2 Dipaksa Menikah

Lascrea memelototkan matanya melihat pria yang tadi sedang membelakanginya itu tiba-tiba saja muncul tepat di depan matanya sambil menjambak erat rambut panjang miliknya.

"Sakit!" Lascrea meringis kesakitan.

Allail mendekatkan wajahnya pada Lascrea diikuti dengan senyuman yang penuh tanda tanya di pikiran Lascrea.

"Lepaskan rambutku, aww sakit sekalii!" Lascrea memegang tangan Allail berusaha untuk melepaskan jambakan di rambutnya yang terasa semakin erat itu.

"Kau, dewi tak tahu malu yang sudah merebut hatiku kemudian kau menusukku dari belakang, dahulu aku memang mencintaimu namun sekarang, aku tidak akan pernah termakan oleh kata manismu lagi, kau akan rasakan bagaimana akibatnya kalau bermain-main dengan penguasa neraka, Amone!"

"Apa? Amone? Aku bukan Amone, aku Las- aww aww..." belum sempat Lascrea menjelaskan siapa dia sebenarnya pada Allail, dia pun segera di tarik ke dalam penjara di dasar neraka.

Allail, pria yang dulu sangat mencintai Amone, pria yang lembut yang bahkan tak bisa melihat Amone meneteskan air mata berubah menjadi pria bengis, jahat, kejam, bahkan sekarang jangankan cinta, melihat Amone saja Allail seperti melihat musuh yang sangat hina.

Brukk...

Allail pun melemparkan Lascrea (reinkarnasi Amone) ke dalam penjara dengan sangat kasar.

"Aww, sakiit," kata Lascrea sambil memegang badannya yang terbentur besi dalam penjara itu.

Lascrea yang melihat penjara itu akan segera terkunci, cepat-cepat bangun berdiri dan lari keluar, akan tetapi penjara itu tertutup dengan sangat cepat hingga dia pun terlambat.

"Lepaskan aku! Heyyy Tuan, kumohon lepaskan aku! Aku sama sekali tidak mengenalmu, kumohon, kumohooon," ucap Lascrea sambil menggedor-gedor jeruji besi yang mustahil dapat dia tembus dengan kekuatannya.

"Hanya di sinilah tempat yang pantas buat pengkhianat sepertimu menunggu, sebentar lagi akan ku putuskan hukuman apa yang pantas untuk wanita sepertimu," kata Allail tersenyum masam memandang rendah Lascrea.

"Tolong jangan pergi! Heyyy jangann pergii! Lepaskan aku! Aku sama sekali tak mengenalimu, tolongg, hiks, hiks," rintih Lascrea di depan pintu penjara yang kemudian terduduk di lantai sambil merenung.

Lascrea sama sekali tidak mengerti apa yang sedang terjadi pada dirinya, padahal besok adalah hari dimana dia akan dianugerahi penghargaan balerina tingkat dunia, dia sangat menanti-nantikan hari itu, dia berlatih lebih keras dari siapa pun hanya untuk sampai di titik itu. Semua yang dia lakukan selama ini terasa sia-sia saat dia harus menerima kenyataan diculik oleh pria aneh yang bahkan tak pernah dia bayangkan sebelumnya dalam mimpinya, pria jahat, kejam, pemarah, kasar, dia sungguh bencana dalam hidup Lascrea.

"Apa yang harus kulakukan di sini? Sebenarnya dosa apa yang sudah kulakukan di kehidupan lamaku sampai aku harus bernasib malang seperti ini, hic, hic. Ibuu andaikan kau masih hidup, aku pasti tidak akan mengalami kesialan seperti ini, tolong bebaskan aku, Bu. Hic, hic," ratap Lascrea, air matanya terus saja tumpah dari mata indahnya itu, bagaikan permata, jatuh membasahi pipinya yang sekarang sudah sangat merona akibat menangis.

Lascrea terus saja menangis selama beberapa jam hingga keputusan Allail pun jatuh.

***

"Hmm?" Lascrea membuka matanya perlahan, terlihatlah dua orang wanita dengan baju tradisional seperti pelayan memegang kedua tangan Lascrea dan membawanya pergi dari tempat itu.

"Mau dibawa kemana aku? Lepaskan!" Lascrea mencoba melepaskan tanggannya yang digenggam erat oleh kedua dayang itu.

"Ikut saja, Ratu, kami akan menyiapkan segalanya," kata mereka berdua serempak dan dengan nada yang datar yang membuat Lascrea ketakutan.

