9 8. Only Human Too

Lagi-lagi Jungkook melakukan sebuah kecerobohan, terhitung dua hari sudah ia merenungi kesalahannya di dalam kamar. Lelaki itu tidak keluar sama sekali dari kamar hingga membuat member BTS yang lain khawatir. Bang Sihyuk memang tidak memberikan sangsi pada Jungkook atas kecerobohannya, beliau hanya meminta Jungkook untuk break sejenak dari kegiatan syuting dan diminta untuk merenungi kesalahannya.

Selama ia merenung di dalam kamar yang ada dipikirannya hanyalah Army. Jungkook paham Army diluaran sama pasti sedang merasa kesulitan menghadapi hujatan antis karena perbuatan yang ia lakukan. Namun jauh di dalam lubuk hatinya Jungkook memikirkan satu hal, dirinya juga manusia yang pasti pernah melakukan kesalahan entah itu besar atau kecil. Apakah idol harus sempurna bak malaikat yang tanpa cela? Sekali lagi idol hanyalah manusia biasa.

Di depannya saat ini ada secarik kertas yang masih kosong. Ia diminta membuat surat permintaan maaf untuk Army. Bukannya menulis, Jungkook justru menangis sesenggukan dan kertas kosong itu basah oleh air matanya. Terlalu banyak kesalahan yang ia lakukan hingga membuat para Army sedih dan kecewa, ia bahkan tidak tahu bagaimana caranya meminta maaf saking banyaknya kesalahan yang ia lakukan selama ini.

Seperti apa yang Jungkook katakan, ketika mengingat Army ia akan langsung emosional. Dan yang bisa ia tuliskan hanyalah Army saranghae...

Sementara itu, Eunha sungguh dibuat khawatir dengan kondisi Jungkook saat ini. Wanita itu tahu Jungkook pasti sedang down karena skandal yang menimpa dirinya. Dua hari tanpa kehadiran Jungkook di lokasi syuting membuatnya merasa berbeda. Banyak scene yang ditunda karena ketidak hadiran Jungkook. Beruntung Wooseok dan produser memahami posisi lelaki itu, jadi ketika Jungkook sudah siap untuk kembali syuting maka mereka akan dengan senang hati menerima lelaki itu.

"Eunha, tidaklah kau ingin menjenguk Jungkook? Kita pulang awal hari ini". Kata Se Kyung dengan lembut. Gadis itu tahu jika sepanjang hari Eunha nampak murung, dan semuanya tahu jika Eunha tengah mengkhawatirkan Jungkook.

"Oh Ne, tapi aku takut datang disaat yang tidak tepat. Dia bahkan tidak mengaktifkan ponselnya. Mungkin dia sedang ingin sendiri saat ini?". Tanya Eunha dengan ragu.

"Ada baiknya jika kau datang Eunha. Aku yakin Jungkook membutuhkan-mu saat ini". Kata Dongwook meyakinkan Eunha. Sebagai sesama pria, lelaki itu paham jika Jungkook tengah membutuhkan sosok wanita di dekatnya saat ini.

"Heum, aku akan datang nanti".  Sahut Eunha kemudian, akhirnya wanita itu memutuskan untuk ke dorm BTS setelah syuting. Ia tidak bisa tenang jika belum bertemu Jungkook secara langsung.

"Mau pergi dengan siapa? Maaf aku tidak bisa menemanimu". Kata Se Kyung yang terlihat menyesal.

"Gwenchana Eonnie, mungkin aku akan pergi dengan manager-ku". Sahut Eunha sambil tersenyum kecil. Se Kyung menggeleng dengan tegas, mata wanita itu berputar untuk mencari seseorang.

"Ah? So Hee-yaa, ikutlah Eunha menjenguk Jungkook nanti". Teriak Se Kyung tiba-tiba yang membuat Eunha shock. Heol! Yang benar saja?! Entah hanya perasaannya saja atau bukan, tapi akhir-akhir ini orang-orang di lokasi syuting kerap mendekatkan dirinya dengan So Hee. Dengan wajah datar So Hee menghampiri Eunha dan Se Kyung.

"Wae? Kenapa harus aku?". Tanya So Hee dengan malas.

"Karena kau bisa menyetir dan kau satu-satunya orang yang tidak sibuk setelah ini. Iya kan?". So Hee berdecak malas membuat Eunha merasa tidak enak.

