20 18. Perkenalan Mertua dan Calon Menantu

Tiba di taman samping rumah, Rayhan segera menghampiri kedua orang tuanya yang sedang duduk menikmati pemandangan bintang-bintang di langit dengan begitu mesra.

"Mom... Dad..."panggil Rayhan sambil melangkah menghampiri dan mendorong kursi roda Kinan.

Kedua paruh baya itu menengok ke arah Rayhan. Daddy Romi menampakkan senyum menawannya menyambut anak dan calon menantunya, sedangkan mommy Berlin segera bangkit dari duduknya dan menghampiri pasangan muda itu dengan wajah yang garang.

Rayhan menghentikan langkahnya, begitu pula dengan Kinan saat mommy melangkah ke arahnya. Kinan begitu takut melihat wajah ibu Rayhan, sedangkan Rayhan tersenyum melihat wajah ibunya yang begitu menggemaskan kata ayahnya sambil mengusap bahu Kinan untuk menenangkannya.

Tepat di hadapan kedua insan itu, Berlin menghentikan langkahnya dan melipat kedua tangannya sambil memperhatikan penampilan Kinan. Rayhan segera memeluk ibunya. Namun belum sempat Rayhan memeluk ibunya, telinganya sudah ditarik oleh Berlin.

Refleks Rayhan yang merasa kesakitan segera memegangi telinganya yang dijewer,",Aaaauuuhhh.... Mom, sakittt... Lepasin donggg.... Aaaaaahhhh..."kata Rayhan memohon.

"Ini ganjaran untuk kamu yang udah berani tidur bareng sama perempuan yang bukan muhrim kamu?"kata Berlin garang. Romi hanya memperhatikan kelakuan ibu dan anak itu sambil tersenyum. Kinan ikut meringis melihat Rayhan yang terus-terusan meringis karena kesakitan.

"Mom, kami hanya sekedar tidur. Nggak lebih kok, mom. Lepasin dong, mom. Maki tau di depan calon istri aku..."kata Rayhan lagi dengan penuh mohon.

Sebelum melepaskan jewerannya di telinga Rayhan, Berlin memandang Kinan yang menampakkan wajah meringis pula. Tampak kekhawatiran dan ingin membantu melepaskan kesakitan Rayhan. Ia tersenyum dan melepaskan tangannya dari telinga Rayhan dan segera memeluk Kinan.

"Selamat datang di kediaman Johnson, nak."Berlin melepaskan pelukannya,"Saya mommynya Rayhan, mommy Berlin. Nama kamu siapa nak?"kata Berlin memperkenalkan namanya dengan senyuman bahagia.

"Nama aku Kinan, Kinan Larasati tante."jawab Kinan yang membalas senyuman Berlin.

"Jangan panggil Tante, tapi panggil mommy ajah yah. Maklum anak mommy yang perempuan lagi kuliah di luar negeri. Bulan depan dia balik karna udah liburan semester."

Kinan mengangguk sambil tersenyum.

"Ohiya kamu tinggal dimana nak?"tanya Berlin lagi.

Kinan tidak tau harus menjawab apa. Melihat gelagat Kinan, Rayhan berinisiatif untuk menjawab,"Kinan tinggal di panti asuhan 'Jiwa Kasih' sejak kecil, mom. Kinan dibesarkan oleh bunda Riana. Untuk masalah bunda Riana, Rayhan udah memerintahkan Simon untuk mengabari keadaan Kinan yang kecelakaan dan sementara waktu akan tinggal dengan Rayhan. Karna Kinan harus menjalani terapi untuk kakinya dan agar ingatannya kembali."

Berlin merasa iba mendengar penjelasan Rayhan. Berlin kembali memeluk Kinan dengan penuh kasih sayang. Kinan merasa nyaman dan hangat merasakan itu.

Berlin melepaskan pelukannya dan menatap Kinan,"Kamu nggak usah tinggal dengan anak bandel itu, mending kamu tinggal sama mommy dan Daddy ajah yah."kata Berlin. Kinan hanya mengangguk dan melirik ke arah Kinan.

Rayhan tidak rela,"nggak bisa gitu dong, mom. Kinan tetap harus tinggal bareng Rayhan di apartemen."

Berlin menghadap ke arah Berlin dengan wajah yang kembali sangar,"mommy nggak pengen dibantah, pokoknya Kinan tinggal di rumah ini. TITIK!!"putus Berlin.

Romi menghampiri Berlin. Saat tiba di samping Berlin, Romi memeluk pundak Berlin,"Keputusan mommy kamu benar. Kinan harus tinggal di rumah ini daripada harus tinggal bersama kamu. Karena nggak baik tinggal berduaan sebelum kalian menikah."kata Romi begitu tegas dan berwibawa.

Rayhan tidak dapat berkutik lagi, ia menghela napas panjang dan kasar. Suatu ide terlintas di pikirannya,"Kalau gitu mommy dan daddy nikahkan Rey dan Kinan secepatnya. Beres kann?"usul Rayhan dengan enteng.

🍃🍃🍃

avataravatar
Next chapter