11 10. Nappeun Tokki

Asisten sutradara menjelaskan pada Eunha jika adegan selanjutnya wanita itu hanya akan mengenakan bra. Namun tubuh bagian bawah wanita itu tidak akan terekspos lantaran adegan intim yang akan Jungkook dan Eunha lakukan bukan adegan intim sungguhan. Hanya ekspresi keduanya yang akan ditampilkan.

"Kami meminta ijin padamu karena kami takut jika kau merasa tidak nyaman dengan adegan ini". Eunha sejujurnya merasa tidak enak, team drama Memorabilia sangat baik dan selalu meminta ijin tentang adegan yang harus ia mainkan. Wanita itu juga tidak enak jika terus menerus menolak padahal itu adalah kewajiban yang harus ia lakukan.

"Gwenchana, aku akan melakukannya. Lagian aku sudah merasa nyaman beradu akting dengan Jungkook". Sahut Eunha kemudian yang akhirnya menyetujui jika dirinya harus sedikit lebih berani di depan kamera nanti. Asisten sutradara tersenyum kemudian pergi meninggalkan Eunha yang sedang serius membaca script. Para staf sibuk mengatur set dan pencahayaan agar terlihat lebih erotis.

"Aku tidak menyangka jika harus beradegan panas dengan So Hee Noona". Kata Jungkook tiba-tiba setelah Wooseok memberitahunya jika ia akan melakukan adegan panas sekali dengan So Hee.

"Nde??". Pekik Eunha yang sepertinya tidak terima. Wanita itu mendadak jadi badmood begitu mendengar perkataan Jungkook.

"Haruskah aku menolaknya?". Tanya Jungkook yang paham jika Eunha terlihat tidak suka. Wajah wanita itu merah padam dan cemberut.

"Aku mau lihat script-nya". Eunha merebut script yang dibawa Jungkook dan membaca dengan teliti isinya.

Diceritakan bahwa Kim Ahra melakukan segala cara demi merebut hati Kim Taehe. Hingga pada malam dimana Ahra tiba-tiba mendatangi Taehe untuk menyerahkan tubuhnya. Gadis itu duduk di pangkuan Taehe tanpa memakai baju untuk menggoda lelaki itu. Tapi sayang, Taehe sama sekali tidak tergoda dengan Ahra. Lelaki itu justru diam-diam merekam tindakan tak senonoh Ahra dan menyebarkannya ke media hingga menimbulkan masalah bagi ayah gadis itu yang sedang susah payah membangun citra baik di mata masyarakat agar dipilih menjadi presiden.

"Apa So Hee Eonnie akan menunjukkan payudaranya di depanmu?". Bisik Eunha sambil membulatkan matanya. Wanita itu tidak menyangka jika So Hee akan seberani itu menunjukkan payudaranya di televisi. Jungkook menjitak dahi Eunha dengan gemas.

"Meski-pun dia akan menunjukkan payudara-nya didepanku, aku tidak akan melihatnya". Eunha mendengus begitu Jungkook selesai berbicara. Yang benar saja, teringat bagaimana mesum-nya Jungkook selama ini. Sudah pasti lelaki itu akan tergoda juga.

"Heol, yang benar saja. Kau yakin tidak akan merasa lapar saat ada dua semangka besar di depanmu?". Jungkook terbahak mendengar perkataan Eunha. Lelaki itu mencubit kedua pipi Eunha sebelum menjawab.

"Aku justru akan merasa lapar jika ada dua bakpao berbentuk bulat di depan-ku". Eunha mengumpat di dalam hati. Apa-apaan! Masa payudaranya disamakan dengan bakpao!

"Kita mulai syutingnya". Kata Wooseok yang kembali duduk di depan monitor. Jungkook dan Eunha sudah ada diatas ranjang, mereka hanya perlu melanjutkan adegan yang sebelumnya telah dilakukan.

"Camera.... roll!".

"Action!".

Jungkook menarik tangan Eunha agar wanita itu duduk diatas pangkuannya. Jungkook terus melumat rakus bibir Eunha sembari tangannya bergerilya menjamah tubuh wanita itu. Bibir Jungkook turun untuk mencumbu leher dan tulang belikat Eunha. Kiss-mark yang sebelumnya sudah ada di leher dan bahu Eunha membuat adegan yang keduanya mainkan terasa nyata.

"Nghhhhh Jungkook-hhhhhh".

