10 9. Chibi Maruko Chan

Jungkook terjaga dari tidurnya, lelaki itu mematikan alarm yang berbunyi di ponselnya. Dadanya terasa berat lantaran Eunha menyandarkan kepalanya di dada lelaki itu. Jungkook mengulas senyum kemudian menarik keatas selimut yang melorot hingga memperlihatkan punggung telanjang wanita itu. Jungkook mengusap pipi gembul Eunha dan mengecup lama disana.

Sumber kebahagiaannya telah kembali, melihat Eunha dipelukannya setiap bangun tidur membuat Jungkook merasakan kehangatan di hatinya. Eunha masih terlihat kelelahan, padahal hari ini wanita itu ada jadwal syuting. Jungkook belum bisa kembali syuting lantaran Bang Sihyuk belum memberikan keputusan, apakah ia masih harus merenungkan sikapnya atau sudah diijinkan syuting kembali.

"Bangun, Hei. Sudah pagi". Kata Jungkook lembut sembari menepuk sisi wajah Eunha. Lelaki itu terkekeh melihat Eunha yang tiba-tiba mengerucutkan bibirnya. Dengan iseng lelaki itu mengecup dan menggigit bibir Eunha karena gemas. Eunha reflek saja terbangun karena bibirnya perih digigit kelinci jantan.

"Aw! Appo!". Rengek Eunha sambil mengusap-usap bibir bawahnya dan menatap Jungkook dengan muka sembab-nya. Jungkook semakin menempelkan tubuh polos keduanya, jujur Eunha jadi merinding saat mengingat kejadian semalam. Jungkook terlihat lebih jantan dan seksi saat bergerak diatas tubuhnya dengan peluh yang membanjiri dahi lelaki itu. Uhhhh.. apalagi tubuh kekar dan mengkilat Jungkook, Eunha jadi kembali lapar.

"Lihat ini ulah siapa?". Bisik Jungkook sembari menunjuk bibir bawahnya yang terluka akibat gigitan Eunha. Eunha meringis lebar dan menyentuh lembut luka di bibir Jungkook.

"Hihi... Mianhae. Aku tidak sadar saat melakukannya". Kata Eunha yang sama sekali tidak terlihat menyesal. Salah siapa membuatnya keenakan hingga tanpa sadar melampiaskan rasa nikmat itu dengan melukai bibir Jungkook :3

"Punggungku juga jadi korbannya. Kau sangat liar sekarang Heum?". Kata Jungkook lagi sembari mengusap punggung telanjang Eunha. Eunha merangkul leher Jungkook dan menelisik wajah khas bangun tidur lelaki dihadapannya saat ini.

"Kau tidak lihat jika dada-ku penuh bercak-bercak seperti ini, ku rasa di leherku juga". Kata Eunha sembari menunduk menatap kiss-mark mahakarya Jungkook dengan miris. Bagaimana mungkin ia akan pergi syuting dengan keadaan seperti ini? Jungkook tidak menjawab, lelaki itu menurunkan sedikit selimut yang membungkus tubuh keduanya hingga dada Eunha terlihat. Jungkook mengusap lembut dada wanita itu.

"Ini belum apa-apa, kalau aku tidak ingat kau harus syuting hari ini mungkin akan lebih". Kata Jungkook dengan entengnya. Eunha menepis tangan Jungkook yang hendak meremas dadanya. No! Not today! Jika Eunha meladeni-nya, yang ada ia tidak jadi berangkat syuting.

"Aku harus bersiap-siap. Jam delapan nanti aku harus sudah berada di lokasi syuting". Kata Eunha yang mulai duduk di ranjang, wanita itu sibuk mencari bajunya yang entah dilempar Jungkook kemana.

"Aku akan mengantarmu". Sahut Jungkook yang tanpa tahu malu berdiri di depan Eunha sambil memakai bokser-nya.

"Ambilkan bra-ku". Pinta Eunha sembari menunjuk bra imutnya yang tergeletak di atas lampu tidur Jungkook. Jungkook mengambil bra berwarna merah muda itu kemudian terkekeh.

"Ukuran dada-mu itu termasuk besar tapi kenapa kau memakai bra bergambar Chibi Maruko Chan seperti anak SMP?". Ledek Jungkook sambil melempar bra tersebut kearah Eunha.

