4 Chapter 3

Baper itu kodrat. Sebagai manusia normal, pasti jika seseorang yang kita sukai merespon baik pasti baper. Dan hal itu gak bisa dihalangi.

∴∵○●○∵∴

"Kenalin nama gue Nitos kelas X-1 yang otomatis sekelas sama Lo." Ucap cowok yang memiliki tinggi se-oppa guanlin, rambut pirang, dengan bola mata biru, 100% orang luar. "Dia Kayla Lo tau kan? Dia ketua kelas di kelas kita." Dia menunjuk ke arah cewek di samping kanannya. Seorang Cewek berambut hitam se-pinggang dengan muka orang luar, orang blesteran. "Hai. Kenalin gue Kayla, blesteran Indonesia-Korea." Senyumnya dihiasi lesung Pipit. 'Udah blesteran, imut lagi.' Batin Lita "Satu lagi, dia." Ucap Nitos sembari kembali menunjuk ke arah berlawanan dari Kayla. "Hai. Gue Naufan." Ucap lelaki berambut hitam, bola mata hitam, dan anting salib hitam. Orang Indonesia yang beragama Kristen, tapi kayaknya kemungkinan besar mereka semua beragama Kristen sih...

"Sepertinya Lo berbakat dalam bidang seperti ini." Ucap Nitos. "Iya, mungkin nanti Miss Dinda bakal pilih Lo buat jadi saingan Nitos." Kayla menimpali.

Tunggu,,, dia bilang saingan?

"Apa maksudnya Saingan?" Tanya Lita pura-pura bego. Padahal dia jelas ngerti banget 100% apa artinya. Tapi namanya juga cewek, suka pura-pura bego. "Ya.. Lo kan pintar sepertinya, jadi otomatis Lo bakal jadi saingan si Nitos, orang yang paling berbakat di SMP-nya dulu. Tapi mungkin sekarang nggak." Kayla menjelaskan dan diakhir kalimatnya memberikan senyuman jahil kepada Nitos.

Lita tidak pernah berpikir untuk mengikuti lomba sehingga memiliki pesaing, hal seperti yang dia lakukan tadi hanya hobi untuk dirinya, Ya hanya HOBI. Pikiran buruk telah memasuki otaknya, 'Bagaimana jika nanti gue dibully? Bagaimana jika nanti banyak orang yang benci gue? Bagaimana jika tidak ada yang mau berteman dengan gue?' Pikiran buruk itu terus berputar di kepalanya hingga Naufan berkata "Tenang, kita akan bersaing dengan adil." Perkataan tadi membuat Lita sedikit lebih tenang karena merasa aman.

Tak ada suara yang terdengar kembali saat obrolan yang diakhiri oleh Naufan tadi, hingga suara bel sekolah terdengar. "Udah bel ayo ke kelas." Ajak Lita kepada orang yang ada disekitarnya. Lita melangkah keluar lab duluan, lalu diikuti oleh Nitos, Kayla, dan Naufan.

--oOo--

Pelajaran pertama dimulai. Matematika. Sebuah pelajaran yang hanya perlu menggunakan sedikit hafalan, dan banyak menghitung, membuat pelajaran ini dibenci para siswa ataupun siswi karena pelajaran ini membuat pusing dan cepat mengantuk.

Hal tersebut sedang berlaku pada para murid kelas X-IPA1 yang diancam jika tidur di kelas pada pelajaran matematika, maka akan dianggap alpha atau bolos.

Oleh karena itu dengan sangat amat terpaksa, mereka harus memperhatikan hal yang dijelaskan oleh sang guru killer. Pelajaran berjalan dengan lancar hingga akhir jam pelajaran matematika sang guru memperhatikan setiap murid didepannya.

"You, you, and you. Come Here!" Guru killer itu menunjuk ke arah para siswa yang memiliki rambut gondrong. "Why isn't this hair cut? Mom reminded you the day before yesterday, so you will cut your hair now." Guru yang bernama Bu Ningsih tersebut merogoh ke saku rok panjangnya dan terlihat sebuah benda tajam yang termasuk dalam jenis pengungkit dikeluarkannya.