"Cut!". Eunha dan Jungkook reflek menatap keatas Wooseok dengan tatapan bingung. Please mereka sedang sama-sama enak.

"Eunha-yaa. Jangan terlalu terbawa suasana. Yang di depanmu saat ini adalah Taehe bukan Jungkook, arra?". Eunha merutuki kebodohannya. Wanita itu meringis dan meminta maaf karena sudah salah sebut nama.

"Jika mau mendesah dan menyebut namaku, nanti malam saja". Bisik Jungkook nakal. Eunha reflek menabok pundak lelaki itu dan mulai fokus dengan aktingnya.

"Oke, agar adegan-nya cepat selesai lakukanlah dalam sekali take!". Perintah Wooseok, semua kembali bersiap.

"Action!".

"Nghhhh... Taehe-ahhhhhh". Lenguh Eunha sembari meremat pundak Jungkook. Jungkook tidak melepaskan sedikitpun tatapannya dari mata Eunha. Lelaki itu menurunkan baju Eunha perlahan hingga dada wanita itu terlihat. Jungkook hendak mengecup belahan dada Eunha tapi wanita itu menghentikannya.

"Wae?". Tanya Jungkook dengan suara seraknya. Dengan nafas yang memburu Eunha melepaskan kancing kemeja Jungkook satu persatu.

"Adil kan?". Tanya Eunha sembari melepaskan kemeja Jungkook hingga bagian tubuh atas lelaki itu terlihat sepenuhnya. Tangan Eunha terulur untuk menyentuh dada Jungkook yang terasa hangat.

"Yeoja biasanya selalu ingin menyentuh ini". Jungkook mengarahkan tangan Eunha untuk menyentuh abs-nya. Lelaki itu sempat menggeram saat jemari mungil Eunha mengelus abs-nya.

"Apa aku terlihat cantik?". Tanya Eunha. Jungkook menatap Eunha yang terlihat sangat cantik dengan tubuh bagian atas yang hanya mengenakan bra. Lelaki itu mengusap pipi Eunha kemudian menyampirkan helaian rambut wanita itu kebelakang telinga. Jungkook mengelus bahu Eunha hingga membuat bulu kuduk wanita itu berdiri seketika.

"Aku tidak pernah bertemu dengan yeoja secantik dirimu. Aku menyukai semua yang ada di dalam dirimu, Agashi". Bisik Jungkook kemudian mulai mendaratkan ciuman di belahan dada Eunha. Eunha memejamkan matanya erat-erat saat bibir hangat Jungkook menyapu permukaan kulit dada-nya, turun hingga ke perut ratanya.

"Taehe-ahhh shhhhh....". Staf dan Wooseok meneguk ludah mereka susah payah. Adegan keduanya begitu panas. Jungkook menutup tubuh keduanya dengan selimut kemudian lelaki itu mulai membuka bra Eunha. Adegan dimanipulasi sedemikian rupa, Jungkook berpura-pura melepas celana-nya dan juga celana dalam Eunha. Namun sebetulnya didalam selimut Jungkook dan Eunha masih mengenakan celana lengkap.

"Aku akan memulainya, cakar punggung-ku jika kau merasa kesakitan". Kata Jungkook dengan lembut sebelum melumat bibir Eunha perlahan. Sejujurnya penis Jungkook benar-benar menegang dibawah sana, tapi karena di dalam ruangan banyak orang lelaki itu tidak mungkin nekat menyentuh Eunha sungguhan kan? Eunha berakting seolah-olah tengah kesakitan, wanita itu menutup matanya rapat-rapat dan mencakar punggung Jungkook.

"Akh!!!". Desah keduanya. Jungkook mengusap peluh yang mengalir di dahi Eunha dengan lembut.

"Sakit?". Tanya lelaki itu. Eunha mengangguk sambil menahan sakit.

"Kau sudah menjadi milikku seutuhnya". Agar adegan terasa lebih real, Jungkook akhirnya nekat menggesekkan penis-nya yang memang sudah menegang ke paha Eunha. Eunha awalnya kaget namun paham jika Jungkook membutuhkan itu agar bisa mendalami aktingnya. Namun erangan dan desahan Jungkook saat ini bukanlah akting semata, ia melakukannya karena memang sedang dalam mode On.

