3 Chapter 2

Aku mengerti dan paham sekali, karena sesuatu yang ada di dunia ini, tidak semuanya bisa aku miliki. Iya, termasuk dirimu.

∴∵○●○∵∴

"Kya... Kakak ganteng!" "Kakak, pegang tanganku dong!" "Jadi pacar aku dong kak! Kya.. Kaka ganteng banget!"

Seminggu setelah MPLS, seluruh siswi menjadi gila seperti ini. Kecuali Dalita dan sahabatnya yang baik-baik. Mereka ini sering disebut sebagai 'Beaumus grils' singkatan dari Beauty Muslim Girls.

Seperti singkatan dari grup yang mereka punya, semua anggotanya memang anak muslimah yang dibilang orang cantik dan keren.

"Guys, gue akuin dia itu ganteng banget!" Nada berteriak histeris saat masuk ke dalam kelas. Jadi tidak heran jika sebagian besar murid yang sedang memperhatikan seseorang dari jendela kelas langsung mendelik ke arah Nada.

Jika kalian bingung Nada itu siapa, dia adalah cewek yang waktu itu pernah ngikutin Lita dan Aisyah waktu mau ke kantin.

BTW Nada udah sahabatan sekarang dengan Dalita dan Aisyah karena ya mau tidak mau Nada harus masuk kedalam golongannya, jika tidak mungkin saat ini dia sedang duduk dipojokkan sambil mendengarkan lagu dan senyam-senyum sendiri.

"Emang siapa sih dia? Gue jadi penasaran." Aisyah melangkahkan kakinya ke arah jendela kelas dengan malas. Dan "Kya!" Dia berteriak jauh lebih histeris dari Nada.

"Apa gue bilang. Ta, sini deh! Lo jangan duduk aja di kursi." Sekali lagi Nada mengganggu kegiatan Dalita membaca buku. Sebenernya males banget dia ngeliat Cogan, tapi karena si Nada adalah salah satu best friend yang dia punya jadi ya terpaksa.

Lita mulai melangkahkan kaki dengan loyo, dan di tangannya itu masih memegang buku novel yang baru dia pinjam dari perpustakaan.

Tepat saat Lita berada di depan jendela di sebelah grup sendiri, buku yang dia pegang terlepas dari genggaman.

Deg!

Seorang cowok yang sedang berusaha keluar dari segerombolan anak manusia terlihat dengan jelas dari tempat dimana gue berdiri sekarang. Dan, 'dia ngeliat gue!' batin Dalita didalam lubuk hatinya.

"Kya.. Ka Bayu natap gue njir!"

Jleb!

Ucap seseorang yang berada tepat disampingnya kiri gue. Hati ini pecah teriris, Lita baru nyadar kalo tadi dia sempet ke-geeran. Mana mungkin cowok tadi natap Dalita.

Setelah kecewa dengan apa yang dia dapat, dia ingin segera memungut buku yang tadi sempat terjatuh lalu membacanya lagi di mejanya yang nyaman.

Loh, buku itu ada di dekat pintu, apa bukunya bisa jalan?

Dalita mulai menjauh dari sekumpulan semut dan beralih ke arah buku yang jatuh. Saat dirinya mulai memegang buku itu, tanganya seperti ada yang menimpa.

Segera aja dia langsung menatap muka orang yang telah menimpa tangan putih itu dengan tangan yang lebih halus dari Lita. Ingin banget rasanya omelin dia.

'1. Dia udah megang tangan Lita, 2. Tangannya itu lebih mulus dari tangan Lita, 3. Jika tanda² seperti itu biasanya cewek, jadi kesel sendiri karena ada tangan yang lebih sempurna gak sih?' itulah hal yang membuat Dalita ingin memarahinya.

"Eh.. Lo lepa-sin" Ya tuhan, apa engkau menitipkan seorang malaikat kepadaku?

Seluruh niat tadi seketika musnah dibawa ombak. Malaikat atau manusia ini adalah orang yang tadi ada di bawah, Kak Bayu.

"Maaf dek. Ini, bukunya." Ucap manusia itu. Jika bisa, ingin sekali rasanya menatap cowok itu lebih lama. "Ehm.. Ma-makasih y kak."

Dia membalas terimakasih ini dengan senyuman nya yang menawan. Sungguh ciptaan Tuhan yang sempurna. Kali ini adalah kedua kalinya mereka bertatapan, dia menatap Lita. "Oke dek, gue balik dulu. Lo jangan ngebuang ilmu, bye."

