6 5. Chingu?

Para staf menuntun Eunha dengan hati-hati keluar dari ruang ICU. Jungkook hanya bisa menatap Eunha dengan raut bersalah, lelaki itu bingung ingin mengatakan apa. Haruskah ia meminta maaf? Tentu saja ia harus minta maaf! Lelaki itu terlalu berlebihan tadi. Astaga bagaimana mungkin ia melupakan situasi dan kondisi saat melakukan hal yang tidak senonoh?

"Gwenchana, aku tahu kau terlalu mendalami peran. Bukankah namja memang tidak bisa menahan hasrat? Ini pengalaman baru bagi Eunha, wajar saja jika gadis itu merasa ketakutan". Hibur Wooseok sambil menepuk pundak Jungkook. Jungkook mengulas senyum tipis kemudian mengusap pelipisnya yang berkeringat.

Para artis yang tengah menunggu take di depan ruang ICU menatap Eunha dengan cemas. Wajah wanita itu begitu pucat dan masih bergetar ketakutan.

"Apa yang terjadi? Kenapa Eunha terlihat ketakutan?". Tanya Hyeyoung yang secara naluriah merasa khawatir dengan kondisi Eunha begitu juga dengan Se Kyung dan Saeron. Sementara itu So Hee hanya diam ditempatnya sambil sesekali mencuri dengar.

"Baru saja mengambil adegan panas dengan Jungkook. Eunha belum terbiasa". Kata staf sambil tersenyum. Se Kyung dan Hyeyoung langsung terkekeh, Aigoo dasar Eunha yang polos.

"Astaga kau ini sangat lucu". Ledek Se Kyung sambil mencubit pipi Eunha.

"Kau itu seharusnya memang mendapatkan peran sebagai anak kelinci yang lugu. Aku tidak habis pikir denganmu, ini baru take adegan panas sekali dan kau berakhir seperti ini? Haruskah aku mengajarimu?!". Celetuk So Hee dengan sinis. Se Kyung dan Hyeyoung langsung memasang wajah datar sementara itu Eunha merasa sedih karena seperti tidak profesional. Tapi jujur saja sentuhan Jungkook tadi membuat perutnya melilit dan tubuhnya langsung merinding seketika, rasanya seperti saat dulu Jungkook menyentuhnya untuk yang pertama kali.

"Ayo! Ayo! Kita kembali pelajari script-nya. Semua akan baik-baik saja Eunha. Fighting!". Hibur Hyeyoung yang membuat Eunha mengulas senyum tipis. Wanita itu langsung menuju toilet untuk berganti baju.

"Kenapa Noona selalu sinis pada Eunha?". Tanya Jingo pada So Hee yang duduk disebelahnya.

"Aku tidak suka dengannya. Dia itu masih amatir tapi sudah dijadikan pemeran utama". Sahut So Hee cepat yang membuat Jingo berdecak.

"Arra-arra. Memang seharusnya artis senior seperti Saeron kan yang menjadi pemeran utamanya? Tidak mungkin Noona yang jadi pemeran utamanya, bukankah kau juga masih amatir?". Sindir Jingo. Ia tidak takut maupun sungkan mengatakan hal tersebut toh Jingo lebih senior ketimbang So Hee. Terlihat So Hee bergerak tidak nyaman, seperti tengah mencari kata yang tepat untuk mendebat Jingo.

"Wae? Aku telah sukses memerankan karakter Yo Dakyung di drama sebelumnya. Semua orang mengakui jika kemampuan akting-ku bagus. Aku pantas menjadi pemeran utamanya". Sahut So Hee masih terlihat sombong.

"Jungkook juga aktor baru yang mendapatkan peran utama, kenapa kau hanya iri pada Eunha?". Tanya Jingo lagi.

"Jungkook baik padaku!". Sahut So Hee cepat dan pergi begitu saja. Sementara itu Jingo menatap So Hee dengan aneh.

"Apakah dia benar-benar mengidap star syndrom? Aigoo mengerikan".  Gumam Jingo sambil meneguk soda kalengnya.

"Siapa yang mengidap star syndrom?". Tanya Jungkook tiba-tiba yang membuat Jingo reflek tersedak minumannya.

"Uhuk!! Ya! Kau mengagetkan-ku sial!". Umpat Jingo yang membuat Jungkook nyengir lebar.

"Haish kau masih culun eoh? Umur-mu berapa masih minum soda?". Ledek Jungkook sambil membolak-balik kaleng soda milik Jingo.

"Sialan! Paham yang sudah 'besar' sampai bisa membuat gadis bergetar ketakutan". Ledek Jingo balik membuat Jungkook menjitak kepala Jingo dengan sebal.

