil merangkul bahu Nata.

"Iya, ayo," jawab Nata, kemudian melangkah masuk menuju koridor kelasnya, diikuti semua antek anteknya Kenzo.

Nata dan sahabatnya duduk dikursi dekat lapangan basket. Yap! Mereka semua akan menyaksikan pertandingan antara tim Kenzo dengan tim Rio dari sekolah SMA PERMATA.

Bunyi fluit sudah terdengar menandakan pertandingan akan segera dimulai, kedua tim sudah berada dilapangan dan sudah bersiap untuk bertanding.

Pertandingan pun dimulai. Semua murid yang menonton berteriak memberi semangat dan dukungan.

"OMG! Kenzo ganteng banget kalo lagi keringetan gitu," ucap seorang siswi perempuan.

Nata yang mendengar itu langsung menoleh, dan mendengus tak suka. Kemudian Nata menoleh kearah Kenzo dilapangan dan tersenyum smirk.

"Kenzo pacarnya Nata semangat! Aku yakin kamu pasti menang sayang!" teriak Nata sambil menekankan kata Sayang!

Semua murid yang mendengar teriakan Nata langsung menoleh kearah Nata, sedangkan Nata tersenyum penuh kemenangan.

Dari lapangan Kenzo mendengar teriakan Nata. Kenzo geleng kepala dan tersenyum melihat tingkah gemas pacarnya itu. Kenzo tau kalau pacarnya itu dalam mode cemburu, karena siswa lain secara terang terangan meneriaki dan memuji dirinya.

Setelah kejadian Nata berteriak tadi, akhirnya pertandingan pun selesai, dan dimenangkan oleh sekolah SMA Garuda, timnya Kenzo.

Semua orang disana membubarkan diri, menyisakan Kenzo dan antek anteknya, beserta Nata dan sahabatnya.

Nata melangkahkan kaki kearah Kenzo sambil menyodorkan air mineral.

"Nih! Selamat ya atas kemenangannya," ucap Nata sambil tersenyum.

"Iya, kan ada pacarnya kenzo yang nyemangatin, apalagi sampai teriak teriak gitu, bilang apa tadi hm?" tanya Kenzo menggoda Nata sambil menerima air mineral itu.

"Lo denger ya?"

"Gimana gak denger! Suara kenceng gitu, udah kayak toa," itu bukan suara Kenzo, melainkan suara Jimmy.

"Kenzo pacarnya Nata semangat! Aku yakin kamu pasti menang sayang," ucap Zion memperagakan dan mengulang perkataan Nata tadi.

Kenzo yang melihat itu, langsung menarik Nata kedalam pelukannya, dan Nata membenamkan wajahnya didada Kenzo.

Semua antek-antek Kenzo dan sahabat Nata tertawa puas, berhasil menjahili Nata.

Setiba dikantin, mereka semua duduk dimeja pojok kanan kantin. Tempat biasa kenzo dan antek anteknya makan, dan nongkrong. Nata duduk disamping kenzo, libra disamping keysia, sedangkan yang lain duduk saling berhadapan.

"Siapa yang bakal pesen makanan nih?" Tanya jimmy mengedarkan pandangan kepada semua orang yang ada dimeja itu.

"Biar gue aja deh yang pesen," ucap Amanda. Pusing melihat perdebatan dianta mereka, dan Amanda langsung berdiri.

"Gausah! Biar gue aja, lo duduk yang manis aja disini," ucap Jimmy lembut.

Semua orang dimeja itu menganga, menatap Jimmy tak percaya.

"Kesambet apa lo? Bisa ngomong lembut gitu?" tanya Zion.

Jimmy tak menjawab pertanyaan Zion, dan mengabaikannnya. Dan hanya fokus ke Amanda.

"Gak papa kok, gue juga mau pesen makanan," ucap Amanda.

"Yaudah kalo gitu, kita barengan aja pesen nya." putus Jimmy tersenyum dan memegang tangan amanda.

"Ehhh" Amanda terkesiap, tangannya digenggam oleh Jimmy.