"Bungkus itu tidak penting, yang penting isinya". Jawaban Eunha sukses membuat Jungkook tersenyum smirk. Jungkook suka Eunha yang sekarang, tidak sepolos dulu dan sedikit nakal. Setelah memakai pakaiannya secepat kilat didepan Jungkook, wanita itu langsung menyambar tas selempangnya.

"Aku pergi dulu Ne?". Jungkook kaget saat Eunha hendak keluar dari kamarnya. Wanita itu belum mandi dan belum sarapan, Jungkook tidak membiarkan Eunha pergi begitu saja.

"Ya! Aku akan mengantarmu nanti. Mandi sana, setelah itu sarapan". Perintah Jungkook tanpa bisa dibantah.

"Tapi kan...".

"Kajja kita mandi bersama". Jungkook membopong tubuh Eunha begitu saja masuk kedalam kamar mandi. Setelah itu Jungkook melepas semua pakaiannya didepan Eunha. Eunha berdecak sebal, wanita itu juga melepas semua pakaiannya dan berjalan kearah shower. Air shower yang mengguyur tubuhnya membuat tubuh Eunha yang lengket menjadi segar.

"Kau lupa sabunnya". Kata Jungkook sambil menyabuni punggung Eunha dengan sabun cair. Eunha membiarkan Jungkook menyabuni tubuhnya asalkan lelaki itu tidak bertindak berlebihan. Keduanya berdiri dibawah guyuran shower yang sama.

"Ya! Jangan macam-macam. Aku sudah telat Jungkook!". Teriak Eunha saat tangan nakal lelaki itu turun untuk meremas bokongnya. Jungkook terkekeh kemudian lanjut menyabuni tangan Eunha.

"Yah sayang sekali, padahal aku masih mau bermain-main denganmu". Goda Jungkook yang membuat Eunha berdecak sebal.

"Omong-omong, memangnya kau diijinkan keluar dorm untuk mengantarku syuting?". Tanya Eunha dengan ragu. Pasalnya Bang Sihyuk sedang memberikan waktu Jungkook untuk merenungi kesalahannya. Bukankah jika lelaki itu ketahuan berada diluar dorm akan menimbulkan masalah baru?

"Kalau tidak ada yang tahu ya boleh saja". Jawab Jungkook dengan entengnya. Pantas saja Jungkook sering terlibat dalam masalah, lelaki itu tidak pernah memikirkan akibat dari tindakannya sebelum melakukan sesuatu.

"Sudah, sudah. Aku bisa pergi sendiri. Aku tidak mau kau terlibat masalah lagi". Sahut Eunha dengan sebal sembari merebut sabun cair yang dipegang Jungkook.

--000--

Jungkook dan Eunha turun kelantai bawah, member BTS yang tengah menikmati sarapan terlihat lega saat melihat Jungkook sudah mau keluar dari kamar.

"Selamat pagi, ayo ikut sarapan". Ajak Jin pada Eunha dan Jungkook. Meski para member memikirkan apa yang dilakukan Jungkook dan Eunha semalaman di kamar, namun mereka cukup lega saat Jungkook sudah terlihat baik-baik saja.

"Maaf sunbaenim, tapi aku harus segera berangkat ke lokasi syuting hehe". Tolak Eunha yang terlihat kikuk.

"Hyung aku ingin mengantarkan Eunha ke lokasi syuting tapi...".

"Pergilah. Sejin managernim tadi menghubungiku, PD-nim mengijinkanmu untuk syuting kembali". Kata RM sambil tersenyum kecil. Jungkook terdiam, selanjutnya lelaki itu mengangguk paham.

"Kalau begitu kami pergi dulu, annyeong". Jungkook menggandeng tangan Eunha dan bergegas keluar dari dorm. Rasanya aneh, Jungkook seperti canggung berhadapan dengan Hyung-Hyung nya. Jungkook malu berhadapan dengan mereka, ia merasa sangat bersalah telah mencoreng nama baik BTS yang selama ini mereka jaga bersama.

"Apa Jungkookie semalam bersenang-senang dengan Eunha? Kalian lihat kan tadi, bibir mereka berdua luka omooo!". Kata Taehyung sambil menangkup pipinya.

"Itu sudah pasti. Namja dan yeoja berduaan dikamar, sudah terjadi sesuatu". Sahut Jimin membenarkan.

"Lalu kenapa Jungkook jadi seperti itu? Dia lebih nakal akhir-akhir ini. Kita kurang memperhatikan anak itu". Kata RM yang terlihat prihatin.

