16 16. I Don’t LIke It

Rexan menahan tangan Chelsea, "Tunggu, Chels."

"Hm?"

"Aku—nggak jadi Chels. Gak apa-apa," Rexan menggelengkan kepalanya. "Yaudah kamu istirahat ya. Good night, Chels."

Kenapa rasanya sulit banget sih buat bilang hal kayak gitu aja ke Chelsea? Kenapa rasanya bibir gue kayak dijahit? Batin Rexan.

Chelsea tersenyum ke arah Rexan, "Good night too, Rex," katanya.

Bodoh Chels! Kenapa kamu bisa ngomong kayak gitu sih ke Rexan? Kalo dia mikir macem-macem bagaimana? Tanya Chelsea dalam hatinya.

===

"Mbok, hari ini Pak Pen masih belum masuk?" tanya Chelsea pada mbok Ijah pagi itu.

Mbok Ijah nampak menggelengkan kepalanya, "Sepertinya belum non. Abis jam segini belum datang bapaknya. Memangnya te si non mau kemana atuh?" tanyanya.

Chelsea menghela nafasnya pelan. "Ini nanti siang mau cek kandungan, udah jadwalnya," katanya. "Yaudah deh mbok, nanti aku naik taksi aja."

"Si Aden gak mau anterin non?" tanya Mbok Ijah.

"Ah? Chelsea nggak berani mbok, lagian juga Rexan sibuk pasti sama kerjaannya. Gapapa mbok, selagi bisa sendiri ya sendiri aja," kata Chelsea.

Samar-samar Rexan mendengar pembicaraan antara Mbok Ijah dengan Chelsea. "Aku anterin aja, Chels."

"Itu si aden, udah non sama den Rexan aja, sekalian jalan-jalan kayak orang pacaran gitu hihi. Mbok masuk dulu ya non ke dalem," kata Mbok Ijah.

Mata Chelsea membulat seketika saat mendengar ucapan Rexan. "Eh? Nggak udah Rex. Gapapa kok, aku bisa sendiri."

"Kamu nih apa sih kayak sama siapa aja. Udah aku anterin hari ini, lagian juga aku selama ini belum pernah nganterin kamu cek kandungan," kata Rexan.

"Terus urusan kantor, gimana?" tanya Chelsea.

"Emangnya kamu mau kesana jam berapa?" tanya Rexan

"Siangan sih, sekitar jam 12an," balas Chelsea.

Rexan menganggukkan kepalanya, "Oke. Kalo gitu aku meeting dulu sama klien pagi ini. Nanti abis itu aku jemput ya?" tanyanya.

"Oke."

Kenapa akhir-akhir ini aku merasa kalau sikapnya Rexan berubah ya? Dia jadi lebih peduli dan perhatian sama aku... apa akunya aja yang kegeeran? batin Chelsea.

===

Triiiinggg..!!

Ponsel milik Chelsea berbunyi. Chelsea yang kala itu sedang bermain Among Us, langsung mengangkat telepon dari Rexan.

"Halo," ujar Chelsea saat sambungan telepon mulai terhubung.

["Halo Chels, aku udah di depan ya. Aku nggak ke dalem, aku nunggu kamu di mobil aja,"] Kata Rexan di seberang sana. ["Take your time. Jangan buru-buru, pelan-pelan aja jalannya. Oke?"]

Chelsea menganggukan kepalanya tanpa berbicara sepatah kata pun.

["Chels, are you there?"] Tanya Rexan lagi.

"Eh iya iya, aku denger kok. Tadi aku jawab tapi cuma ngangguk doang, aku lupa kan ini telepon kamu gak bisa liat aku hehehe," kata Chelsea dengan polosnya. Gadis itu kemudian menepuk jidatnya sendiri karena hal bodohnya barusan. Dasar bodoh Chelsea! batinnya.

Rexan terkekeh pelan karena ulah Chelsea. "Hahaha kamu lucu banget deh," katanya. "Yaudah aku tunggu di mobil ya."

"Iya." Chelsea membalas, sambungan telepon pun terputus.

*

Dari dalam mobil Rexan melihat wanitanya itu sedang berlari kecil ke mobilnya. Tak membutuhkan waktu lama, Chelsea sudah duduk di dalam mobilnya.