'Oh My God! Suaranya tadi, begitu indah. Apa sekarang gue sudah meninggal dan berada di surga bersama seorang malaikat? Ya ampu, sadar Ta! Sadar!'

"God! Ly, tadi lo bicara sama kak Bayu?!" Aisyah datang tiba-tiba, lalu langsung bertanya heran dengan Kak Bayu yang tidak pernah peduli dengan cewek, dan sekarang dia mengambilkan buku untuk Dalita? "Apa Kak Bayu..." senyum jahil tercipta di bibir Aisyah, alisnya itu dinaikan satu, berusaha untuk memancing Lita.

"Apaan sih Lo Syah!? Gak mungkinlah orang kayak dia suka sama gue!" Lita mulai marah dengan candaan Aisyah yang dia anggap tidak benar. "Gue gak ngomong dia suka sama Lo kok, Lo nya aja kegeeran.." Aisyah berkata diiringi kikikan. Lita tambah kesal dengan kalimat demi kalimat yang keluar dari mulut Aisyah. Tapi jika yang diucapkan Aisyah itu bisa menjadi kenyataan, dia pasti akan sangat senang.

--oOo--

Kantin saat ini mulai terlihat ramai, Seluruh murid mulai berdatangan ke kantin saat jam istirahat telah dimulai, Termasuk 'Beaumus grils'.

Geng mereka sudah terkenal luas di sekitar area sekolah, karena hanya mereka anak cewek yang masih single

alias jomblo.

Masih ada banyak memang yang jomblo, tapi itu dikelas lain. Di kelas X-MIPA1 hanya mereka bertiga yang tidak mempunyai pacar, padahal sudah banyak anak cowok yang nembak mereka tapi semuanya ditolak. Dan karena sudah banyak cowok yang ditolak, semuanya jadi sudah banyak yang menyerah dan sudah 4 hari tidak ada cowok yang berani menyatakan cintanya kepada mereka.

Alasan mereka tidak menerima cinta para cowok yang menembak mereka karena tidak ada yang srek untuk Dalita, Nada, dan Aisyah. Juga 1 alasan lagi untuk Dalia yaitu dilarang pacaran oleh ayahnya. Tapi mungkin jika ada yang cocok bagi dirinya, dia akan berusaha.

Tak lama setelah perbincangan yang membosankan terjadi, makanan telah siap. Di sekolah ini mempunyai menu makanan yang jarang dimiliki di sekolah lain, seperti makanan khas dari Thailand, India, Korea, China, dan negara lainnya.

Dalita menyukai LalalaLisa member Girlband Blackpink di Korea yang berasal dari Thailand, jadi dia lebih menyukai makanan Thailand. Dia memesan 'Manggo Rice' makanan khas Thailand.

Aisyah, dia menyukai Drakor yang actornya itu cogan², jadi dia tanpa sengaja menjadi menyukai makanan khas Korea. Aisyah memesan 'ttaebbokki' jajanan khas Korea yang biasanya ditampilkan di kebanyakan Drakor.

Dan Nada, karena ayah dia orang India, jadi dia sudah pasti menyukai makanan khas India bukan? Jadi tidak lain dan tidak bukan sudah pasti Nada memesan makanan India, yaitu 'Jalebi'

-'5 minute later'-

"Ini pesanan kalian, selamat menikmati y." Pesanan kami telah diantarkan dengan ramah oleh pelayan sekolah, Mba Jense, Pelayan bule di sekolah Internasional ini yang pertama. Ada satu lagi yaitu Mba Marci.

"Thanks Mba Se." Mereka mengucapkan terima kasih dengan kompak, sambil mengambil sendok dan sumpit dari tempatnya menuju ke tempat yang baru.

Nyam..

Satu suapan masuk kedalam mulut mungil Lita. Ia menggerakkan kedua tangannya dengan riang, persis seperti Rose BLACKPINK.

"Eh, tau gak guys. Gue lagi PDKT sama Alan nih... Doain dong biar cepet-cepet jadian." Ucap Nada dengan riang disela makannya.

"Nggak ah, kita gak mau doain lo. Kalo lo jadian berarti tinggal kita berdua dong yang masih jomblo di kelas." Lita kembali menelan nasi mangga yang tinggal tersisa 3 sendok itu.

"Kalyan jwahwat." Ucapnya tanpa menghabiskan makanan yang ada di mulutnya.