"Haish Jinjja! Aku sudah membuat kesalahan hingga dia ketakutan". Curhat Jungkook yang terlihat frustrasi.

"Wae? Kau memeperkosanya di depan staf dan sutradara?". Tanya Jingo tanpa tahu malu. Bahkan suara lelaki itu lumayan keras dan hal itu membuat Jungkook mengumpat tanpa suara.

"Ya! Kau pikir aku seperti itu?!". Kata Jungkook tidak terima.

"Kita lihat saja kedepannya. Aku yakin kau tidak akan bisa menahan diri!". Ledek Jingo sambil meneguk sisa soda-nya.

Eunha telah merasa lebih baik saat ini. Ditemani Saeron dan yang lain, wanita itu makan dengan lahap di kantin rumah sakit. Para lelaki sedang sibuk take adegan berkelahi, sementara itu para wanita diberi waktu istirahat sejenak.

"Eunha aku sering mendengarkan lagu-lagu yeojachingu. Lagu kalian sangat bagus dan liriknya cantik". Puji Se Kyung yang membuat Eunha merasa tersanjung.

"Ahh, Kamsahamnida. Kami masih harus bekerja keras lagi". Sahut Eunha merendah.

"Anakku juga suka yeojachingu. Dia sangat menyukai Yerin, katanya imut sekali seperti boneka". Kata Hyeyoung ikut-ikutan membahas tentang GFRIEND.

"Benarkah? Kalau begitu aku akan mintakan foto dan tanda tangan pada Yerin Eonnie". Kata sahut Eunha dengan antusias.

"Jeongmal? Ahhh anak-ku pasti senang. Kau sangat baik". Puji Hyeyoung yang terlihat bahagia.

"So Hee Eonnie, bukankah kau mendengarkan lagu yeojachingu juga? Aku pernah tidak sengaja melihat playlist di ponselmu". Kata Sareon yang membuat Eunha menatap penuh harap kearah So Hee, gadis itu terlihat gugup.

"Oh? Ne aku mendengarkan beberapa. Aku menyukai Sowon". Sahut So Hee cepat sambil terus menatap makanannya. Se Kyung dan Hyeyoung mengulum senyum, So Hee itu sebenarnya tidak jahat gadis itu hanya terlalu terobsesi untuk menjadi lebih populer dibandingkan yang lain.

Mereka sempat bercanda hingga Jungkook tiba-tiba datang dan mendusel di lengan Eunha. Para gadis mengatai Jungkook jorok lantaran berkeringat, sementara itu Eunha merasa tidak masalah saat Jungkook mendusel ditubuhnya dengan keadaan penuh keringat.

"Aku mau pinjam Eunha sebentar Ne?". Izin Jungkook entah pada siapa.

"Ne! Ne! Sana pergi jauh-jauh. Kau jorok sekali". Sahut Se Kyung sambil mengibas-ngibaskan tangannya. Jungkook nyengir kemudian menarik Eunha dibangku kantin yang lumayan jauh.

"Wae? Apa kau tidak sempat mengusap keringatmu?". Tanya Eunha sambil mengusap keringat Jungkook menggunakan tisu dengan telaten. Jungkook sempat tertegun dengan perlakuan Eunha padanya, namun setelahnya lelaki itu mengulas senyum manis.

"Aku mau minta maaf soal tadi". Kata Jungkook sambil melirik kiss-mark dileher Eunha yang ditutup menggunakan fondation.

"Kau tidak salah, aku saja yang tidak profesional tadi". Sahut Eunha dengan nada sendu. Teringat perkataan So Hee tadi, mungkin memang benar jika dirinya bukan-lah aktris yang mumpuni dan belum layak mendapat peran utama.

"Aku maklum karena tahu kau wanita yang seperti apa". Kata Jungkook serius membuat Eunha menatap mata Jungkook.

"Bisa bantu aku? Maksud-nya bantulah aku agar tidak kaku saat melakukan adegan seperti tadi". Perkataan Eunha sukses membuat Jungkook gugup.

"Eung, maksudnya?". Tanya Jungkook ragu.

"Sentuh-lah aku jika kau sedang berhasrat". Jungkook reflek menatap kearah Eunha dengan tidak suka.

"Apa kau gila?! Kau memintaku untuk menyentuhmu?! Ya!". Desis Jungkook yang ditatap biasa saja oleh Eunha.

"Wae? Bukankah kita ini teman? Anggap saja hanya untuk kebutuhan syuting". Sahut Eunha sambil menekankan kata teman. Jungkook langsung meneguk ludahnya kasar.