"Maaf maaf aku lama ya?" tanya Chelsea.

Rexan menghela nafasnya, "Kamu kenapa lari-larian kayak gitu sih? Itu bahaya banget tau buat kamu. Lain kali, jangan gitu lagi ya?" tanyanya dengan nada yang begitu lembut.

Chelsea menganggukkan kepalanya, "Iya, maaf. Aku cuma gak pengen buat kamu nunggu lebih lama lagi," balasnya.

"Aku nggak masalah mau nunggu kamu berapa lama pun, yang penting kamu dan dedek di dalam perut aman. Aku gak mau terjadi apa-apa sama kalian," kata Rexan.

Mendengar hal tersebut, lagi-lagi Chelsea tak mampu mengontrol debaran jantungnya. Entah mengapa, akhir-akhir ini selalu seperti itu. Rexan selalu melakukan atau mengatakan sesuatu yang diluar dugaan, yang membuat detak jantung Chelsea berdegup lebih cepat dari biasanya.

===

12:35

@ RS BUNDA KITA

Mata Rexan sama sekali tak bisa terlepas dari layar monitor USG pada saat Chelsea sedang diperiksa kandungannya oleh dokter. Sesekali senyum yang ada di bibir laki-laki itu mengembang. Chelsea yang melihat hal itu pun juga tersenyum dibuatnya.

"Janinnya sehat ya," kata Dokter Yohan.

"Anak saya laki-laki atau perempuan dok?" tanya Rexan.

"Untuk jenis kelamin masih belum dapat dipastikan dengan jelas karena usia kandungan Bu Chelsea masih 20 minggu. Tapi yang jelas bayinya sehat," kata Dokter Yohan sembari menuliskan resep untuk Chelsea. "Ini saya beri vitamin untuk Ibu. Tolong dijaga istrinya, pak. Jaga terus pola makannya, terutama jangan buat stres, karena itu sangat berpengaruh terhadap bayinya."

Rexan mengangguk mengerti, "Baik dok."

"Saya pikir bapaknya tidak peduli sama istri dan anaknya, ternyata pemikiran saya salah. Untuk cek kandungan bulan depan datang lagi ya pak, saya tunggu loh. Harus ada waktu untuk istri dan anaknya, jangan untuk kerjaan terus. Bahkan saking seringnya bu Chelsea cek kandungan bersama pak Reno saya pikir beliau adalah suaminya bu Chelsea," kata Dokter Yohan.

"Eh? Ba—baik, dok," kata Rexan. "Kalau gitu saya permisi dulu dok."

*

"Pokoknya, Chels, besok-besok kalo kamu mau cek kandungan atau apapun kamu bilang aku ya. Enak aja, masa Reno disangka suami kamu. Padahal kan yang bikin si dedek kan aku," kata Rexan.

Chelsea tersentak kaget kemudian terkekeh pelan. "Hahaha... kamu cemburu?" tanyanya.

Rexan ikut-ikutan kaget, "Hah? Ngapain cemburu. Apalagi sama Reno, gak jelas banget."

Kamu cemburu Rex. Batin Chelsea.

Iya aku cemburu. Suami mana yang rela istrinya dibilang istri orang lain? kata Rexan dalam hati.

"Ngomong-ngomong aku mau ajak kamu ke suatu tempat," kata Rexan.

"Kemana?"

Rexan tersenyum ke arah Chelsea, "Nanti kamu juga tau. Udah sekarang kamu istirahat aja dulu, nanti pas udah sampe aku bakal bangunin," katanya.

"Masih jauh emang tempatnya?"

"Hmm... kepo. Udah kamu jangan banyak nanya, nanti biar kamu liat sendiri aja," kata Rexan. "Kalo aku bilang sekarang, nanti ga surprise lagi dong?"

Chelsea berdecih kecil, "Dasar. Emang dalam rangka apa kamu bikin kejutan untuk aku?" tanyanya.

"Gak perlu nunggu hari spesial untuk buat kejutan untuk kamu. Setiap hari pun aku bisa buatnya," jawab Rexan. "Pokoknya aku jamin kamu pasti suka sama tempatnya."

Kira-kira Rexan mau bawa aku kemana ya? Tempat yang bakal aku suka? Tempat apa? batin Chelsea.

Bersambung...

avataravatar
Next chapter