"Ehh sorry! Gue gak sengaja. Tangan gue nih emang nakal," ucap Jimmy sambil memukul tangannya sendiri.

"Ayo," ajak Jimmy sambil melangkah menuju tempat pemesanan makanan dikantin.

Setelah kepergian Amanda dan Jimmy, semua orang dimeja itu saling berpandangan.

"Gue rasa Jimmy suka deh sama amanda," Celetuk zion.

"Nah bener! Dari tatapannya kalo natap Amanda itu jauh beda, kek ada cinta cintanya gitu," jawab Gavin sambil terkekeh.

Kenzo menoleh kearah Nata karena mendengar hp Nata berdering, segera Nata mengangkatnya.

"Halo"

"Apa!" ucap Nata dengan suara gemetar, air mata mengalir dipipinya.

"Ii-ttuu gak mungkin! Kemarin papa masih diluar kota sama mama, bang Barga lagi becanda kan?" ucap Nata terisak.

Kenzo yang melihat Nata terisak, menjadi panik, dan saling bertatapan diantara mereka semua, seakan bertanya ada apa?!

Air mata Nata terus mengalir deras, Nata hampir limbung kelantai, untung Kenzo dengan sigap menahannya.

"Kenapa nangis? Ada apa? Siapa yang telfon, hm?" tanya Kenzo.

Nata mendongak keatas, air matanya terus mengalir, Kenzo langsung menghapusnya dengan lembut.

"Gu-eee mau pulang ketemu papa!" ucap Nata disela-sela isakannya.

"Biar gue anter"

"Kalau ada apa apa, langsung kasih tau gue, Zo. Nanti kita bakal nyusul kesana" ucap Zion.

Kenzo mengangguk dan segera membawa Nata keluar dari kantin menuju parkiran mengambil mobil.

***

Setelah sampai dirumah Nata. Kenzo bertambah bingung karena melihat orang yang sudah ramai disana, Kenzo menoleh kearah Nata, keadaan gadisnya sudah berantakan, air mata tak henti mengalir dipipinya.

"Ayo masuk," ajak Kenzo sambil merangkul Nata dan menggenggam tangannya, seakan memberi kekuatan.

Sampai didalam rumah, Nata melihat seseorang yang sudah terbujur kaku, wajahnya ditutup dengan kain. Tangis Nata bertambah deras.

"Itu bukan papa kan?" tanya Nata mendongak menatap Kenzo.

Nata dan Kenzo menoleh, Nata langsung berlari dan berhambur kedalam pelukan orang itu, Nata menangis sejadi jadinya.

Air mata Barga menetes mendengar pertanyaan Nata, tapi langsung ditepis.

"Itu bener papa sayang, Nata yang kuat ya, Nata harus ikhlas sama kepergian papa," ucap Barga dengan suara gemetar menahan tangis.

"Gak mungkin! Itu bukan papa! Papa sama mama masih diluar kota!" pekik Nata dan langsung berlari kearah seseorang yang terbujur kaku itu, Nata membuka kain penutup wajah, Nata membekap mulut dan menggeleng tak percaya.

"Papaaaaaaaa!!!" teriak Nata sambil memeluk papanya erat.

"Kenapa papa tinggalin Nata secepat ini, Nata masih butuh papa," ucap Nata lirih.

"Ikhlasin papa dek, jangan kek gini. Nanti papa gak bakal tenang disana," ucap Barga sambil merangkul bahu adik kesayangannya itu.

"Papa bang, kenapa papa ninggalin kita," ucap Nata dalam pelukan Barga.

Kenzo yang melihat itu hanya bisa diam dan menunduk. Kenzo tak kuat melihat gadisnya sehancur itu.

"Papa kenapa bisa gini, Bang?" tanya Nata mendongak dengan air mata yang mengalir deras dipipinya.

"Ada yang sengaja menyabotase mobil papa, dan sekarang mama dirumah sakit, mama koma," ucap Barga lirih, sambil menghapus air mata adiknya.

Next chapter