"Jika lawan main-mu bukan aku, apa kau juga akan meminta hal seperti itu?". Tanya Jungkook memastikan. Eunha menatap mata Jungkook lamat-lamat begitu juga sebaliknya. Jungkook sangat menantikan jawaban dari Eunha.

"Tidak. Aku meminta hal itu karena kau yang menjadi lawan mainku". Jawaban Eunha sukses membuat Jungkook menahan senyum. Setidaknya ia sedang berada diatas angin sekarang.

"Arraseo-arraseo, haruskah kita memesan makanan? Aigo aku sangat lapar". Kata Jungkook yang terlihat salah tingkah. Eunha terkekeh sebelum pergi untuk memesan makanan.

"Ya! Bagaimana mungkin seorang wanita meminta hal itu pada pria? Untung dia memintanya padaku. Meski sudah ku nodai, kenapa kau masih saja polos Jung Eunbi?". Umpat Jungkook yang masih tidak habis fikir dengan permintaan Eunha tadi. Jungkook berjanji tidak akan memanfaatkan pemintaan Eunha untuk merusak wanita itu. Bagaimana-pun juga Jungkook ingin menyentuh Eunha jika mereka sama-sama cinta. Jika hanya Jungkook yang merasakan cinta, bukankah itu seperti menyamakan Eunha dengan seorang jalang?

--000--

"Kerja bagus hari ini, besok kita pindah lokasi syuting-nya. Selamat beristirahat". Semua staf dan pemain saling membungkuk hormat dan bergegas pulang kerumah masing-masing. Syuting berakhir pukul sebelas malam dan Eunha rasanya ngantuk sekali. Wanita itu beberapa kali hampir limbung untung saja Jungkook siap siaga memegangi tubuh Eunha.

"Gwenchana? Kau pulang dengan siapa?". Tanya Jungkook yang tidak melihat wujud Sejin managernim. Hari ini Jungkook dan Eunha didampingi oleh Sejin, namun sedari tadi lelaki itu tidak keliahatan.

"Sejin managernim pergi begitu saja. Aku tadi berangkat syuting bersama dia". Keluh Eunha yang sudah ngantuk berat.

"Mau ke apartemen-ku?". Eunha reflek melotot kearah Jungkook.

"Eh? Maksudnya mau kuantar pulang?". Ralat Jungkook cepat-cepat sambil meringis lebar.

"Heum, jika tidak merepotkan". Eunha ikutan meringis lebar hingga Jungkook dibuat gemas.

"Tentu saja tidak. Kajja!". Jungkook mencubit sebelah pipi Eunha kemudian menggandeng tangan wanita itu.

"Jungkook-Ahh bisa tolong antarkan So Hee sekalian?". Tanya Jisub tiba-tiba. Jungkook melirik sejenak kearah Eunha sebelum menjawab pertanyaan Jisub.

"Memang dimana manager-nya?". Tanya Jungkook kemudian.

"Manager-nya sudah pulang karena ada urusan. Sudah sana antarkan pulang sekalian bersama Eunha. Aku titipkan dia padamu". Sahut Jisub kemudian pergi begitu saja. Padahal Jungkook hendak menolak. Sementara itu So Hee terlihat mengumpat karena manager-nya tidak segera mengangkat telepon.

"Ottokhae? Apa aku harus mengantarnya pulang juga?". Jungkook meminta pendapat pada Eunha.

"Heum, kenapa tidak". Sahut Eunha tanpa ragu.

Dan akhirnya ketiga manusia itu berada didalam mobil Jungkook. Eunha duduk dibangku depan bersama Jungkook, dan So Hee duduk dibangku belakang sambil meneguk bir kaleng.

"Noona hidupmu itu sehat sekali. Tadi siang kau merokok dan sekarang kau minum bir". Kata Jungkook sambil berdecak sementara itu Eunha hanya diam menyimak. Cukup sadar diri jika So Hee tidak suka dengannya.

"Diamlah bocah dan Fokuslah menyetir". Sahut So Hee dengan dingin dan hendak menyulut rokoknya.

"Disini ada Eunha, kau tetap ingin merokok?". So Hee melirik kearah Eunha dan memasukkan rokoknya kembali kedalam saku jaket.

"Kalian ada hubungan apa? Kau terlihat sangat peduli dengan-nya". Tanya So Hee sambil menggedikan dagunya kearah Eunha. Jungkook tersenyum dan mengelus kepala Eunha.

"Kau saja yang jawab". Kata Jungkook pada Eunha.

"Kami teman". Cicit Eunha membuat So Hee tersenyum miring.

