18 17. Pills

Jungkook merasa curiga dengan gerak-gerik Eunha hari ini. Wanita itu terlihat gelisah dan menatap kearah jam tangannya berkali-kali. Eunha juga sesekali meremat ujung rok yang ia pakai seakan mencemaskan sesuatu. Jungkook sengaja diam, lelaki itu memperhatikan dari kejauhan. Eunha juga hari ini tidak fokus hingga mereka harus melakukan take berkali-kali.

"Maaf, jam berapa kita akan selesai syuting?". Bisik Eunha pada salah satu staff yang lewat. Jungkook yang tengah membaca script-nya menatap kearah Eunha dan staff yang tengah berbincang tersebut.

"Kurasa pukul tujuh malam, apa kau sedang ada janji?". Eunha mengulum senyum tipis. Ia memang ada janji untuk bertemu Hyemi, dan lagi teman Eunha itu bekerja di rumah sakit Gosan. Membutuhkan waktu yang lumayan lama untuk sampai kesana.

"Ne, aku ada janji untuk bertemu teman lama". Sahut Eunha. Staff mengangguk dan pergi meninggalkan Eunha. Jungkook yang sudah penasaran-pun bergegas menghampriri wanita itu.

"Wae? Kau terlihat aneh hari ini". Eunha semakin dibuat cemas saat Jungkook menghampirinya. Wanita itu berpura-pura sibuk dengan riasannya agar tidak terlihat gugup di depan Jungkook.

"Anni. Aku hanya ada janji dengan teman lama". Jawab Eunha beralibi.

"Mau kuantar?". Tawar Jungkook. Eunha reflek menggeleng cepat. Tidak! Jangan sampai Jungkook ikut pergi bersamanya, Eunha hendak menemui Hyemi untuk mengambil pil penggugur kehamilan itu.

"Tidak perlu, aku bisa pergi sendiri Jungkook-Ahh". Tolak Eunha dengan halus sembari mengusap lengan Jungkook. Mata Eunha bergerak gelisah, meski wanita itu sedang menyibukkan diri dengan riasan tapi Jungkook tahu ada yang tidak beres.

"Tapi kau baru saja keluar dari rumah sakit, aku mencemaskan-mu".

"Ingatlah apa kata PD-nim, kita tidak boleh berinteraksi kecuali di lokasi syuting! Aku tidak mau menambah masalah Jungkook-Ahh!". Bentak Eunha kemudian pergi meninggalkan Jungkook. Bentakan Eunha sempat membuat para staf dan pemain yang lain menatap kearah keduanya. Eunha akhir-akhir ini memang bertingkah aneh, wanita itu mudah badmood dan marah-marah. Jungkook menghembuskan nafasnya berat, apa mengkhawatirkan wanita itu adalah hal yang salah?

"Apa lagi ulah yang kau buat?". Desis So Hee sembari bersedekap dada. Eunha menghembuskan nafasnya mencoba bersabar, wanita itu menatap So Hee dengan tajam. Kenapa gadis didepannya ini selalu mencari gara-gara padanya? Eunha tidak tahu kenapa hari ini ia begitu emosional, wanita itu bahkan ingin sekali mencekik leher So Hee.

"Apa yang kau maksud?". So Hee menatap Eunha tidak percaya saat wanita itu berani bicara non-formal padanya.

"Kau berani bicara banmal padaku?". Tanya So Hee memastikan. Gadis itu sudah menatap Eunha dengan tidak suka, So Hee semakin membenci wanita itu karena berani melawannya.

"Ya, aku bicara banmal padamu! Wae?". Tantang Eunha sembari melirik sekilas kearah So Hee. Gadis itu pikir ia tidak punya batas kesabaran apa? Setiap hari dicibir hingga digunakan sebagai bahan gosip, Eunha juga bisa marah. Marahnya orang yang diam bukankah lebih mengerikan?

"Hah! Lihatlah, inilah dirimu yang sesungguhnya! Image sok malaikatmu itu membuatku muak! Tck! Kau mungkin bisa menipu semua orang, tapi tidak denganku!".

Brak!

Eunha menepuk meja keras sekali hingga pertengkaran So Hee dan Eunha menjadi tontonan orang-orang di lokasi syuting. Keduanya menatap tajam satu sama lain.

"Apa salahku padamu?! Kita bahkan tidak saling mengenal sebelumnya tapi kenapa kau men-judge ku seenaknya?! Aku berusaha bersikap baik padamu selama ini, tapi apa yang kau lakukan?! Kau menjadikanku bahan gosip dan mengarang cerita agar aku jelek dimata orang lain!". Eunha akhirnya mengeluarkan unek-uneknya yang terpendam selama ini. Wanita itu menangis histeris hingga membuat Jungkook langsung mendekatinya. Se Kyung dan Saeron juga mencoba melerai mereka.

