17 Pengganggu

Sekarang Lascrea dan Allail telah sampai di tempat latihan bagi para balerina, cabang dari Killian CORP.

Baru saja turun dari atas mobil, semua mata sudah tertuju pada mereka berdua.

Dengan wajah Lascrea yang tak kalah dari model terkenal dan juga ketampanan Allail yang mempesona, membuat para karyawan dan juga para balerina di saja tak berkedip.

"Hey, lihat itu. Siapa mereka berdua?"

"Aku tidak tahu, tapi yang pasti pria itu adalah Killian Allail, pemilik tempat ini."

"Ya ampun, jadi dia yang namanya Killian Allail? Gilaa, aku akan merayunya nanti," balas seorang wanita yang terlalu terpesona melihat wajah tampan Allail kala itu.

Tiba-tiba seorang wanita datang dan menambahi.

"Kau mau merebut pria itu? Jangan mimpi! Lihat wanita yang ada di sampingnya itu, dia adalah istri Tuan Killian," balasnya sambil melakukan split sempurna.

Mereka pun langsung melihat ke arah wanita yang sama sekali tak diajak bicara oleh mereka kala itu dengan wajah yang keheranan dan agak canggung.

"Apa lihat-lihat?" kata wanita tadi lagi.

"T-tidak. Kami tidak lihat apa-apa." Setelah mengatakan itu, mereka pun langsung pergi meninggalkan wanita itu.

"Yang mulia dan Permaisuri sangat bahagia kelihatannya," ucap wanita itu sambil melihat ke arah Lascrea dan Allail yang masih bergandengan tangan kala itu.

***

"Allail, apa tidak apa-apa kita bergandengan tangan seperti ini? Kamu tidak lihat wajah penghuni tempat ini, mata mereka bahkan tak berkedip menatap kita," kata Lascrea yang merasa agak canggung dengan tatapan para anggota balerina dan juga orang lainnya yang ada di sana.

"Jangan khawatir, Sayang. Itu karena kau sangat memesona makanya mereka melihat tanpa berkedip," balas Allail seraya mencium punggung tangan wanita tercintanya itu.

Lascrea tersipu malu melihat kelakuan Allail kala itu.

Tiba-tiba datanglah seorang wanita, yaitu wanita yang tadi berbicara dengan anggota balerina lainnya.

"Yang mulia," ucapnya sambil menunduk pada mereka berdua.

Lascrea terbelalak kala itu.

"Ya ampun, kamu kan..." Lascrea menunjuk wanita itu dengan tatapan kagetnya.

"Iya Yang mulia permaisuri, saya adalah dayang Yang mulia di neraka," jawabnya.

Lascrea kemudian melihat ke Allail dengan perasaan kaget bercampur bahagia yang menyelimutinya.

"Allail, ya ampun ternyata ini rencanamu."

"Bagaimana? Apa kau suka, Permaisuriku?" tanya Allail sambil menggenggam tangan Lascrea dengan erat.

"Sangaattt." Lascrea pun melompat dalam pelukan Allail, dayang yang saat itu ada di hadapan mereka langsung mengetahui apa yang harus dia lakukan dan membuang pandangannya ke samping.

"Kalau begitu, aku akan langsung ke kantorku dahulu, kau bicaralah denganya!"

Setelah itu Allail pun mengusap pipi Lascrea dan pergi ke ruangannya.

Setelah Allail pergi dengan sempurna, Lascrea pun langsung mendatangi dayangnya sejak dia ada di istana neraka.

Betapa senangnya Lascrea melihat wajahnya, dia adalah dayang yang sangat setia dan baik pada Lascrea, makanya Lascrea sudah menganggapnya sebagai saudaranya sendiri walaupun mereka beda bangsa.

"Yang mulia," ucapnya sambil menunduk dan memberi hormat pada Lascrea.

"Hey, kamu jangan berlaku seperti itu! Aku sudah menganggapmu sebagai saudara sendiri," ucap Lascrea seraya merangkul bahu wanita itu. "Oh iya, siapa namamu? Pastinya kamu ada nama kan? Jangan bilang kalau kalian sama sekali tak ada nama!" lanjut Lascrea bertanya sambil menghadap pada wanita itu.

Wanita itu terdiam, tak ada yang pernah dan sudi bertanya tentang nama mereka, para pelayan rendahan.

Dia pun melihat wajah Lascrea dengan seksama. "Yang mulia, saya-"

Belum sempat dia menyelesaikan ucapannya, Lascrea langsung memotongnya.