"Come here!"

Tidak ada yang bergerak sama sekali.

"Hah..." Bu Ningsih menghela nafas sejenak lalu maju perlahan-lahan hingga sampai didepan siswa yang tidak menaati peraturan.

Crek Crek Crek

Tak butuh waktu lama untuk memotong rambut yang hasilnya sangat buruk. Sangat tipis hingga mereka sepertinya akan botak jika dipotong 0,2 cm lagi.

Saat Bu Ningsih telah melangkah keluar kelas, para murid tertawa dengan riuhnya.

"Ah...! This class is very hot! There are three suns in this class!" Ucap salah satu murid sembari mengibaskan tangannya.

"Ada bayi terbesar di dunia nih!" Ucap murid lainnya. Sayang yang tertawa hanya orang Indonesia saja.

Mereka bertiga yang rambutnya dipotong, hanya menutup mukanya menggunakan telapak tangan untuk menahan malu yang merajalela.

Bel istirahat berbunyi, membuat para murid berhamburan ke arah kantin yang besarnya warbayzah. Kecuali para wanita muslimah abal-abal ini.

"Eh, liat deh, ini Abs Taeyong Gila..." Ucap Lita. "Parah Lo Lit, ngeliatin roti sobek." Jawab Nada, padahal dia juga sering nyari di google tentang hal yang berbau roti sobek, gak ngaca dasar.

Lain dengan Lita dan Nada, Aisyah sedang Asyik membaca novel Lita yang waktu itu pernah jatuh dan diambilkan oleh Ka Bayu. Aisyah berpikir 'Mungkin Kalau gue baca buku ini, Ka Bayu bakal dateng'.

Emang Bayu apa bisa dipanggil begitu?//Author :v

"Lita." Orang yang merasa namanya dipanggil itu mendongak ke arah sumber suara.

Terlihat di ambang pintu Nitos menatap kearahnya dengan tatapan elang, tapi emang ia and the geng itu punya tatapan yang gak B sih...

Tunggu, ada yang ganjil dengan Anggota geng Nitos. Sejak kapan anggotanya ganti jadi Ka Bayu sama Ka Nathan?!

FYI Ka Nathan itu temen sekelasnya Ka Bayu sekaligus Waketos.

"Lit, Kantin bareng kita yuk!" Ajak Ka Bayu.

Deg!

Ka Bayu ngajak gue ngantin bareng dia woy! Dan dia tau nama gue!

Di dalam lubuk hati Lita paling dalam, ia ingin menerima ajakan Kaka kelas yang Wow itu, tapi ia berpikir bagaimana jika nanti bunyi detak jantungnya terdengar oleh Ka Ketos itu?

Disaat bersamaan Aisyah memandang novel berjudul 'Love With Me' yang tadi ia baca sambil berfikir 'Wah, ni buku beneran bisa panggil Kak Bayu.'

"Maaf kak, Gue gak terlalu suka pergi ke ka-" Aisyah dan Nada menatap Lita tajam, tapi tajaman tatapan Nitos sih. Karena Lita mengerti dengan kode yang diberikan sahabatnya, ia mengurungkan niat untuk tidak ke kantin.

"Ah... Iya kak, ayo."

Sekarang mereka di kantin sekolah yang sudah tidak terlalu ramai karena biasanya murid yang sudah makan akan menuju ke lapangan basket untuk melihat pertandingan.

Sisa murid yang masih ada di kantin, tanpa berkedip menatap mereka yang baru saja datang.

"Psst Psst Beaumusgrils with NameBoyz" bisik beberapa siswi di kantin.

NameBoyz?

"Ly! Sini!"