"Lepaskan aku! Siapkan apa? Dan lagi Ratu? Aku bukan Ratu, lepaskan aku!" Lascrea terus meronta-ronta dengan sekuat tenaga bahkan sampai bermain kasar pada kedua dayang itu, namun sayang mereka berdua seperti tidak merasakan apa-apa, dan dengan ekspresi datarnya mereka terus menyeret Lascrea ke altar tempat pernikahan yang sudah diisi oleh berbagai makhluk seram nan aneh yang belum pernah dilihat oleh Lascrea sebelumnya.

"Ada apa ini? Siapa mereka?" Lascrea ketakutan melihat wajah para penonton yang memiliki tanduk dan berwajah jahat nan pucat.

"Kita sudah sampai Ratu, mohon pakailah ini!" Kedua dayang itu pun memakaikan Lascrea gaun merah yang biasa dipakai oleh orang menikah dan penutup wajah berwarna merah pula.

"Lepaskan aku! Le- mmm, mmmm,! MMM!" Mulut Lascrea telah disihir oleh allail agar dia tak bisa berucap sepatah kata pun dan tubuhnya juga tak dapat bergerak seperti yang dia mau, Lascrea hanya bisa pasrah kala itu menunggu hal apa yang akan terjadi pada dirinya.

Allail pun segera memberikan pidatonya pada semua rakyatnya yang hadir dalam pernikahannya.

"Wahai rakyatku, aku hari ini akan menikahi manusia ini, aku akan berbagi kasih dengannya hingga waktunya sebagai manusia akan berakhir," ucap Allail sambil tersenyum melihat ke arah Lascrea, Lascrea hanya bisa menangis kala itu, air matanya tak dapat berhenti mengalir.

"Sambutlah, Ratu kalian!" teriak Allail sambil mengangkat kedua tangannya.

Semua iblis dan roh yang hadir dalam acara itu pun sontak bersorak-sorak, "Hidup Raja, hidup Ratu!" dan ikut senang akan pernikahan Raja mereka itu. Namun tidak dengan Lascrea, dia benar-benar ingin pergi dari sana, dia tahu kalau pria itu tidak mencintainya karena cinta, melainkan hanya ingin sesuatu yang lain darinya.

Allail tertawa dengan bahagianya kala itu, dan kemudian dia perlahan berjalan mendekati Lascrea dan menciumnya sambil memakaikan tanda di dahinya sebagai tanda bahwa dia telah sah menjadi pengantin Raja neraka.

Lascrea hanya dapat menangis saat Allail mengecup bibirnya. Bibir Allail terasa begitu dingin, sama seperti sifatnya yang sangat dingin namun bibirnya juga terasa begitu lembut. Itu adalah ciuman pertama Lascrea, dia yang selama ini tak pernah mencintai siapa pun dan selalu berlatih, mana mungkin memiliki waktu untuk menjalin hubungan dengan pria lain, Lascrea pun hanya menutup matanya saat itu.

Saat dia membuka matanya sontak dia sangat kaget karena dia tidak lagi berada di tempat pernikahan tadi melaikan di sebuah kamar yang dihiasi sanagt indah seperti kamar pengantin pada umumnya.

"Dimana aku?" tanya Lascrea sambil menelusuri sudut demi sudut dari kamar itu.

"Aa, aku sudah dapat berbicara lagi," ucap Lascrea senang saat mengetahui bahwa dia sudah bisa bicara lagi.

Lascrea pun berencana lari dari tempat itu, dia segera melepaskan mahkotanya dan berlari ke pintu, namun sayang pintu tersebut terkunci dengan eratnya, berkali-kali dia coba membuka pintu itu namun hasilnya nihil.

"Bagaimana ini? Aku harus mencari sesuatu agar aku dapat membuka pintu ini, dimana yah?" Lascrea pun melihat sekelilinya dan menemukan sebuah besi panjang dalam kamar itu, segeralah dia memakai besi itu untuk mencongkel gagang pintu berukir berwarna emas dihadapannya.

Kreeekk...

Pintu itu pun terbuka. Betapa senanglnya Lascrea saat melihat pintu yang ingin dia buka telah terbuka sendiri, dia pun segera memegang gaun panjang pernikahannya dan berlari keluar.

Braakk...

Dia menabrak seseorang tepat satu langkah dia menginjakkan kakinya keluar kamar itu.

"Mau lari kemana kau, Amone?"

Kala itu Lascrea sangat ketakutan saat dia menengadahkan kepalanya ke atas dan melihat Allail telah berdiri dihadapannya.

Bersambung...

avataravatar
Next chapter