"Hey, jangan panggil aku Yang mulia terus, namaku Lascrea, Las-cre-a, Oke? Coba panggil!" pinta Lascrea pada dayang itu sambil tersenyum.

"Las-crea," gumamnya.

"Nah benar, seperti itu. Siip baiklah, kalau begitu beritahukan namamu!"

"Namaku, Ars."

"Wuaahhh, nama yang bagus. Siapa yang memberikanmu nama itu?" tanya Lascrea.

"Yang mulia Allail yang memberikan nama itu pada hamba, Yang mulia. Ketika hamba baru saja meninggal dunia dan pergi ke alam roh, hamba bertemu dengan Yang mulia Allail, dia pun menawarkan jika hamba belum mau menghilang maka bekerjalah di istananya, dan hamba pun menganggukinya," jawabnya.

"Waah, ternyata Allail itu adalah Raja yang baik yah? Tapi kenapa dia bisa jadi jahat seperti itu? Ya aku tahu memang sifat aslinya itu bengis dan kejam, tapi kenapa dia bisa berubah-ubah dalam bersikap?" tanya Lascrea dengan wajah yang penasaran.

Ars pun terdiam, dia sama sekali tak dapat membongkar kejadian 1000 tahun lalu secara detail pada Lascrea kala itu, karena itu adalah larangan mutlak bagi siapa pun yang mengetahui semua hal itu.

"Hamba... Juga tidak tahu, Yang mulia," jawabnya sambil membalikkan pandangannya.

"Hei, kenapa sih dari tadi panggil aku Yang mulia terus? Sudah kubilang, panggil namaku Lascrea. Sekali lagi kau memanggilku Yang mulia maka akan kupotong gajimu, hihi," ancam Lascrea dengan bercanda.

"Ampuni hamba, Yang mu- tidak maksudku Las-crea,"

"Haha, nah begitu. Bisa kan? Gampang kan? Mantul kan? Yasudahlah, ayo kita pergi Ars."

Kemudian mereka berdua pun pergi dan beranjak ke ruang latihan.

Ars, sekarang diperintahkan oleh Allail untuk menjadi pengawal sekaligus dayang dan teman Lascrea saat di dunia manusia.

Allail merasakan firasat buruk yang sebentar lagi akan terjadi. Apalagi dengan kejadian kemarin saat Lascrea pingsan tanpa ada satu pun yang tahu penyebabnya, semua hal itu membuat Allail mulai melebarkan sayap dan mengetatkan penjagaan terhadap Permaisurinya itu.

***

Ruang Latihan.

Sesampainya di ruangan latihan, Pelatih mereka memberitahukan kepada mereka untuk mempersiapkan diri, karena minggu depan akan ada kompetisi bagi cabang-cabang balerina yang tersebar di kota itu.

"Wah, lihat itu Lascrea."

"Hah, untuk apa takut dengannya? Dia sama sekali tak perlu ditakuti. Lihat saja penampilannya kemarin, sudah pasti dia telah mendapat kritik buruk dari para petinggi."

Semua orang yang ada di sana memang mengangumi Lascrea, akan tetapi tak sedikit pula yang benci dan ingin namanya hancur. Karena rasa iri yang sudah menggerogoti tubuh dan pikiran mereka pada balerina muda yang bersinar itu.

"Baiklah, kalau begitu kalian boleh mulai persiapannya dengan baik," ujarnya.

Lascrea pun mulai mempersiapkan diri dan berlatih bersama dengan Ars dan teman lainnya.

WAKTU ISTIRAHAT.

waktu istirahat pun tiba, Moore telah membuatkan makanan bagi Lascrea dan mengantarkannya ke sana.

"Lascrea, itu ada orang yang cari," ucap seorang balerina.

"Siapa?"

"Aku tidak tahu, tapi dia pria yang tampan. Cieee," jawabnya sambil tersenyum, dia mengira bahwa pria itu ada hubungannya dengan Lascrea.

Lascrea pun mulai bertanya-tanya, siapakah orang yang disebut oleh temannya itu, kemudian dia pun pergi untuk melihatnya.

"Lascrea," sapa Moore sambil tersenyum dan melambaikan tangannya.

"Ya ampun, aku pikir kamu siapa? Hahahah, katanya ada pria tampan ternyata kamu ya."

Bersambung...

avataravatar
Next chapter