Aisyah, Nada, dan NameBoyz(?) telah duduk di kursi meja kantin paling pojok sebelah kanan. Sisi kantin sebelah kanan lebih sepi dari sisi kantin sebelah kiri, entah kenapa demikian. Oleh karena itu sepertinya mereka memilih duduk disini agar tidak ada yang menggangu.

"Kalian mau pesen apa? Biar gue yang pesenin." Tawar Ka Bayu.

"Samain, Nasgor semua Bay."

"Oke."

Setelah kalimat itu terlontar, suasana menjadi sunyi. Suara detik jam tangan yang dipakai Nathan terdengar oleh 2 orang di sebelah kanan dan kirinya.

"Eh, gue mau-"

Kring Kring

Untuk anak kelas 10 Dan 11 yang asli Indonesia boleh pulang. Untuk anak non-Indonesia diharapkan tetap dikelas karena akan ada pelajaran tambahan. Terima kasih.

Suara bel berhasil membuat kantin yang tadi sepi menjadi ramai dalam sekejap. Banyak anak kelas 10 yang senang karena dibolehkan pulang, berbeda dengan anak luar yang sedih dengan ucapan sang guru di toa sekolah.

6 orang murid yang tadi makan Nasgor di meja paling ujung di kantin juga telah kembali ke kelas masing-masing untuk mengambil tas lalu pulang.

Lita, Aisyah, dan Nada berpisah di parkiran sekolah. "Lit, kita balik dulu ya." Setelah itu mereka pergi menaiki motor yang sama menuju tujuan mereka.

"Ta." Suara berat seorang lelaki terdengar di telinganya. Dia memutar tubuhnya dan melihat Ka Bayu dengan sebuah motor sport hitam ada di depannya.

"Pulang bareng gue yuk. Gue maksa."

"Gue naik Gojek kok."

"Sama gue aja, itung-itung hemat."

"Makasih kak, gak usah."

"Gue beliin makanan deh."

"Nggak kak, thanks."

"Gue beliin novel gimana? Mau gak?"

Tawaran Bayu berhasil membuat Lita tertarik. Dalama sekejap ia sudah naik ke atas motor yang dinaiki Bayu. Bayu yang melihatnya hanya senyam-senyum gak jelas.

Motor itu telah berjalan dengan kecapatan 42 km/jam. Hingga kecepatan itu menurun dan membuat sang motor berhenti.

"Udah sampai."

Sebuah toko buku tingkat 3 terpampang jelas didepan mata Lita. Tanpa ancang-ancang ia segera memasuki toko buku lalu berkeliling mencari buku yang sesuai dengan seleranya.

"Kak, gue mau bayar buku ini dulu ya." Ucap Lita kepada Bayu yang sedang membungkuk sambil melihat buku yang judulnya 'ku klepek-klepek'. Ia sebenarnya ingin melihat buku itu, tapi karena ada Lita ia mengurungkan niatnya

"Nih." Bayu memberikan uang berwarna merah bergambar Ir. Soekarno dan Moh. Hatta. "Gak usah nolak, gue udah nyiapin uang kok. Lagian juga gue yang ngajak lo kesini."

"Makasih ya Kak."

Setelah mengucapkan itu, Lita berlari ke arah sebuah kasir dan memberikan bukunya kepada orang yang bertugas.

Selesai membeli buku, ia menaiki motor Bayu secepat kilat. Sang pemilik motor hanya tersenyum seperti biasa.

"Ta, rumah kamu dimana?"

"Di perumahan cendrawasih kak. Tau kan?"

"Oh iya, tau."

Motor mulai berjalan dengan kecepatan normal, mengantarkan Lita ke rumah yang cukup mewah.

--oOo--

Suara tawa terdengar dari kamar yang terdapat di lantai dua sebuah rumah. "Ya Allah.. Aneh sih." Lita tertawa-tawa terbahak dengan kencang karena buku yang baru dia beli.

Dibeberapa adegan buku itu, ia berkata "Mirip Ka Bayu dih!" "Ini sifatnya begini amat, kaya Ka Bayu!" "Widiw, ketua OSIS kayak Ka Bayu!"

