18 Permulaan Balas Dendam

Siang itu Moore membawakan bekal makanan untuk Lascrea, dengan hati yang berbunga-bunga Moore pun menyerahkannya sendiri.

Moore tahu bahwa Allail pasti akan mencegahnya jika dia ingin dekat-dekat dengan Lascrea, akan tetapi hati kecilnya sama sekali tak bisa menjauh dari Lascrea.

Semalam, Moore bertemu lagi dengan Bahkil dan juga Amone. Dia masih tidak menyangka bahwa ada wanita yang sangat mirip dengan Lascrea, mereka bagaikan pinang yang dibelah dua, mirip tapi Moore tahu kalau Amone itu hanyalah jiwa yang dimanipulasi oleh Bahkil.

Mereka membicarakan bagaimana langkah selanjutnya agar mereka bisa menipu Allail.

Bahkil yang sudah menyiapkan rencana matang sejak 1000 tahun itu pun, membeberkan apa yang akan mereka lakukan nantinya.

Moore hanya bisa menerima apa yang Bahkil inginkan kala itu, karena menurutnya dia sama sekali tak akan rugi, dia bisa mendapatkan Lascrea, wanita yang selama ini dia cintai pada waktu yang sama dia bisa menyingkirkan saingan cintanya.

***

"Hey, apa yang kau lamunkan, Moore?" tanya Lascrea sambil membuyarkan pikiran Moore dengan mengibaskan tangannya di wajah Moore.

Moore pun kala itu langsung menangkap tangan Lascrea dan menyiuminya penuh hasrat.

Lascrea yang kala itu kaget dengan apa yang dilakukan Moore itu sontak menarik tangannya dengan canggung.

Tiba-tiba saja Moore tersadar, dia pun kembali pada pikiran jernihnya.

"M-maaf Lascrea, aku tidak sengaja," ucap Moore saat dia sadar apa yang sedang dia lakukan itu.

Sementara itu para anggota lainnya melihat ke arah mereka berdua sambil berbisik dan bergunjing satu sama lain.

Plakk!

"Apa yang kau lakukan padanya?" ucap Ars yang langsung memukul mundur Moore karena melihat dia melakukan hal yang tidak pantas pada ratunya itu.

"Ars, tunggu dulu! Dia ini bukan musuh!" Lascrea pun berusaha menenangkan Ars yang kala itu siap mengeluarkan sihirnya pada Moore.

Tanpa sadar Moore pun bersiap mengeluarkan sihir malaikatnya juga kala itu.

Lascrea sangat khawatir kala itu, apalagi Allail tak ada di sana untuk menghentikan mereka berdua.

Lascrea yang sadar bahwa dia hanyalah manusia biasa yang lemah, kemudian berdiri diantara Moore dan juga Ars.

"Stop kalian, aku sama sekali tak mau melihat kalian bertengkar di sini! Kalian lihat, banyak mata yang sedang memperhatikan kalian!"

Tiba-tiba Moore pun langsung berpamitan setelah menerima telepati dari Bahkil kala itu.

"Lascrea, aki harus pergi sekarang. Ini makananmu, aki membuatkan semuanya sesuai dengan selera dan kesukaanmu!" Kemudian Moore pun memberikan bekal makan siang yang telah dia buat itu pada Lascrea dan pergi sambil tersenyum.

Ars sangat tidak suka melihat Moore yang begitu akrab dengan ratunya itu.

Dia pun berencana memberitahukan semua hal itu pada Allail sebagai laporan.

Lascrea pun berbalik pada Ars, "Ars, ingat, kamu jangan sampai mengatakan hal ini pada Allail yah. Aku tak ingin berkelahi dan berdebat dengan dia, dia itu sangat pencemburu. Kamu mengerti maksudku, kan?" pinta Lascrea pada Ars sambil memegang tangannya dan memohon.

Ars pun menarik nafas, dia memang telah memilih sendiri agar menjadi bawahan Lascrea, bahkan sejak awal dia melihat Allail membawa Lascrea ke neraka saat pernikahan mereka kala itu.

"Baiklah, saya akan melakukan seperti yang Yang mulia.. ekhem maksud saya Lascrea katakan," jawabnya.

"Nah, begitu dong. Yasudah, kalau begitu ayo kita pergi ke ruangan Allail, aku sangat merindukan dia, rasanya aku akan gila karena memendamnya, haha," ucap Lascrea seraya tersenyum dan cengar-cengir sendiri.