"Aku mengatakan apa yang ku lihat! Kau itu memang menyusahkan. Lihatlah syuting kita berantakan juga karena-mu". So Hee masih saja menjawab perkataan Eunha. Eunha menutup telinganya rapat-rapat tidak mau mendengar hinaan So Hee lagi. Mentalnya sudah tidak kuat, ia kenyang dengan hinaan hatters selama ini dan sekarang ditambah So Hee.

"SUDAH CUKUP EUNHA, SO HEE!". Tegur Wooseok yang sudah sangat pusing. Lelaki itu mendekat kearah kedua wanita yang baru saja bertengkar itu. Wooseok memijit kepalanya pelan kemudian menatap Eunha dan So Hee bergantian.

"Jika kalian masih seperti ini, aku akan mengganti posisi kalian dengan orang lain". Putus Wooseok kemudian. So Hee melenggang pergi, sementara itu Eunha semakin terisak. Ganti saja! Ia juga sudah tidak kuat lagi menghadapi tekanan di lokasi syuting.

--000--

Setelah syuting selesai, Eunha bergegas pergi tanpa pamit pada siapapun. Jungkook baru saja hendak mengejar wanita itu, tapi Eunha sudah masuk kedalam taksi yang memang telah dipesan sebelumnya. Dengan tergesa, Jungkook langsung masuk kedalam mobilnya dan membuntuti taksi yang ditumpangi Eunha dari belakang. Jungkook fikir Eunha sedang menyembunyikan sesuatu hingga membuat wanita itu dibuat uring-uringan akhir-akhir ini.

Eunha menggigit kuku jarinya, wanita itu kembali mengusap perutnya yang masih rata. Jika masalah soal bayi ini sudah selesai, Eunha yakin kehidupannya akan kembali seperti semula. Ia akan menjadi Jung Eunha member Gfriend yang bebas dari skandal, dan yang paling penting tidak memiliki hubungan apapun dengan maknae BTS. Semenjak ia kembali menjalin kedekatan dengan Jungkook, banyak sekali hal yang tak terduga menimpanya. Jebal, Eunha hanya ingin hidup tenang.

Jungkook masih terus membuntuti Eunha, lelaki itu membulatkan matanya saat memasuki kawasan Gosan. Untuk apa Eunha jauh-jauh menemui teman lamanya dari Seoul ke Gosan jika tidak ada hal yang sangat penting? Taksi berhenti di sebuah rumah sakit, Jungkook memarkirkan mobilnya agak jauh agar Eunha tidak mengetahuinya. Terlihat wanita itu tengah menelepon seseorang sembari menatap ke arah sekitar dengan gelisah.

"Yeobseo? Aku sudah ada di parkiran rumah sakit". Kata Eunha dengan suara lirih. Wanita itu menurunkan topi yang ia pakai agar wajahnya tidak kelihatan.

".....".

"Heum". Eunha memasukkan ponselnya lagi kedalam mantel setelah menelepon Hyemi. Hyemi akan turun ke basement untuk membawakan pil yang Eunha minta.

Jungkook masih terus mengamati gerak-gerik Eunha. Untuk apa ia kerumah sakit malam-malam begini? Jika bertemu dengan teman lama, kenapa harus di parkiran? Tidak di restoran atau semacamnya? Hingga sosok Hyemi yang mengenakan seragam perawat muncul dengan tergesa, keduanya sempat berpelukan sebelum Hyemi mengeluarkan sebuah botol obat. Jungkook menatap botol obat yang diulurkan Hyemi pada Eunha dengan mata memicing.

"Bukankah ini sangat berbahaya bagi dirimu sendiri? Apa sebenarnya yang kau lakukan?". Sayup-sayup Jungkook bisa mendengar percakapan antara Eunha dan Hyemi.

"Aku tidak tahu harus melakukan apa? Ini yang terbaik untuk semuanya".

"Siapa ayah dari bayi ini?". Tanya Hyemi sembari mengusap perut Eunha. Jantung Jungkook rasanya berhenti berdetak saat Hyemi menyebut kata bayi. Tangan Jungkook lemas dan terjatuh begitu saja dari stir mobil.

"Jungkook, siapa lagi? Aku hanya berhubung dengannya". Jungkook meneteskan air matanya. Jadi Eunha tengah mengandung anak-nya? Lalu pil apa yang dibawa Eunha? Lelaki itu masih diam ditempatnya, ia ingin mencuri dengar lebih banyak lagi. Banyak hal yang dirahasiakan oleh Eunha rupanya.