"Kalau Eonnie keberatan tidak perlu....".

"Baiklah aku akan pergi dengannya untuk menjenguk Jungkook. Aku mau take dulu". Potong So Hee cepat-cepat kemudian pergi begitu saja. Se Kyung dan Dongwook mengulas senyum kecil, gadis dingin seperti So Hee sangat menggemaskan jika sedang salah tingkah.

"Eunha-yaa jangan pernah berfikir jika So Hee membencimu. Dia itu sebenarnya baik, hanya saja dia malu untuk menunjukannya. Ku rasa kau tahu jika dia mengidap star syndrom". Bisik Dongwook. Eunha mengangguk karena ia sudah mendengar itu sebelumnya dari manager So Hee. Manager So Hee bahkan meminta maaf langsung padanya terkait sikap buruk gadis itu.

"Aku tahu jika So Hee Eonnie adalah orang baik". Sahut Eunha langsung karena ia merasakan begitu.

--000--

Setelah syuting selesai, sekitar pukul sepuluh malam. So Hee benar-benar menemani Eunha pergi ke dorm BTS. Agak canggung karena mereka memang tidak akrab sebelumnya, belum lagi saat ini Eunha hanya berdua dengan So Hee didalam mobil. Bahkan Eunha berdoa agar segera sampai di dorm BTS, namun sayangnya di situasi canggung seperti ini waktu justru terasa berjalan lambat.

"Dalam kurun waktu kurang dari satu tahun Jungkook sudah membuat tiga skandal. Menurutmu kenapa dia seperti itu?". Tanya So Hee tiba-tiba yang membuat Eunha menoleh menatap gadis itu.

"Aku juga tidak tahu. Sejak kita putus, aku sama sekali tidak pernah berkomunikasi dengannya". Aku Eunha dengan jujur.

"Sudah berapa lama kalian putus?". Tanya So Hee lagi. Eunha menghitung dengan jari-jarinya sebelum menjawab.

"Sekitar tiga tahun yang lalu". So Hee menganggukan kepalanya.

"Harusnya kau tidak meninggalkan dia". Sahut So Hee dengan wajah yang masih datar.

"Nde?". Tanya Eunha karena memang wanita itu tidak paham maksud perkataan So Hee.

"Namja terkadang memang membutuhkan sosok yeoja untuk mengontrol perilakunya. Apalagi Jungkook di Seoul jauh dari keluarganya, semua member BTS juga namja. Teman namja dan teman yeoja itu berbeda, teman namja pasti lebih cuek saat Jungkook ingin melakukan apapun entah itu salah atau benar karena mereka berfikir Jungkook yang akan menanggung akibat dari perbuatan yang dia lakukan. Sedangkan teman yeoja akan lebih peduli dan bawel, kita sebagai yeoja pasti memikirkan segala sesuatu dengan matang-matang sebelum melakukan sesuatu kan? Pikirkan baik-baik perkataanku ini Eunha". Jujur saja Eunha merasa tersanjung saat So Hee memberinya nasehat seperti seorang kakak. Perkataan So Hee memang ada benarnya, semenjak Jungkook jauh dari Eunha lelaki itu sering sekali melakukan kecerobohan yang akhirnya merugikan dirinya sendiri. Entah lah Eunha juga tidak tahu bagaimana circle pertemanan lelaki itu.

"Gomawo Eonnie, aku akan memikirkan saran-mu baik-baik. Aku memutuskan untuk meninggalkan Jungkook juga harus berfikir ribuan kali. Jungkook melakukan kesalahan sekecil ini saja dia sudah di hujat dimana-mana bahkan beberapa Army memutuskan untuk keluar dari fandom dengan alasan kecewa, bagaimana jadinya jika Jungkook mengumumkan tengah berkencan?". So Hee terdiam mendengar perkataan Eunha. Mungkin ia tidak paham karena tidak berada diposisi Eunha. Yang ia tahu jika kehidupan artis di Korea sangat berat.

Keduanya langsung masuk ke gedung apartemen tak lupa menyamar tentu saja. Eunha tahu dimana letak dorm BTS karena pernah berkunjung sebelumnya. Wanita itu memencet bel beberapa kali, sebelum pintu di bukankan oleh Jin.

"Oh? Annyeonghaseyo". Sapa Jin dengan kikuk ke arah Eunha dan So Hee. Bagaimana-pun juga Jin tidak akrab dengan dua gadis tersebut.

