12 melihat alia

Stiven pria tampan yang ada di samping alia sesekali menyuapi makanan ke mulut alia, mereka terlihat akrab, stive memandang wajah alia dan tersenyum pada nya, tidak ada lagi raut wajah kesedihan seperti yang rafa lihat terakhir kali.

"Apa alia punya adik?" Stiven mulai bertanya-tanya mengenai keluarga alia.

"Punya dua, masih kecil2, satu laki2 yang satu perempuan" jawab alia dengan antusias menceritakan tentang keluarga nya.

"Apakah kakak juga punya adik" tanya alia, seraya makan seraya menyantap makanan yang ia pesan.

"Tidak, ayah dan ibu kandung ku bercerai sejak aku masih ber umur 5 tahun, ayah ku menikah lagi dengan ibu tiri ku namun ayah tidak memiliki anak lagi. Jawab stiven

Alia tiba2 bersedih mengingat keluarga nya, tak terasa air mata nya menetes meskipun alia telah berupaya menahan nya, air mata nya jatuh tanpa bisa di tahan., Dengan sabar stive mengusap air mata alia, dengan sabar ia menghapus setiap air mata yang jatuh di pelupuk mata alia,

"Inget kasihan anak dalam kandungan mu jika kamu menangis" jika kamu sedih anak mu pasti juga bersedih," ucap stiven.

"Biasa nya kalau saat hamil ibu nya cengeng nanti pas lahir anak nya pun juga cengeng, alia pasti bisa jadi ibu yang hebat, ibu yang kuat, agar anak nya juga kuat, anak nya juga hebat, mau kan alia punya anak hebat," ucat stiven dengan sangat pelan, stiven memperlakukan alia dengan sangat baik seperti membimbing adik nya sendiri.

"Tersenyum lah, biar calon anak mu ikut tersenyum" ucap stive, seraya terus menyuapi makanan ke mulut alia.

Alia pun terpaksa tersenyum merasakan kebaikan dokter tampan di depan nya

Di sisi lain rafa begitu emosi melihat pemamdangan di depan nya, ia pun beberapa kali diam2 memotret alia dan stive, "bagaimana bisa wanita hamil bermesraan dengan pria yang bukan suami nya," pikir rafa, cuaca panas matahari siang itu tidak lebih panas hati rafa yang saat itu rafa rasakan,

Rafa mengepalkan tangan nya penuh emosi, namun ia berusaha terus menahan nya. Bagaimana pun ia di posisi yang bersalah, masih untung alia tidak memberitahu kan pada polisi tentang pemerkosaan yang di lakukan nya, itu salah satu yang rafa kagumi dari alia, ia bahkan menutup rapat pemerkosaan yang di lakukan nya, termasuk pada kedua orang tua nya.

"Bagaimana bisa ia menyimpan penderitaan itu seorang diri selama ini," batin rafa,

kini bahkan di rahim alia telah tumbuh janin yang tak berdosa, rafa masih yakin jika calon anak nya masih baik² saja di dalam sana,  rafa pun bertekad untuk memperjuangkan alia dan menjaga nya, ia tidak ingin melepaskan alia, ia ingin anak nya memiliki keluarga yang utuh, ada ayah dan ibu nya.

"Meskipun aku pernah jadi laki² yang buruk, setidak nya aku ingin jadi ayah sempurna untuk anak ku." Batin rafa.

Diam² rafa menhgubungi seorang detektif seorang detektif untuk mencari tahu tentang gadis yang saat ini mengandung anak nya, ia ingin tau saat ini alia tinggal di mana ,dan menyelidiki siapa pria yang bersama nya. Kemudian mengirim beberapa pesan pada orang detektif tersebut, rafa menyuruh sang detektif untuk datang ke resto xx saat ini juga. Ia juga mengirim kan foto alia dan stive yang ia ambil diam2.

"Ini foto target yang harus kau selidiki" pesan rafa pada sesorang.