Ars sangat tahu apa yang ada di hati Lascrea, dia memang sangat mencintai Raja iblis itu.

Walau dahulu banyak yang menentang pernikahan mereka karena Allail akan menikah dengan seorang manusia yang bahkan tak ada kekuatan spiritual sama sekali.

***

Setelah itu, mereka pun bergegas ke ruangan Allail.

Ars kala itu hanya menunggu di luar karena dia berpikir tak pantas bagi bawahan untuk melihat Raja dan Ratu saat mereka sedang berduaan.

"Allail, kenapa kamu membiarkan Ars di luar? Kasihan kan dia," ucap Lascrea yang kala itu sudah duduk di pangkuan Allail sambil memanyunkan bibirnya.

"Haha, kau sangat manis, Sayang!" Allail tak dapat menahan perasaan gemasnya saat melihat Lascrea dengan tampang wajahnya yang sedang merajuk itu. Ingin rasanya dia melumat bibir sexy yang tiap hari bertemu dengan bibirnya itu.

"Lascrea, coba kau turunkan wajahmu! Dekatkan padaku!" pinta Allail sambil tersenyum.

"Dekat? Begini?" Lascrea pun mendekatkan wajahnya tanpa bertanya alasan Allail, dengan polosnya dia termakan jebakan iblis buas yang tampan itu.

Tanpa aba-aba lagi, Allail langsung menyergar bibir yang sedari tadi sangat menggunggah hasratnya itu.

Perlahan demi perlahan, Allail terus menjamah setiap sudut bibir Lascrea dengan buasnya.

Lascrea pun tenggelam tanpa bisa berbuat apa-apa pada permainan Allail kala itu.

Nafasnya berderu, jantungnya berdetak tak menentu, dia mulai kehilangan fikiran sehatnya kala itu.

Tiba-tiba, Allail langsung menjamah masuk ke sela baju Lascrea, akan tetapi...

Tok.. tok.. tok..

"Pak Killian, ada yang ingin bertemu dengan Bapak," ucap sekretaris Killian, dia merupakan satu-satunya manusia yang berada di bawah perintah langsung Allail, selain dia para staff lainnya adalah tangan kanan, kiri dan bawahan Allail di istana neraka.

Allail pun dengan kesalnya membalikkan pandangannya dari Lascrea dan menjawab panggilan sekretarisnya itu.

"Hey, apakah tidak bisa sebentar saja? Saya sedang sangat sibuk saat ini," jelas Allail dengan nada yang agak meninggi.

"Tidak bisa, Pak. Orang itu sudah menunggu sejak tadi di sini," ucapnya.

Allail akhirnya pun menyerah dan melepaskan Lascrea yang hampir dilahapnya itu.

Lascrea pun tersenyum melihat wajah Allail yang kesal pada sekretarisnya itu. Menurut Lascrea dia sangat imut kala itu.

Lascrea pun mencubit pipinya sambil tersenyum, "tenang saja, kita bisa lanjutkan nanti di rumah, takan ada seorang pun yang dapat mengganggu kita di rumah kita sendiri, kan?" lanjutnya.

Allail akhirnya mencoba menelan hasratnya kala itu, dia menyimpannya hingga mereka pulang ke rumah nanti.

"Baiklah, kalau begitu beri aku ciuman selamat tinggal," pintanya manja.

Lascrea pun langsung memberikan kecupan yang begitu mesra hingga Allail langsung tersenyum senang.

"Sudah yah, ingat sampai rumah," ucap Lascrea sambil mengangkat rok span yang dia pakai sampai kelihatan stoking cokelatnya itu.

Allail pun tertawa malu melihat tingkah Permaisurinya yang makin lama makin ganas dan nakal.

Krieettt...

Pintu itu pun dibuka oleh Lascrea, dan dia memberi hormat pada pria yang akan memasuki ruangan kerja Allail itu.

Pria itu tersenyum saat melihat Lascrea kemudian berjalan lurus kepada Allail.

"Selamat siang, Pak Killian. Perkenalkan saya Bahkil, CEO dari SRT CORP," ucapnya sambil tersenyum.

Entah apa yang dia lakukan di sana, Bahkil mencoba menjerat Allail perlahan demi perlahan.

Dia mulai melancarkan rencana yang telah dia pendam selama 1000 tahun itu, tanpa keinginan gagal sepersen pun.

Bersambung...

avataravatar
Next chapter