Entah kenapa Ia selalu terpikir Bayu. Apa ia mencintai Kaka kelas itu?

So Pasti.

Itu kalimat yang ada di otaknya, tapi tak tau bagaimana dengan hati kecilnya. Selama dikamar Lita hanya membaca buku itu dengan ogah-ogahan.

Hingga...

Line!

Suara notifikasi terdengar di handphone yang tidak pernah jauh dari pemiliknya. Line dari Nada.

✉ NadaLagu

Ayo Main Line Lets Get Rich!

Dapatkan gold clover sekarang!

Ajak teman mu untuk......

Tidak penting

Line!

Suara Notifikasi terdengar kembali, membuat sang pemilik kembali membuka handphone dan menekan aplikasi Line.

TeNCTīpàLoveFirst Squad

HendrikU : Guys... Ada PR gl?

HendrikU : *Gk?

AmelieMuach : What?

CaliaGAJE : English language please!

NadaLagu : Jangan sok indo Lo! @HendrikU jangan bikin orang bingung deh.. Kasian bule yang lainnya, dasar bule kesasar!

Vivi(Pipi) : What's wrong with you? @HendrikU

HendrikU : Lo ckp jwb prtnyaan gw! @Nada Anoying @Vivi(Pipi)

Dalita : Gak ada bego! @HendrikU

CaliaGAJE : English language please!

AmelieMuach : ^2

KenBarbie : ^3

BarbieKen : ^4

DearNathan : ^6

SeanI : Five please! @DearNathan

KenBarbie : Calm down bro!

DearNathan : I'm Ladies!

Isinya gak ada yang penting. Oke, saat ini Seorang Dalita sudah malas membuka Line sialan. Obat saat bosan bagi Lita saat ini adalah maraton Drakor.

Crash Landing on You

Itu adalah kode yang Lita masukkan saat membuka aplikasi Viu. Saat ini ia menguasai 3 bahasa yaitu Indo, Ingg, dan Korsel. Maka dari itu ia tidak ingin menonton Drakor menggunakan subtitle.

Sungguh keren.

Ditengah kegiatan Maraton Drakor, sesuatu mengganggu untuk melanjutkan hal itu. Mungkin tuhan tidak mengijinkan Lita menonton lebih dari itu.

Line!.

Suara notifikasi kembali terdengar. Seperti Deja Vu. Isi dari pesan line itu sangat amat tidak penting.

✉V

Lo Fans Gue? Kalau iya, segera

follow Ig W yang nama

akunnya @VLove

Ini adalah fake account yang sangat mengesalkan. Sudah Fake Account, maksa orang buat follow Ig fake account nya lagi! Dasar aneh!

Line!

Line!

Line!

Line!

Chat kali ini Lita terkejut bukan main. Seorang Kaka kelas bernama Bayu ngechat adik kelasnya minta disave. Selain itu berbarengan dengan pesan masuk Bayu, beberapa pesan lain datang. Seperti dari Vernon KW 2 yang minta kasih tau jawaban pr buat Minggu depan. Atau Fin yang minta PJ atau PU, padahal Lita gak lagi jadian atau ulang tahun.

Dari 3 orang itu, yang Lita balas hanya 1 orang. Tak lain dan tak bukan adalah si Bayu.

Gue balesnya gimana ya? Sok Jaim? Sok Cool? Sok Misterius? Atau Sok Asik? Biasa aja deh balesnya.

Oke Ka, aku save no kk. Jangan lupa SVB ya kak!

'Sumpah, gue bales kayak lagi ngapain aja. Minta SVB-an segala!' Batin Lita.

Tak lama setelah itu, terdengar kembali notif Line. Balasan Bayu terdengar tidak biasa.