Mereka bertiga menghabiskan jam istirahat dengan penuh tawa.

Mereka semua tidak mengetahui, jika ada seseorang yang memperhatikan mereka dari jauh. Sebuah lengkungan muncul di mulutnya, menandakan dia sedang tersenyum.

"Gue gak sabar mau dekat sama kamu Lit."

Tiba-tiba 4 orang cewek menghampirinya. "Wah... Ini kakak ya? Boleh kita minta foto?"

"Haha, iya boleh."

--oOo--

Jam pulang sudah terlewati sejak 1 jam yang lalu. Saat ini Lita sedang berada dikamar mewahnya yang bernuansa hitam pink. Yup, Blackpink. Jika kalian mengira jika Lita sangat fanatik kepada girlband Korea Selatan tersebut, kalian mungkin bisa jadi psikolog.

Hari ini dia sedang membaca cerita Wattpad yang berjudul 'Good Boy for Bad Girl' yang penulisnya merupakan penulis favoritnya yaitu AsdA.

Walaupun hampir semua cerita yang dia buat sad ending dan ngeselin. Tapi ceritanya itu bikin penasaran, baper, dll. Pokoknya baguslah.

Ups, malah curhat tentang Wattpad yang lagi di baca Lita :v

Sambil terus men-scroll layar yang berbentuk balok itu, tidak lupa dia menggunakan earphone berwarna pink sambil terus menyanyi tidak jelas. Tapi padahal dia hafal liriknya dengan cara mencari romanization-nya di google.

Tiba-tiba sebuah notifikasi yang berasal dari apalikasi Instagram berbunyi ria.

Dalam hitungan detik setelah melihat notifikasi tersebut, manusia bernama Darita langsung terkejut dengan cara mulutnya yang ditutupi oleh tangan kanannya.

"OMG! Ini real account-nya Ka Bayu kan?! Dia ngefollow gue? Yang bener aja, gue difollow dan dispam like sama Ka Bayu. Oke sekarang waktunya untuk nge-stalk account-nya."

Laptop berlogo Apel yang telah digigit telah berada diatas paha yang dilapisi oleh celana panjang lepisnya itu.

Jari-jari tangan DaLita tengah sibuk menari diatas keyboard laptopnya. Dan tombol enter telah ditekan, sehingga layarnya telah muncul sebuah akun Instagram.

Semua yang dia post keren.

Pantas saja folowersnya 1,5K, Dianya saja ganteng bagaimana bisa orang seperti dia tidak mempunyai banyak folowersnya? Betul bukan?

Lita terus menscroll akun Instagram kakak kelas cogan itu sambil terus merekahkan senyum dibibirnya, terus terus dan terus hingga dia berhenti dipostingan paling bawah. Gambar kak bayu menggunakan bandana dan disampingnya terdapat seorang gadis memegang tangan kanan kakak kelas Lita itu, sambil memasang wajah marah yang sudah jelas dibuat-buat.

Dan saat ini hati Lita sedang bergejolak, apalagi saat dia membaca captionnya yang bertuliskan 'My Dear 💕' Sungguh hati ini terasa tertusuk dari segala arah yang ada, baik barat, barat laut, utara, timur laut, timur, tenggara, selatan, maupun barat daya dan Lita terlihat seperti orang gila saat ini. Tadi dia tersenyum-senyum sendiri, dan sekarang dia menangis kencang terhisak. 'Laki-laki itu udah buat gue gila karena jatuh cinta dengannya.'

--oOo--

Pagi ini, entah apa yang merasuki diri Lita, ia sangat bersemangat untuk berangkat ke sekolahnya. Tidak seperti biasa, ia berangkat pagi sekali hari ini. Bayangkan saja, saat ini pukul 05.27 dia sudah berdiri di depan gerbang Terang Bangsa High School. Dan tentu saja gerbang masih ditutup.

Sisi kanan dan kiri mulut Lita sedikit menaik. Dia menelusuri sekitar dengan kedua mata yang dia miliki, dan pandangannya terhenti saat dia melihat kursi di post satpam sekolah.

Dalita melangkah dengan langkah yang lebar sehingga cukup 7 langkah, dia sampai di depan post satpam. Terlihat si pak satpam yang bernama Pak Wilson yang sedang tertidur dengan pulas dan tv di depanya yang menyala.