Eunha mencoba mendalami peran-nya namun rasanya sulit, alhasil wanita itu melebarkan kaki-nya dan membiarkan Jungkook melakukan hal yang lebih. Karena sudah diberi lampu hijau, alhasil Jungkook melakukan sesuai nalurinya. Eunha akhirnya terbawa suasana, ia mendesah dan mengerang tanpa sadar. Wooseok menganggukan kepalanya merasa puas dengan akting keduanya.

"Cut!". 

"Hah!". Jungkook berhenti bergerak. Keringat lelaki itu mengucur deras dan nafasnya tersengal-sengal. Begitu juga dengan Eunha, wanita itu mengatur nafasnya sebelum mendorong dada Jungkook agar menjauh.

"Jungkook berguling-lah kesamping dan peluk Eunha, Eunha kau sandarkan kepalamu di dada Jungkook". Kata Wooseok mengarahkan sebelum mereka melanjutkan take scene terakhir.

"Tidak ku sangka kau akan menikmati adegan ini. Kau memberiku lampu hijau untuk menyentuhmu eoh?". Bisik Jungkook. Eunha merapikan rambutnya dan menatap Jungkook datar.

"Aku susah mendalami peran jika tidak melakukannya secara langsung. Gomawo sudah membantuku". Sahut Eunha membuat Jungkook terkekeh.

"Omong-omong, milikku on sungguhan. Ottokhae?". Goda Jungkook. Eunha melirik Jungkook dengan tajam dan memilih mengabaikan lelaki itu.

--000--

"Haruskah aku melakukan adegan panas dengan Jungkook?". Tanya So Hee memastikan sambil membaca script yang ada ditangannya.

"Seharusnya adegan ini akan dilakukan saat kita syuting di Maldeveis, tapi kita masih harus mengejar scene yang tertinggal karena ketidak hadiran Jungkook beberapa hari lalu". So Hee menganggukkan kepalanya. Melakukan adegan panas bukan hal yang sulit untuknya, ia hanya perlu profesional saja.

"Lalu dimana Jungkook? Aku perlu membicarakan ini padanya". Tanya So Hee. Bertukar pikiran sebelum melakukan adegan bersama menurut So Hee bukanlah hal yang salah.

Eunha sejujurnya tidak suka saat Jungkook harus melakukan adegan panas dengan So Hee, tapi wanita itu juga tidak memiliki hak untuk menyuruh Wooseok mengganti adegan-nya. Akhirnya wanita itu hanya mampu mencuri-curi pandang kearah Jungkook dan So Hee yang tengah mengobrol.

"Eonnie, aku khawatir jika matamu akan lepas". Komentar Saeron sambil mengunyah snack yang ia bawa dari rumah. Eunha mendengus dan mengipas-ngipas wajahnya sendiri.

"Kau tahu, Jungkook dan So Hee Eonnie akan melakukan adegan panas. Kenapa Jungkook itu serakah sekali? Dia sudah melakukan adegan panas dengan-ku, dan sekarang dia akan melakukannya dengan So Hee Eonnie. Heol!". Celoteh Eunha tanpa rem. Saeron menatap Eunha dengan aneh, setahu gadis itu Eunha dan Jungkook sudah putus. Lalu kenapa Eunha sangat marah saat Jungkook akan beradu akting dengan So Hee.

"Eonnie bukannya aku membela Jungkook Oppa, tapikan yang membuat script-nya penulis skenario. Jadi kenapa Eonnie mengatai Jungkook Oppa serakah?". Tanya Saeron dengan hati-hati. Eunha menghembuskan nafasnya malas sebelum menatap Saeron dengan wajah sebal.

"Kau tidak mengerti Saeron-Ahh, hatiku....". Kata Eunha terputus. Wanita itu menggigit bibir bawahnya dan terlihat gugup.

"Haish! Sudahlah aku mau makan saja!". Lanjut Eunha kemudian pergi begitu saja. Jungkook dan So Hee yang tidak sengaja mendengar percakapan antara Eunha dan Saeron dibuat terkekeh geli.

"Lihatlah, kurasa Eunha akan membunuhku setelah ini". Canda So Hee. Jungkook mengulum senyum, jelas sekali jika Eunha masih memiliki perasaan padanya. Namun sampai saat ini-pun wanita itu belum berani mengatakan yang sejujurnya.

"Ku rasa aku yang akan ia bunuh setelah ini". Sahut Jungkook sambil tertawa kecil.