"Annyeonghaseyo sunbaenim, kami kemari untuk melihat keadaan Jungkook. Apa dia baik-baik saja?". Pertanyaan Eunha membuat Jin menghembuskan nafas-nya, lelaki itu terlihat sedih.

"Beruntung kau datang. Jungkookie tidak keluar kamar sejak berita itu keluar. Semoga kau bisa membantu". Sahut Jin kemudian membuka pintu dorm lebar-lebar. Eunha dan So Hee mengekori Jin menuju ruang tengah. Member BTS yang tengah berkumpul dibuat kaget dengan kedatangan dua gadis yang tidak terduga.

"Oh? Annyeonghaseyo". Sapa Taehyung dengan kikuk sambil melirik-lirik ke arah So Hee. Lelaki itu memang terlihat tertarik dengan So Hee, atau lebih tepatnya penasaran lantaran gadis itu terlihat sulit untuk didekati. Eunha membungkuk sopan sedangkan So Hee hanya tersenyum kecil.

"Temuilah Jungkook, aku akan menunggu disini". Kata So Hee sembari duduk di sofa dengan santainya. Tidak tahu saja jika member BTS dibuat panas dingin lantaran bertemu secara langsung dengan sosok Yo Da Kyung yang mereka lihat di drama. Jin menunjukkan letak kamar Jungkook, dan setelah itu ia ikut bergabung dengan suasana yang mendadak canggung.

"Apa kalian tidak punya rokok?". Tanya So Hee memecah keheningan.

"Nde?". Tanya RM dengan polos. So Hee berdecak sambil mengamati dorm BTS.

"Sudahlah, kalian sepertinya sekumpulan namja polos. Mana mungkin punya rokok". Sahut Gadis itu sambil tersenyum remeh.

"Jika kau mau, aku akan membelikan rokok". Celetuk Taehyung membuat Suga menjitak kepala lelaki itu.

"Ya! Kau mau membuat skandal?!". Desis Suga yang membuat Taehyung mengatupkan bibirnya rapat-rapat.

--000--

Eunha menghentikan gerakan tangannya yang hendak mengetuk pintu kamar Jungkook saat ia mendengar isak pilu dari sana. Wanita itu menggenggam erat-erat buket bunga dan sekotak makanan yang ia bawa. Entah kenapa Eunha merasakan kesakitan yang dialami lelaki itu. Untuk yang kedua kalinya ia mendengar suara isakan Jungkook. Pertama saat ia memutuskan untuk meninggalkan lelaki itu, dan yang kedua saat ini dimana Jungkook merasa sangat bersalah pada Army.

"Kook-Ahh ini aku". Ujar Eunha dengan lembut. Wanita itu mendengar derap langkah Jungkook kemudian pintu dibuka.

"Oh? Kau datang". Kata Jungkook dengan lirih sembari mengecup dahi Eunha lembut. Padahal baru saja wanita itu mendengar Jungkook menangis, tapi saat ini bahkan lelaki itu tersenyum kearahnya membuat Eunha semakin khawatir.

"Gwenchana?". Tanya Eunha memastikan. Bukannya menjawab, Jungkook justru mengambil buket bunga yang dibawa oleh Eunha.

"Seleramu dalam memilih bunga tidak buruk. Aku akan memasangnya disini". Jungkook menarik tangan Eunha agar masuk kedalam kamarnya kemudian menutup pintu. Eunha terus memperhatikan setiap gerak-gerik Jungkook, bukankah orang yang terlihat baik-baik saja namun sebetulnya sedang terluka justru mengkhawatirkan?

"Jungkook-Ahh Gwenchana?". Tanya Eunha sekali lagi.

"Uwahh bukankah ini...".

"Ya! Jeon Jungkook! Menangis-lah jika itu membuatmu merasa lebih baik!!!". Bentak Eunha dengan nyaring. Bahkan member BTS dan So Hee pun bisa mendengar suara Eunha. Mereka semua terdiam dan merasa simpati dengan keadaan Jungkook saat ini.

"Aku tidak baik-baik saja hiks...". Dan akhirnya tangis Jungkook pecah juga. Lelaki itu menunduk dalam untuk menyembunyikan air matanya. Eunha mendekati Jungkook dan merengkuh tubuh lemah sosok didepannya ini.