Lita menduduki kursi yang ada di dalam post satpam tersebut. 5 menit berlalu, dan saat ini sekolah sudah mulai ada orang lain selain Lita. Sama seperti ia, mereka juga tidak dapat masuk ke dalam sekolah.

"Sir, Sir Wilson, wake up sir. The Children want enter to school."

Pak Wilson menguap, lalu melihat ke arah jam. Saat pandangannya telah jelas, Pak Wilson terkejut dan segera membukakan gerbang sekolah. "Oh My God.. Im Sorry" gerbang dibuka dengan cepat. Tapi tetap saja, di sekolah yang luas dan besar ini Lita kesepian karena baru ada 3 orang murid dari sekian banyak murid yang masuk ke sekolah ini.

Padahal tadi Lita sudah bersemangat untuk masuk sekolah pagi dan sudah menerima resikonya, tapi sepertinya dia tidak dapat memenuhi kalimatnya tersebut.

Terpaksa sudah Lita memasuki kelas yang untung saja berada dilantai bawah, jadi dia tidak perlu menaiki anak tangga yang belasan jumlahnya. Untung saja dia masih kelas X, jika sudah kelas XII dia harus mempunyai kemampuan untuk menaiki anak tangga setiap hari minimal 3X.

So Lelah alright?

Saat Lita ingin berbelok kearah kelasnya berada, dia menabrak seseorang yang menjadi alasan dia untuk berangkat sepagi ini.

"K-Ka Bayu?!" Pekik Lita dengan kencang. Untung saja sekolah ini masih sepi, sehingga ia tidak perlu menjadi pusat perhatian seluruh murid.

Ka Bayu tersenyum ramah. Dia tidak marah kepada Lita sepertinya. "Adek yang bukunya jatuh kemarin ya?"

"I-iya kak, m-ma-maaf ya waktu itu.. Aku ngebentak kakak."

"Iya dek gak papa, lain kali kalau jalan hati-hati ya,, see you dek." Setelah mengucapkaan hal itu, dia pergi entah kemana.

Sekarang tujuan Lita untuk berangkat pagi, telah tercapai. Dan besok dia ingin berangkat lagi sepagi ini.

Setelah berangan-angan tentang apa yang akan dia lakukan untuk Ka Bayu. Lita menuju ke kelas dan masih sama dengan keadaan di luar sekolah, masih sepi. Karena bosan tidak ada yang dilakukan di kelas, ia menelusuri sekolah luas bernuansa modern.

Sesampainya dia di Lab.kimia, langsung saja ia masuk tanpa izin sama sekali. Lita sangat tertarik dengan laboratorium yang lebih indah dari sekolah abangnya, padahal sekolah abangnya juga termasuk memiliki sarana di atas sekolah rata-rata, tapi ternyata sekolahnya lebih keren dari apapun yang dia lihat.

Ia mulai menelusuri lab.kimia yang besarnya 2X kelas yang ada di sekolah ini. Mungkin sang kepsek sengaja agar dapat menampung lebih dari 2 Kelas.

Kursi-kursi berjajar dengan rapi, 4 papan tulis menghiasi dinding, gelas laboratorium disimpan di lemari dengan ukuran yang sama setiap lemarinya, juga alat lain untuk penelitian Kimia juga tersimpan dalam lemari kayu yang sangat bersih. Sungguh ia bangga disekolahkan di sekolah internasional bervasilitas diatas rata-rata sekolah internasional lainnya.

Lita mengambil salah satu gelas lab. lalu mengisikannya dengan air, mencampurnya dengan sesuatu berwarna kemerahan dan bom! Benda itu mengeluarkan asap.

Prok prok prok

Suara tepuk tangan tunggal terdengar di telinga Lita dengan jelas yang menandakan orang yang menghasilkan suara tersebut ada di sekitarnya.

Ia membalikkan kepala tepatnya ke arah pintu masuk lab. tepatnya dimana orang itu berdiri. Terlihat cowok yang mungkin mempunyai tinggi 180 cm berdiri diambang pintu dengan senyum yang menghiasi bibinya.

"Ternyata Lo hebat dalam hal-hal berbau kimia dan fisika sepertinya? Kemungkinan besar Lo akan dipilih sama Miss Dinda buat lomba sama gue nih, dan artinya Lo bakalan jadi saingan gue."

Ya Tuhan! Malaikat apa lagi yang kau titipkan ke hambamu ini?

--oOo--

To be continue

--oOo--

avataravatar
Next chapter