17 15. Ketahuan

Di tengah perjalanan pulang, Rayhan memegang salah satu tangan Kinan di pangkuannya sedangkan tangan yang satunya ia memeluk pinggang Kinan begitu posesif. Bodyguard yang disewa oleh Rayhan untuk menjaga Kinan sedang menyetir mobil yang ditumpangi atasannya itu dan di samping pengemudi terlihat Simon yang tersenyum memperhatikan betapa bahagianya bosnya itu, baru kali ini ia melihat wajah berseri-seri dari Rayhan.

'Hati tuan Rayhan keras dan tak tersentuh itu mudah luluh di depan nona Kinan, sebesar itukah cinta tuan terhadap nona Kinan? Tapi aku senang melihat tuan Rayhan begitu bahagia bersama nona Kinan. Semoga saja mereka selalu dilimpahkan kebahagiaan. Dan apakah aku harus memberitahu tuan Romi akan hal ini?'batin Simon.

๐Ÿƒ๐Ÿƒ๐Ÿƒ

Tiba di sebuah gedung yang tinggi, Simon segera saja keluar dari mobil dan membuka pintu mobil untuk Rayhan.

Rayhan keluar dari mobil dengan menggendong Kinan ala bridal style. Kinan tertidur begitu nyenyak dalam gendongan Rayhan. Dengan wajah yang dingin, Rayhan melangkah masuk menuju apartemennya yang berada di lantai paling atas.

Di dalam lift, Rayhan terus memandangi wajah Kinan yang sedang tertidur.

'Begitu cantik dan lucu!'puji Rayhan dalam hatinya sambil menampakkan senyum tipisnya.

Akhirnya lift terbuka dan segera saja Rayhan yang diikuti oleh Simon melangkah menuju pintu yang satu-satunya ada di lantai atas gedung itu.

Simon memencet password apartemen Rayhan. Saat pintu itu mulai terbuka Rayhan segera menuju kamar untuk membaringkan Kinan yang sedang tertidur.

๐Ÿƒ๐Ÿƒ๐Ÿƒ

Rayhan duduk di atas ranjang king size dengan bersandar menselonjorkan kakinya di atas ranjang dan terus mengamati wajah Kinan dan sesekali bergantian mengusap pipi dan rambut Kinan. Pintu kamar terbuka.

"Maaf mengganggu tuan, saya permisi kembali ke kantor jika tuan tidak membutuhkan saya lagi."kata Simon.

"Baiklah."jawab Rayhan tanpa mengalihkan pandangannya dari Kinan.

Simon kembali menutup pintu dan meninggalkan atasannya yang sedang di mabuk cinta.

"Aku takut saat membuka mataku, kamu sudah tidak ada di sampingku. Aku takut tidak bisa melihat dirimu kembali. Entah bagaimana jadinya diriku tanpa melihat dirimu. Jadi izinkan aku bertindak egois padamu agar aku bisa menjagamu dalam dekapanku."kata Rayhan begitu lirih sambil mengusap pipi Kinan. Kinan yang mulai merasa terganggu dengan apa yang dilakukan Rayhan padanya, perlahan demi perlahan membuka matanya. Kinan melihat wajah Rayhan yang begitu sendu dan mata yang merah.

"Kamu sudah bangun."kata Rayhan sambil memasang senyum yang seperti dipaksakan.

Kinan hanya mengangguk dan merubah posisinya menjadi duduk seperti Rayhan yang bersandar di ujung ranjang.

Kinan meraih salah satu tangan Rayhan dan menggenggamnya penuh kelembutan,"Kamu kenapa? Kamu habis nangis yah?"tanya Kinan yang terlihat cemas melihat Rayhan yang agak kacau di hadapannya.

Rayhan kembali memasang senyum yang dipaksakan,"Nggak. Aku nggak kenapa-napa kok. Cuman aku rada pusing gitu."jawab Rayhan.

"Kamu sakit?"tanya Kinan tambah cemas dan segera memeriksa suhu tubuh Rayhan di keningnya.

Rayhan begitu senang diperhatikan dan dicemaskan oleh gadisnya itu. Ia segera meraih tangan Kinan yang berada di keningnya dan menciumnya,"Aku nggak kenapa-napa kok sayang."jawab Rayhan begitu lembut.

Kinan menurunkan tangannya dari kening Rayhan dan bernafas lega,"Kalau gitu kamu harus istirahat juga. Kamu juga butuh istirahat."perintah Kinan dengan tatapan Kinan yang seolah tak ingin dibantah.

Rayhan tersenyum dan segera membaringkan dirinya di samping Kinan. Rayhan meraih Kinan menuju dekapannya. Ia memeluk gadisnya dengan sangat erat seolah tak ingin membiarkannya pergi.

"Iiihh, jangan kencang-kencang peluknya. Aku sudah nafass... Aku juga nggak akan bisa kemana-mana Rey."kesal Kinan sambil berusaha melepaskan pelukan Rayhan.

Rayhan menulikan pendengarannya, tak menghiraukan perkataan Kinan. Malah ia mengubah posisinya menjadikan Kinan sebagai gulingnya. Mau tak mau Kinan hanya pasrah dan tak memberontak lagi. Sama saja ia akan menghabiskan energinya dengan sia-sia. Rayhan merasa senang ketika Kinan tak memberontak lagi. Kemudian perlahan tapi pasti Rayhan sudah jatuh tertidur dan memasuki alam mimpinya. Melihat itu, Kinan menyusul Rayhan ke dalam mimpinya.

๐Ÿƒ๐Ÿƒ๐Ÿƒ

Sekitar sepuluh menit suara bel pintu apartemen Rayhan berbunyi. Rayhan dan Kinan tidak menggubrisnya. Mereka berdua seakan tenggelam dengan mimpi indahnya dengan posisi nyaman mereka yang saling berpelukan.

Wanita paruh baya itu sudah lelah memencet bel apartemen itu namun tak kunjung dibukakan pintu. Akhirnya dengan hati yang kesal, ia memencet password apartemen itu. Sandi berhasil dimasukkan. Ia segera memutar kenop pintu dan menuju kamar Rayhan. Tanpa basa-basi dia mulai membukanya.

"Ray-"panggilannya terpotong akibat ia terkejut melihat anaknya sedang tertidur sambil memeluk seorang perempuan.

Dengan keadaan yang masih shock, mommy Berlin menutup kembali pintu kamar anaknya dan bergegas meninggalkan apartemen Rayhan.

Tiba di luar apartemen Rayhan, segera saja ia meraba tasnya untuk mencari ponselnya. Saat mendapatkan ponselnya, mommy Berlin seolah mengetik pesan kepada seseorang dan mengirimkannya.

๐Ÿƒ๐Ÿƒ๐Ÿƒ

avataravatar
Next chapter