"Gwenchana, semua akan baik-baik saja jika kau selalu berfikir positif". Hibur Eunha sambil mengusap punggung Jungkook. Jungkook membalas pelukan Eunha dan menangis di bahu wanita itu.

"Semua tidak baik-baik saja. Army kecewa, teman-temanku yang terlibat dalam skandal dihujat, dan aku sudah mempermalukan grup ku sendiri". Isak Jungkook terdengar menyesal sekali. Tapi yang sudah terlanjur terjadi tidak ada gunanya disesali. Semua tidak akan kembali seperti semula.

"Sejujurnya ada apa denganmu akhir-akhir ini Jungkook-Ahh? Kau bukan seperti Jungkook yang aku kenal dulu". Eunha melepaskan pelukannya dan menatap Jungkook lamat-lamat.

"Aku merasa kosong. Aku ingin bebas tapi tidak tahu caranya. Aku tidak bisa membedakan mana yang benar-benar baik dan mana yang palsu". Kata Jungkook tidak jelas. Pancaran mata lelaki itu memang sudah kosong sekali, Jungkook benar-benar tidak tahu apa yang harus ia lakukan kedepannya.

"Kau benar-benar tidak bisa melangkah sendiri ya?". Tanya Eunha. Jungkook mengangguk beberapa kali membenarkan perkataan Eunha. Ya, pada intinya Jungkook hanya perlu diarahkan agar tidak terjerumus lagi.

"Heum, tidak ada yang peduli padaku. Semua sibuk dengan urusannya masing-masing". Eunha tidak bisa menyalahkan member BTS, mereka tentu memiliki kesibukan masing-masing seperti membuat mixtape dan lain sebagainya sehingga tidak sempat untuk mengawasi Jungkook. Toh mereka berfikir jika Jungkook sudah dewasa, lelaki itu pasti memahami konsekuensi pada setiap hal yang ia lakukan.

"Kau sudah dewasa, kau seharusnya tahu jika sedikit saja kesalahan yang kau lakukan akan berimbas pada semuanya. Kau selalu meminta maaf atas kesalahan yang kau lakukan, lalu kenapa kau mengulanginya lagi?". Eunha menjadi begitu emosional saat ini. Seingin-inginnya ia bebas sama seperti Jungkook, namun wanita itu tidak mau menghianati membernya. Untuk itulah sampai saat ini Gfriend benar-benar bersih dari skandal.

"Bantu aku jebal". Kata Jungkook dengan suara yang amat lirih. Lelaki itu menatap Eunha dengan penuh harap.

"Soal?".

"Bawa aku kejalan yang benar. Arahkan aku jika memang aku salah. Jadilah penawar racun untukku Eunha-yaa". Eunha terdiam, haruskah? Tapi bukankah mereka sudah berakhir? Lalu untuk apa ia peduli?

"Tapi aku tidak bisa jika...".

"Aku tidak akan meminta lebih, kau selalu ada disampingku sudah cukup". Kata Jungkook kemudian mengecup pipi Eunha lumayan lama. Lelaki itu merengkuh erat tubuh Eunha seakan meminta kekuatan dari pelukan tersebut.

"Aku Merindukanmu". Bisik Jungkook tepat ditelinga Eunha membuat wajah wanita itu bersemu.

"Kau bilang tidak akan meminta lebih tapi....". Mata Eunha melotot saat Jungkook mengusap pinggangnya dengan seduktif.

"Aku mengalami masa-masa sulit akhir-akhir ini. Aku membutuhkanmu Heum?". Tatapan mata Jungkook mulai berubah. Eunha melihat gairah disana, Jungkook benar-benar membutuhkannya saat ini.

"Tapi Kook, kau belum mempersiapkan semuanya kan? Aku tidak mau kita membuat kesalahan". Eunha mundur satu langkah kebelakang namun Jungkook langsung menarik pinggang wanita itu agar semakin menempel ditubuhnya.

"Aku akan berhati-hati, ini bukan yang pertama untuk kita Heum?". Bujuk Jungkook lagi. Eunha menatap mata Jungkook kemudian tangan wanita itu terulur untuk mengusap rahang tegas lelaki itu.

Selanjutnya Eunha menggapai bilah bibir Jungkook dan....

Mereka kembali merasakan gairah cinta setelah sekian lamanya.

--000--

Mature content will be back🥳 ditunggu bagi yang rajin komen

avataravatar
Next chapter