Dan benar saja, Eunha mendiami Jungkook setelah lelaki itu selesai beradu akting dengan So Hee. Eunha keukeuh tidak mau diantar pulang dan mau menunggu dijemput oleh Sowon. Jungkook bingung bagaimana cara membujuk Eunha yang sedang dalam mode marah. Apakah ini semua murni kesalahannya? Padahal lelaki itu hanya mengikuti semua yang ada di dalam script.

"Ayo aku antar pulang saja. Kasihan Sowon Noona jika harus menjemputmu malam-malam begini". Bujuk Jungkook untuk yang kesekian kalinya. Eunha masih diam dan mengabaikan Jungkook, wanita itu pura-pura sibuk dengan ponselnya. Jungkook berdecak sebal, lelaki itu merebut ponsel Eunha hingga membuat si empunya tidak terima.

"Ya!". Teriak Eunha. Jungkook memasukkan ponsel Eunha ke dalam saku celananya.

"Aku akan mengantarmu pulang".

"Kembalikan ponsel-ku!". Kata Eunha dengan galak. Jungkook bersedekap dada sambil menatap Eunha serius.

"Kau marah padaku karena aku melakukan adegan panas dengan So Hee Noona?". Tanya Jungkook. Eunha menatap lelaki itu dengan sinis.

"Aku bilang kembalikan ponsel-ku?!". Eunha masih saja gengsi untuk mengakui jika wanita itu merasa cemburu.

"Ambil saja sendiri". Kata Jungkook dengan entengnya.

"Mwoya?!". Protes Eunha. Yang benar saja ia harus mengambil ponsel-nya di dalam saku celana Jungkook.

"Wae? Ambil sendiri jika kau ingin ponsel-mu kembali. Atau jika kau mau mengakui rasa cemburu-mu itu, aku akan mengembalikan ponsel-mu dengan cara yang baik". Sial, Jungkook sengaja membuatnya berada dalam situasi yang sulit. Jungkook tersenyum kemenangan saat melihat wajah frustrasi Eunha.

"Apa kau sedang mengambil kesempatan dalam kesempitan?!". Telisik Eunha dengan mata memicing tajam.

"Jika ada timing-nya tepat, kenapa tidak?". Eunha mencibir didalam hati. Wanita itu melirik ponselnya yang terlihat menyembul dari dalam saku celana Jungkook. Jika ia nekat mengambilnya, yang ada wanita itu akan menyentuh area privasi Jungkook tanpa sengaja. Tapi ia tidak mungkin mengakui rasa cemburunya ini, yang ada Jungkook pasti semakin gencar untuk mengajaknya balikan.

"Kau ingin aku menyentuh itu-mu atau mengakui rasa cemburu-ku?". Kini Eunha yang gantian menggoda Jungkook. Wanita itu tersenyum culas kearah Jungkook. Jungkook meneguk ludahnya susah payah, lelaki itu mendadak gugup melihat Eunha yang terlihat menantangnya.

"Eung... Molla. Aku yang memberikan pilihan untuk-mu". Sahut Jungkook tergagap. Eunha berjalan mendekati Jungkook dan mendongak untuk menatap wajah lelaki itu yang memerah malu.

"Mianhae, tapi aku memilih untuk mengambil-nya dengan tanganku sendiri". Bisik Eunha sembari mengambil ponsel-nya yang berada di saku celana Jungkook dengan hati-hati. Jungkook menahan nafasnya susah payah saat tangan Eunha masuk kedalam saku celananya dan hampir saja menyentuh area privasi-nya.

"Uhuk... ya! Bagaimana mungkin hubungan mereka sejauh itu". - Dispatch.

Tin! Tin!

Eunha menoleh dan mendapati Sowon yang sudah datang untuk menjemputnya. Wanita itu kembali menatap Jungkook yang terdiam sambil tersenyum jahil.

"Oh... sayang sekali, padahal aku masih ingin bersenang-senang dengan-mu. Annyeong, Jungkook-ssi". Eunha melambaikan tangan kearah Jungkook kemudian bergegas masuk ke dalam mobil.

"Apa dia baru saja menantangku?! Heol, lihat saja besok Jung Eunbi". Lihat saja, besok Jungkook akan membuat kelinci nakal itu diam tak berkutik. Lelaki itu tersenyum licik, ingat jika besok ia akan kembali melakukan adegan panas dengan Eunha.

--000--

avataravatar
Next chapter