Beberapa kali ada panggilan masuk dari ellena mantan istri nya, namun rafa mengabaikan nya, ia memilih fokus untuk terus mengawasi alia. Ia tidak ingin alia lolos untuk kali ini.  Bagaimana pun ia tidak ingin calon anak kandung nya menderita karena tidak memiliki ayah.

setelah menunggu beberapa saat orang suruhan nya pun datang ke restoran tersebut. Namun Rafa pura2 tidak mengenal pria tersebut, ia lalu beranjak bangkit dari tempat duduk nya tanpa menyantap makanan nya. Karena jam makan siang sudah mau selesai, restoran pun mulai sepi, berangsur² di tinggalkan  pengunjung nya yang ingin kembali bekerja atau ber aktivitas,

Rafa melihat jam di pergelangan tangan nya, ia pun pergi keluar dari restoran tersebut setelah membayar semua tagihan makanan yang ia pesan. Rafa berjalan menuju mobil nya lalu masuk kedalam mobil nya, ia sempat melihat ke cermin yang ada dalam mobil nya jiwa narsis nya pun berbicara pada diri sendiri

"Siapa yang tidak tergila2 dengan ku, pria tampan begini yang memiliki sejuta pesona, namun kenapa alia justru menolak ku, seorang wanita yang hanya dari desa, bahkan wanita itu telah mengandung anak nya masih bisa menolak nya, " batin rafa

di mobil pikiran liar tentang alia pada malam itu kembali membuat rafa tegang pada urat syaraf nya. Meskipun ia tidak mengingat apapun pada kejadian malam itu namun ia bisa tahu dari kamera cctv ia begitu menikmati hubungan malam itu. Walau ia menyesali keperawanan alia terenggut dengan cara seperti itu, namun rafa tidak menyesal setidak nya calon anak nya memiliki ibu yang pandai menjaga kehormatan nya. Rafa pun bertekad akan mendapat kan alia bagaimana pun cara nya.

Rafa melajukan mobil nya menuju ke kantor nya karena ada jadwal meeting sesaat lagi. Seperti biasa stiba nya di kantor ia di sambut oleh sekertaris nya yang seksi dengan belahan dada yang sedikit terbuka, dan rok mini super pendek yang mungkin hanya dengan sekali gerakan akan tersingkap ke atas, Sekertaris nya telah berupaya merayu nya, dan menawarkan sejuta ke indahan tubuh nya, namu rafa tidak tertarik dengan perempuan seperti itu.

Penampilan sekertaris nya justru membua nya geli dengan pakaian yang minim bahan, rafa sama sekali tidak tertarik, hanya kefin yang sesekali menggoda nya, namun kefin bukan juga pria yang mudah tergoda dengan perempuan sexy, ia malah mengutarakan ketertarikan nya pada alia mantan pengasuh nya, yang saat ini mengandung anak nya.

Karena pekerjaan sekertaris nya sangat baik maka ia tetap mempertahan kan nya, tidak peduli dengan penampilan nya yang sedikit vulgar seperti artis² panas biar lah jadi urusan nya.

"Pak anda telah di tunggu di ruangan pertemuan" ucap sang sekertais dengan suara yang sedikt manja bak prinses yamg sering masuk televisi, yang sering ramai di beritakan,

"Ya, saya akan segera ke sana, kamu boleh tunggu di luar" jawab rafa seraya mengibaskan tangan nya menyuruh sekertaris nya keluar. dengan wajah kecewa sang sekertaris pun keluar dari ruangan bos nya dan menutup rapat pintu ruangan bos nya

rara kembali masuk ke ruangan nya karena ingin minta tanda tangan nya, sekilas rafa memperhatikan penampilan rara sekertaris nya yang semakin hari semakin berani, namun rafa buru² mengalih kan pandangan nya ke arah lain, jika di lihat² sekertaris nya memang cantik di dukung kulit putih, dada sintal, tinggi semampai, dan berat tubuh yang ideal membuat ia jadi santapan mata laki² yang melihat nya, rafa bukan tidak mendengar gosip di kantor nya jika banyak pria yang mendekati nya, entah itu hanya untuk bersenang² atau sekedar menggoda, namun rafa memilih tidak peduli dengan hal itu.

avataravatar
Next chapter