"Jungkook itu keras kepala. Meski kau beri tahu seribu kali-pun ia tidak akan langsung menurutinya". Sahut Suga yang jengkel dengan Jungkook. Lelaki itu kerap menasehati Jungkook tapi ada saja jawabannya.

"Bukankah ini salahmu juga, simpanlah film porno di komputermu sendiri! Jungkook jadi kotor karena menonton film porno sejak dini". Omel Jin yang membuat RM mengatupkan bibirnya. Sementara itu yang lain diam-diam menahan tawa.

--000--

Jungkook dan Eunha sampai di lokasi syuting. Staf dan yang lain menyambut kedatangan mereka dengan suka cita. Wooseok telah memperingatkan mereka untuk bersikap seakan tidak terjadi apa-apa dan tidak membahas skandal yang dialami Jungkook tempo lalu.

"Oh? Jungkook-Ahh, akhirnya kau berangkat syuting juga". Jingo memeluk Jungkook kemudian menepuk bahu lelaki itu beberapa kali.

"Heum, Mianhae menyulitkan kalian. Gara-gara aku banyak Scene yang ditunda". Sahut Jungkook terlihat menyesal.

"Gwenchana, justru kita semua lega kau baik-baik saja". Dongwook merangkul Jungkook sembari tersenyum lembut.

"Aku mau ke ruang rias dulu". Pamit Eunha sembari tersenyum kearah para pemain pria kemudian berjalan menuju ruang rias.

"Eunha berhasil juga membujuk mu?". Kata Jisub kemudian. Jungkook tersenyum menatap punggung Eunha yang mulai menjauh.

"Dia yang paling mengerti diriku". Sahut Jungkook pendek.

"Kalian bersenang-senang?". Goda Jisub sembari melirik kiss-mark yang ada di bawah rahang Jungkook. Dongwook dan Jingo yang baru menyadarinya pun ikut menggoda Jungkook.

"Woah daebak! Sepertinya semalam sangat panas". Jungkook menjitak kepala Jingo, lelaki itu berjalan kearah lain asal tidak bergabung dengan tiga orang yang menggodanya tadi.

Wooseok menatap penampilan Eunha dengan miris. Bagaimana mungkin ia bisa memulai take scene dengan keadaan leher Eunha yang dipenuhi kiss-mark, Jungkook pun juga begitu. Lelaki itu menghembuskan nafas lelah, bekerja sama dengan anak muda seperti mereka berdua memang harus diuji kesabarannya.

"Ottokhae, Scene apa yang bisa aku ambil dengan keadaan kalian yang seperti ini?". Tanya Wooseok pada Jungkook dan Eunha yang terdiam. Eunha merasa bersalah sedangkan Jungkook biasa saja.

"Maafkan kami, kami tidak berhati-hati". Sahut Eunha sangat menyesal.

"Mau bagaimana lagi? Lebih baik kita ambil scene adegan ranjang sekarang saja". Putus Wooseok kemudian, Eunha reflek mengangkat wajahnya dan terlihat kaget.

"Nde?". Astaga haruskah secepat ini? Eunha belum siap.

"Mumpung ada kiss mark di leher kalian kenapa tidak dimanfaatkan? Justru akan terlihat real di kamera nanti".

"Aku setuju". Sahut Jungkook tiba-tiba. Eunha menatap Jungkook dengan wajah tidak suka.

"Bukankah ini terlalu cepat? Adegan ranjang kan ada di episode sepuluh". Kata Eunha mencoba memprotes.

"Lalu aku akan mengambil scene apa jika keadaanmu seperti itu? Jika kau punya ide tolong beri tahu aku". Perkataan Wooseok sukses membuat Eunha bungkam. Mau tak mau wanita itu mengikuti perintah Wooseok.

--000--

"Disini diceritakan jika Taehe sering diam-diam menelusup masuk kedalam kamar Hyerin dan hendak melakukan sex untuk yang pertama kali. Jadi kau harus bersikap seolah-olah sudah menunggu kehadiran Taehe, disini Hyerin adalah gadis yang polos namun liar jika diranjang". Eunha mencoba memahami script yang ia bawa. Polos namun liar jika diranjang? Kenapa itu seperti dirinya sekali.

