webnovel

10. The Wedding

...satu hari sebelum hari pernikahan...

Dua orang ibu hamil sedang sibuk membereskan barang-barang dari sebuah apartemen dan meletakkannya di sebuah kardus besar. Sesekali mereka melempar candaan satu sama lainnya saat melihat barang-barang yang menjadi kenangan diantara mereka berdua dulu.

Namun tiba-tiba saja Chelsea terdiam saat ia menemukan sebuah album foto kenangannya sewaktu SMA dulu.

Gadis itu terduduk di tepi kasur ukuran queen size dan membuka album foto tersebut.

"Chel, yang ini dibawa juga atau biarin aja di—?" pertanyaan Aleena tiba-tiba terhenti saat melihat sahabatnya itu sedang tersenyum-senyum sendiri ketika melihat sebuah album foto tersebut.

Perlahan-lahan Aleena mendekati sahabatnya itu, "Ngeliatin apaan, Chel?" tanyanya.

Chelsea pun menoleh ke arah Aleena sekilas, "Ini... foto-foto kita jaman dulu. Lucu ya," katanya. Gadis itu menunjukkan foto-foto yang terpasang rapih di album foto itu kepada Aleena. Tiba-tiba saja senyum yang tadinya ada di bibir Chelsea hilang begitu saja, "Dia apa kabar ya, Al?" tanyanya.

Aleena menghela nafasnya panjang, "Lo kangen sama dia, Chel?" tanyanya.

Hening. Tak ada jawaban dari Chelsea.

"Inget, Chel, apa yang udah dia lakuin ke lo dulu. Jangan pernah lupain orang brengsek kayak gitu. Gue harap sih lo gak akan pernah ketemu cowok model begitu lagi sih, asli. You deserved better." Aleena mengambil album foto dari tangan Chelsea. "Udah ah, besok kan lo udah mau nikah sama orang lain. Jangan mikirin masa lalu lagi. Lo harus mikirin masa depan, sekarang lo udah ada ini..." Aleena memegang perut Chelsea. "...anak yang ada di dalam perut lo."

"Apa bisa gue membina rumah tangga tanpa ada cinta, Al?" tanya Chelsea.

"Lo pasti bisa melewati semua ini, Chel. Gue yakin banget lo bisa. Gue bakalan terus ada buat lo, Chel," kata Aleena. Dan gue berani bertaruh... Rexan pasti akan jatuh hati sama lo. Gue yakin banget. Kata Aleena dalam hati. "Jadi, tolong bertahan setidaknya demi anak ini."

Chelsea menganggukkan kepalanya pelan, ia pun kemudian langsung memeluk sahabatnya itu. "Makasih banyak ya, Al, udah selalu ada buat gue. Gue gatau deh apa yang bakalan terjadi kalo misalnya lo gak ada di hidup gue."

Aleena berdecih, "Sejak kapan Chelsea jadi menye-menye begini?" tanyanya. "Hahaha... iya sayangku. Yaudah yuk, cepet selesain, udah tinggal dikit lagi, kan?"

"Iya. Udah beres kok," kata Chelsea.

===

Hari besar itu pun tiba. Hari ini merupakan hari pernikahan antara Rexan dan Chelsea. Saat ini Chelsea sedang berada di dalam ruang make up sebuah hotel berbintang di kawasan Jakarta Selatan.

Sejak kemarin malam, gadis itu tidak bisa tidur karena memikirkan hari ini. Entah apa yang akan terjadi dalam hidupnya, setelah ia menikah dengan Rexan, apakah ia bisa menjalaninya atau tidak dan apakah ia bisa bahagia atau tidak.

"Aduh duh duh duh... cantik banget menantu mama," Kata Diana kepada Chelsea yang tiba-tiba saja muncul dari balik pintu.

"Mama bisa aja... mama juga cantik hari ini." Chelsea balas menggoda ibu mertuanya itu.

Diana berdecih kecil, "Jadi maksudnya biasanya mama jelek gitu?" tanyanya. "Hmmm jadi gitu ya..."

"Eh? Bukan seperti itu, ma, maksudnya hehehe. Biasanya sudah cantik, sekarang lebih cantik alias cantiknya luar biasa," kata Chelsea.

"Hahaha... bisa saja kamu," kata Diana.

Chelsea tiba-tiba saja menundukkan kepalanya, "Maaf ma, papa tidak akan datang ke acara pernikahan Chelsea dan Rexan hari ini," katanya. "Chelsea harus gimana, ya, ma?"

Diana menghela nafasnya panjang, "Tidak apa-apa sayang. Tidak perlu banyak dipikirkan. Kamu masih ada mama, Reno dan Rexan. Ingat, hari ini adalah hari bahagia kamu, jangan buat hari ini jadi sedih, ya sayang?" katanya. "Mama akan meminta Reno untuk mengantarkan kamu ke altar nanti."

"Mama... makasih banyak. Chelsea beruntung sekali rasanya punya mama mertua seperti mama. Chelsea rasanya seperti disayang oleh mama kandung Chelsea sendiri..." ...meskipun sebenarnya aku sama sekali belum pernah merasakan bagaimana kasih sayang seorang ibu batinnya.