"Apa dia tahu?".

"Dia tidak perlu tahu karena aku akan menggugurkannya segera". Air mata Jungkook mengalir semakin deras. Ia tidak menyangka jika Eunha akan membunuh bayi mereka. Sebegitu tidak inginkah Eunha hidup bersamanya? Lelaki itu membuka pintu mobilnya dan berjalan cepat kearah Eunha dan Hyemi. Jungkook mencekal tangan Eunha kasar hingga membuat wanita itu memekik kaget.

"Jungkook?!". Pekik Eunha tidak percaya. Wajah wanita itu memucat, tangannya gemetaran. Apalagi saat menangkap raut marah dari Jungkook. Hyemi juga dibuat terkejut, bagaimana mungkin orang yang tengah mereka bicarakan tiba-tiba muncul.

"Aku ingin bicara denganmu". Jungkook menarik paksa tangan Eunha. Lelaki itu sempat berhenti melangkah sebelum melemparkan segepok uang ke arah Hyemi.

"Itu untuk pil penggugur kandungannya". Desis Jungkook sebelum kembali menarik tangan Eunha dengan paksa. Eunha meneguk ludahnya kasar, Jungkook pasti mendengar obrolannya dengan Hyemi tadi. Jungkook melepas cengkeraman tangannya dengan kasar hingga membuat tubuh Eunha terhuyung.

"Apa yang kau lakukan Jung Eunbi?!". Tanya Jungkook dengan nada dingin. Eunha diam saja, wanita itu menunduk sembari mencengkeram kuat mantel yang ia pakai.

"COBA JAWAB APA YANG TELAH KAU LAKUKAN DENGAN MEMBELI PIL PENGGUGUR KANDUGAN ITU?!". Bentak Jungkook kalap. Eunha memberanikan diri untuk menatap Jungkook.

"Aku akan menggugurkan kandunganku? Wae?! Bayi ini adalah bayi-ku. Aku berhak atas dirinya!".

Plak!

Jungkook menampar pipi Eunha hingga kepala wanita itu terhuyung kesamping. Jungkook benci sekali dengan Eunha yang berfikiran pendek.

"Sadarlah Jung Eunbi! Dia juga bayiku! Kita bisa mencari jalan keluar tanpa menyakitinya". Eunha tertawa remeh mendengar perkataan Jungkook. Wanita itu menatap Jungkook dengan mata berkaca-kaca. Sudut bibirnya ber-darah karena tamparan Jungkook tadi.

"Jalan keluar apa yang kau maksud? Mengaku pada PD-nim? Keluar dari grup? COBA KATAKAN PADAKU JEON JUNGKOOK!!". Teriak Eunha histeris, wanita itu berjongkok sembari menangis terisak. Kenapa hidupnya jadi sulit seperti ini? Jungkook mengalihkan tatapannya kearah lain untuk menyembunyikan air matanya. Kemudian lelaki itu berjongkok dan menyentuh pundak Eunha dengan lembut.

"Kita pasti bisa menghadapi ini eoh?". Eunha menepis tangan Jungkook yang hendak mengusap pipinya. Wanita itu menatap Jungkook dengan tatapan kebencian.

"Ini semua juga karena dirimu! Kau selalu memaksa ku padahal aku sudah menolaknya! Kau terlalu menganggap semua masalah dengan enteng-nya. Aku akan tetap menggugurkan kandungan ini!". Eunha berdiri dan hendak pergi namun Jungkook menahan lengan wanita itu.

"Arra, jika kehadiran dirinya membuat hidupmu sulit. Maka ijinkanlah dia tinggal didalam rahim-mu sampai lahir ke-dunia. Aku yang akan merawat setelahnya". Eunha meraung mendengar perkataan Jungkook, wanita itu merasa bodoh telah berniat menggugurkan bayinya sendiri. Pil yang ia bawa berserakan ke tanah. Jungkook menarik tangan Eunha lembut dan membawa wanita itu kedalam pelukannya.

"Gwenchana, aku sudah memikirkan ini matang-matang". Jungkook mengecup dahi Eunha lembut dan mengeratkan pelukannya. Wanita itu menangis di dada Jungkook, saat ini orang yang bisa ia percayai hanyalah lelaki yang tengah memeluknya.

"Apa kau pikir ini akan mudah? Jika semua orang tahu maka...".

"Stttttt... jangan memikirkan sesuatu yang belum terjadi. Apapun rintangannya, kita harus tetap mempertahankan bayi ini". Eunha mencengkeram kuat ujung baju Jungkook, bisakah? Semudah itukah?

--000--

avataravatar
Next chapter