"Bisakah aku melakukannya? Ottokhae?". Tanya Eunha sambil tersenyum malu. Jika berduaan dengan Jungkook sih tidak masalah, tapi saat ini ia harus beradegan ranjang dengan Jungkook dan disaksikan oleh beberapa pasang mata.

"Gwenchana, kalian tidak akan melakukannya sungguhan. Kalian juga tidak akan full naked". Sahut Wooseok menenangkan Eunha. Jungkook yang tengah mendapatkan riasan-pun menoleh kearah Eunha dan Wooseok.

"Tenang saja sutradara, aku akan melakukannya dengan baik". Kalau soal adegan panas sih Wooseok tidak meragukan Jungkook. Lelaki itu sangat pandai meng-improvisasi akting-nya.

Setelah set dan semuanya siap, adegan panas pun dimulai.

"Action!".

Jungkook masuk kedalam kamar Eunha dan mengunci pintu dengan hati-hati. Lelaki itu mendekati ranjang dan masuk kedalam selimut yang sama dengan Eunha. Jungkook langsung memeluk Eunha dari belakang hingga membuat wanita itu memekik karena kaget.

"Taehe-ah, kau mengagetkan ku". Jungkook menarik tubuh Eunha agar wanita itu berhadapan dengan nya.

"Kenapa tidur duluan Heum?". Tanya Jungkook dengan lembut. Eunha mendongakkan kepalanya dan mengecup bibir Jungkook.

"Aku sudah menunggumu dari tadi. Kenapa lama sekali eoh?". Rajuk Eunha sambil mengusap-usap dada Jungkook.

"Mianhae, ada masalah yang harus diselesaikan tadi. Kau wangi sekali malam ini". Kata Jungkook sembari mengendus leher Eunha.

"Nghhh....". Lenguh Eunha sembari meremat bahu Jungkook. Jungkook menjauhkan kepalanya dari leher Eunha dan menatap wajah wanita itu lurus-lurus.

"Aku menginginkannya sekarang. Jadilah milikku seutuhnya Jung Hyerin". Bisik Jungkook sembari mengecup pipi Eunha.

"Aku takut...". Cicit wanita itu dengan matanya yang sayu. Jungkook meraih tangan Eunha dan menempelkan telapak tangan wanita itu di pipinya.

"Aku tidak akan menyakitimu, apa kau tidak menginginkanku Heum?". Bujuk Jungkook dengan lembut. Wooseok memperhatikan akting Jungkook dan Eunha dengan serius. Adegan didepannya saat ini seperti nyata sekali. Berjalan dengan alami dan membuat Wooseok sangat puas.

"Aku ingin, tapi takut...". Cicit Eunha lagi.

"Wae? Apa yang kau takutkan? Apa kau membutuhkan sesuatu?".

"Banyak yang bilang jika sakit". Jungkook terkekeh kemudian beralih untuk mengukung tubuh Eunha.

"Sakitnya hanya diawal, aku janji". Eunha menatap Jungkook dengan ragu.

"Apa kau mencintaiku?". Tanya Eunha lagi. Jungkook menatap Eunha dengan serius.

"Aku tidak akan melakukan ini jika tidak mencintaimu". Jawab Jungkook dengan lugas dan jelas.

"Arraseo, lakukanlah. Aku milikmu!". Mendapat lampu hijau dari Eunha, Jungkook langsung menyambar bibir wanita itu dengan lembut. Keduanya terlarut dalam adegan yang mereka mainkan. Semuanya berjalan seusai dengan naluri kedunya, namun Jungkook masih ingat batasan disini. Batasan dimana ia tidak boleh menelanjangi Eunha didepan para staf.

"Cut!". Teriak Wooseok. Jungkook langsung menarik wajahnya dan mengusap bibir Eunha yang basah oleh saliva.

"Persiapan untuk adegan selanjutnya, pastikan adegan ini tidak menunjukkan bagian privasi Eunha". Perintah Wooseok. Eunha duduk diatas ranjang sambil membaca script. Jungkook juga melakukan hal yang sama.

"Bagaimana mungkin kita berakting mendesah jika tidak melakukannya secara nyata". Cicit Jungkook sembari terus membaca script-nya.

"Lakukanlah seperti yang ada didalam script. Aku tidak mau kau mempermalukan-ku di depan banyak orang". Peringat Eunha membuat Jungkook tersenyum kecil. Jika nalurinya yang bertindak, Jungkook bisa apa?

--000--

avataravatar
Next chapter