Air mata Chelsea langsung keluar begitu saja. Diana yang melihat hal tersebut langsung bergegas menghampiri Chelsea dan memeluk gadis itu dalam dekapannya. "Sshh... sudah ya, jangan menangis lagi. Nanti make up-nya luntur lagi, padahal udah cantik begini," katanya sembari mengusap air mata Chelsea. "Sudah ya jangan menangis lagi. Chelsea gak perlu khawatir, sekarang Chelsea punya mama. Apapun masalah Chelsea, cerita sama mama ya? Meskipun mama gak bisa bantu, setidaknya mama bisa mendengarkannya. Oke?"

"Iya, ma..."

"Yasudah, kalau begitu, mama ke bawah dulu ya. Mama mau menyambut tamu-tamu undangan di bawah. Ingat, jangan sedih-sedih lagi, hari ini kamu adalah ratunya," kata Diana, yang dibalas anggukkan oleh Chelsea.

===

Acara pernikahan antara Chelsea dan Rexan pun berlangsung. Rexan yang sudah terlebih dahulu berdiri di depan altar, kini menunggu wanitanya itu untuk berjalan menuju ke altar diiringi dengan lagu yang begitu indahnya. Pandangan Chelsea sama sekali tidak terlepas dari Rexan yang sangat tampan kala itu dengan tuxedo-nya, laki-laki itu sangat memukau hari itu.

Dari depan Altar Rexan melihat Chelsea dengan anggunnya menggunakan gaun pernikahan berwarna putih model sabrina perlahan berjalan menuju ke arahnya. Mata Rexan sama sekali tidak berkedip, seakan-akan ia sudah terhipnotis akan kecantikan yang dimiliki oleh Chelsea.

Dia... cantik sekali hari ini. Batin Rexan.

Perlahan, akhirnya Chelsea pun sampai di depan altar seiring dengan lagu yang berhenti dan Rexan pun mengambil tangan Chelsea dan membantunya untuk naik ke atas altar.

Jantung Chelsea berdegup 1000 kali lebih cepat daripada biasanya. Entah mengapa, rasanya seakan-akan ia menikah dengan laki-laki yang sejak lama ingin ia nikahi. Tangannya dingin dan gemetar. Beruntung Rexan menggenggam tangan Chelsea dengan begitu kuat seakan-akan mengatakan 'tenang, kamu gak usah khawatir, ada aku disini. Kita lewati ini sama-sama, ya.'

Acara pernikahan pun dimulai, masing-masing dari mereka saling bergantian untuk mengucapkan janji suci pernikahan. Suasana didalam ruangan itu mendadak berubah menjadi sangat dingin dan penuh dengan ketegangan.

Rexan mengambil kedua tangan Chelsea, matanya menatap kedua bola mata Chelsea lekat-lekat, "Dihadapan Tuhan, saudara-saudari dan saksi semuanya, saya Rexan Alexander Danadyaksa dengan ikhlas hati memilihmu, Chelsea Keana Rhea, untuk menjadi istri saya satu-satunya yang sah. Saya berjanji untuk selalu setia kepadamu, dalam keadaan senang dan susah... dalam keadaan sehat dan sakit... dalam keadaan kaya maupun miskin, dengan segala kelebihan dan kekuranganmu. Saya akan selalu mencintai dan menghormatimu... sampai maut memisahakan kita," ujarnya.

Deg.

Kini gantian Chelsea yang akan mengucapkan janji suci pernikahan itu. Chelsea menarik nafas panjang, berusaha untuk tidak gugup. Namun lagi-lagi Rexan mengeraskan pegangan tangannya pada Chelsea, mencoba untuk menenangkan Chelsea yang tampak sangat tegang kala itu.

Chelsea menatap mata Rexan dalam-dalam, "Dihadapan Tuhan, saudara-saudari dan para saksi, sa—saya Chelsea Keana Rhea, dengan ikhlas hati memilihmu, Rexan Alexander Danadyaksa, untuk menjadi suami saya satu-satunya yang sah. Sa—saya berjanji untuk selalu setia kepadamu, dalam keadaan senang dan susah... dalam keadaan sehat dan sakit... da—dalam keadaan kaya dan miskin... dengan segala kelebihan dan kekuranganmu. Saya akan selalu me—mencintaimu dan menghormatimu, sampai maut memisahkan kita," katanya.

Kenapa aku merasa kalo Rexan mengucapkan janji itu tulus dari dalam hatinya? Hanya perasaanku saja atau... batin Chelsea.

Rexan terdiam sejenak saat setelah mengucapkan janji suci pernikahan mereka. Kenapa aku sangat lancar mengucapkan janji suci itu, seakan-akan aku sudah lama menantikan kejadian ini? Seakan-akan aku menikah dengan wanita yang sangat aku cintai? Batin Chelsea.

Bersambung...

Creation is hard, cheer me up! VOTE for me!

ecstuseacreators' thoughts
Next chapter