"Astaga masih ada orang naif didunia ini. Pancaran mata kalian mengatakan hal yang berbeda. Pertemanan antara laki-laki dan perempuan, mustahil jika tidak ada cinta didalamnya". Eunha sukses tertohok dengan perkataan So Hee, kenapa perkataan wanita itu benar sekali. Sementara itu Jungkook mengulas senyum kecil, lagian siapa juga yang mau benar-benar berteman dengan Eunha. Akan Jungkook upgrade hubungan pertemanan mereka, tapi tidak sekarang.

"Noona punya kekasih?". Tanya Jungkook.

"Ck! Semua namja itu serigala. Aku bahkan bisa mencari uang sendiri tanpa bergantung pada namja, untuk apa aku punya kekasih?". Sahut So Hee yang terdengar malas.

"Temanku ingin berkenalan dengan-mu, apa kau berminat?". Tawar Jungkook dengan iseng. Penasaran juga apa jadinya jika Taehyung disatukan dengan So Hee si gadis angkuh.

"Andwe! Teman-mu pasti berengsek!". Dengan cepat So Hee langsung memejamkan matanya. Cukup malas diajak ngobrol oleh Jungkook. Sementara itu Jungkook mengumpat dalam hati lantaran secara tidak langsung So Hee menilainya sebagai lelaki berengsek.

Setelah mengantar So Hee pulang, Eunha mendadak jadi diam. Jungkook tidak tahu kenapa Eunha menekuk wajahnya sedari tadi. Bahkan sampai mobil Jungkook berhenti didepan gedung apartemen GFRIEND-pun Eunha masih diam.

"Wae? Apa aku melakukan kesalahan?". Tanya Jungkook dengan lembut sambil beringsut mendekati Eunha.

"Kau sangat akrab dengan So Hee Eonnie". Sahut Eunha dengan sewot. Awalnya Jungkook bingung kenapa Eunha tiba-tiba marah padanya, dan setelah itu ia bersorak dalam hati. Eunha-nya cemburu.

"Apa ada yang salah? Aku dan dia kan teman di lokasi syuting, aku harus mendekatkan diri dengan semua pemain". Jawab Jungkook berpura-pura tidak peka. Eunha langsung menatap Jungkook sebal.

"Kau tertarik padanya?!". Tanya Eunha lagi.

"Tidak sampai seperti itu? Kalau aku tertarik memang kenapa? Dia single, aku juga single jadi...".

"Terimakasih untuk tumpangannya, aku akan keluar". Jungkook tersenyum miring sebelum menarik tangan Eunha hingga tubuh wanita itu terhuyung dan jatuh di dada Jungkook.

"Cemburu, eoh?". Tanya Jungkook sambil berbisik ditelinga Eunha. Eunha meneguk ludahnya susah payah. Tubuhnya jatuh didada Jungkook yang keras, hal itu sukses membuatnya berdebar.

"Kook?". Panggil Eunha tergagap-gagap.

"Cemburu?". Tanya Jungkook sekali lagi. Eunha reflek menjauh dan menatap Jungkook sebal.

"Cemburu untuk apa? Kita kan teman". Sahut Eunha cepat namun enggan menatap mata Jungkook.

"Teman ya?". Tanya Jungkook meledek sambil menurunkan lengan baju Eunha kebawah.

"Kook-hhh". Desis Eunha saat lagi-lagi Jungkook membuat tanda di bahunya.

"Heum? Bukankah kau yang memintaku untuk menyentuhmu saat sedang berhasrat? Aku sedang berhasrat malam ini". Kata Jungkook dengan suara seraknya sambil mengusap pipi Eunha. Meski di dalam mobil gelap, namun Eunha bisa melihat wajah Jungkook yang semakin dekat dengan wajahnya. Hingga bibir mereka menyatu...

Jungkook memepet tubuh Eunha sambil terus melumat bibir wanita itu, lidahnya ikut masuk dan bergerak liar disana. Eunha tidak bisa melakukan apapun selain membalas ciuman Jungkook dan meremat bahu lelaki itu.

"Hngggggg....". Eunha melenguh panjang. Wanita itu mendorong dada Jungkook menjauh.

"Wae? Ada yang sakit?". Tanya Jungkook dengan panik sambil melepas ciumannya.

"Nanti ada dispatch". Bisik Eunha denga suara kecil namun masih menatap bibir Jungkook yang basah.

"Dispatch sudah dibayar oleh Bang Sihyuk". Sahut Jungkook cepat dan kembali merangkum bibir merah Eunha.

Sementara itu...

"Ini bisa jadi berita heboh andai kita belum dibayar!".- Dispatch.

--000--

avataravatar
Next chapter