바유 Sunbae : Udah dari tadi kok 😘

Udah malem, sana tidur. Nanti kesiangan loh 😎

Jantung Lita memompa darah dengan kecepatan yang tidak normal. Telinganya memerah setelah melihat emot awal yang dikirimkan Kakak kelas Lita itu. Kembali lagi dengan Line, benda kotak milik Lita kembali berbunyi.

바유 Sunbae : Salkir Emot, *😋 harusnya yang ini. Maaf...

--oOo--

"Kak!"

"Apaan? Bentar!"

Kakak Lita yang tadi ada di lantai bawah, segera menuju ke tempat dimana Ia berada. Tak lain dan tak bukan adalah kamar tidur Lita.

"Apa sih dek?"

"Bang, Mau bolos..."

"Gak boleh."

"Ayolah Bang, sehariii aja..."

"Nggak!"

Kata yang terdengar tegas dimata Lita membuatnya mengurungkan niat yang sempat ia pikirkan. Setelah perdebatan yang cukup singkat itu, Lita turun dari kasurnya. Ia menuju ke kamar mandi yang ada di di kamarnya.

"Abang mau liat gue copot baju? Jangan mesum sih bang." Lita mengeluarkan kalimat itu dengan polosnya.

Fakhri kesal sendiri dan segera meninggalkan kamar itu. Orang yang ada di dalamnya hanya terkekeh kecil.

"Udah naik-naik malah dibilang mesum." Keluh Fakhri setelah keluar dari kamar tadi.

Selesai Lita mandi dan berkemas, ia segera turun ke ruang makan. Di sana sudah ada abinya dan Fakhri yang seakan tidak peduli dengan kehadirannya.

Terpampang jelas di meja makan, ada sup daging, salad, dan pancake yang begitu menggoda untuk dimakan.

"Bu Dias, pancake nya tolong taro di situ ya. Mau Lita bawa ke sekolah." Ucap Lita ditengah kegiatannya. Ia menunjuk ke arah tempat makan berwarna Hitam dan Biru muda.

"Oh, iya neng."

Bu Dias -pembantu disini- segera melakukan tugasnya.

Jay -Ayah Lita- setelah makan segera mengambil kunci mobil dan bergegas memanaskan mesinnya.

Lita dan Fakhri juga telah selesai makan. Lita saat ini sedang menggunakan sepatu, sedangkan Fakhri asik bermain PlayStation 3.

"Kak, gak ngampus?" Lita bertanya sembari menggunakan sepatu sebelah kirinya.

"Nanti, jam setengah sepuluh."

"Ebuset, enak bener jadi anak kuliahan." Lita bergumam kecil. Dan setelah itu ia segera menuju mobil milik ayahnya, bergegas berangkat menuju sekolah.

--oOo--

Tepat pukul 06.45 bel tanda pelajaran akan dimulai berbunyi. Bunyi itu bertepatan dengan kedatangan Lita di sekolah.

Didalam area sekolah, ia segera berlari menuju kelasnya yang tidak terlalu jauh.

"Untung sekarang bukan hari Senin. Jadi gak perlu gue cape berdiri di lapangan." Lita kembali bergumam.

Didekat kelas, ia melihat Pa Wawan sedang berjalan menuju kelasnya. Dia semakin mempercepat langkahnya hingga tak sadar ada orang yang juga berlari berlawanan arah.

"Aduh!"

Lita dan orang didepannya merintih kesakitan karena tabrakan tadi. Orang yang ditabrak Lita tadi ternyata anak cewek kelas 12, dilihat dari bet di tangan kirinya.

"Gimana sih Lo! Jalan tuh liat-liat dong!" Teriak orang itu, lalu pergi tanpa pamit.

"Apaan sih tu orang, dianya juga salah tuh." Ucap Lita kepada dirinya sendiri.

'Shit! Pa Wawan pasti udah sampe dikelas!' Setelah itu Ia berlari menuju kelasnya.

--oOo--

To be continue

--oOo--

Sori kalau gaje... :x

Kalau ada typo atau gk jls bilang aja yaa!

Thanks and see you when i see you-!

d

avataravatar