webnovel

Permintaan Angel II

"Apa kabar Ronald?" Sapa suara seseorang pagi itu.

"Siap Komandan!" Sahut Ronald kemudian dalam posisi tegak sambil memberikan hormat ketika mendengar suara komandannya itu. "Kabar baik, komandan. Siap melaksanakan tugas hari ini!!" Lanjutnya kemudian.

"Kau sudah menemui dokter Alice?" Tanya sang komandan lagi.

"Siap! Sudah komandan, kami sudah bertemu"

"Apa kabar dokter Alice? Apa kalian sudah berbaikan?" tanya Azka penuh selidik.

"Kabar Alice baik, hari ini dia akan kembali kesini. Dan hubungan kami sudah membaik" jawab Ronald.

"Hhmpp, syukurlah" gumam Azka kemudian, sambil berlalu dari meja kerja Ronald.

"Oh ya, Ronald... Kita ada kasus baru lagi!! Kali ini kita bekerjasama dengan divisi Criminal Investigation. Saya harap kita semua bisa bekerjasama dengan baik." Azka mengatakan hal ini, sebelum akhirnya benar-benar pergi dari tempat itu.

"Siap komandan!" Kata itu yang kembali terucap dari mulut Ronald.

...

Sementara itu di bandara Valencia, Angel tampak murung karena kakaknya akan segera pergi meninggalkannya. "Kemarin kak Ronald yang berangkat, hari ini kak Alice. Angel sekarang mainnya sama siapa coba?" Tanya Angel sambil memonyongkan bibirnya.

"Angel sayang, jangan murung gitu dong. Nanti kan kak Alice akan datang lagi kesini. Okey.. Please, smile baby..." Ucap Alice sambil memohon pada sang adik.

"Hmup...Ya udah Angel smile sekarang" ujar Angel sambil menunjukan senyum yang sepertinya dipaksakan.

Melihat tingkah Angel yang seperti itu sontak membuat Alice, mama dan papanya tertawa bersamaan. Angel dan ditertawakan lalu memonyongkan bibirnya kembali. "Angel nggak mau senyum lagi, akh..." Katanya kemudian sambil memalingkan wajahnya dari ketiga orang yang baru saja menertawakan dirinya itu.

Alice lalu mendekati Angel kecil lalu berlutut di hadapan gadis kecil itu agar tinggi mereka sejajar. "Maafkan kakak Alice ya" seperti biasa sambil menjewer sendiri kedua telinganya dan menutup matanya. Angel pun lalu mengecup bibir kakak Alicenya itu lalu kemudian mengatakan. "Baiklah, sudah Angel maafkan" katanya sambil bersedekap dengan menunjukan gaya angkuhnya, yang terlihat sangat lucu untuk anak seusianya.

"Anak pintar" kata Alice kemudian sambil mengacak rambut Angel dengan gemasnya.

"Hhemp, kakak Alice sudah harus masuk sekarang sayang. Kakak boleh minta ciuman sejatinya Angel nggak?" Tanya Alice kemudian sambil memperhatikan jam ditangan kanannya.

"Hmppp... Angel boleh minta sesuatu nggak sebelum kakak Alice masuk?" Kali ini Angel yang memberikan pertanyaan.

"Angel mau minta apa sayang?" Alice kembali bertanya pada gadis kecil itu.

Angel tidak langsung menyatakan permintaannya, ia melirik ke arah papa dan mamanya terlebih dahulu lalu kemudian menyatakan sesuatu yang mungkin saat itu juga membuat batin Alice terasa teriris. "Bolehkah saat Angel masuk Rumah Sakit bulan depan untuk transfusi darah, kakak Alice ada disini untuk menemani Angel?"

'Oh My God' batin Alice berteriak, ia ingin meledak saat itu juga. Sesak yang di dalam dadanya, ingin sekali ia luapkan saat itu juga, ingin sekali dia menangis berteriak sekencang-kencangnya memohon maaf pada gadis kecilnya itu, namun hal itu tidak bisa ia lakukan saat ini. Dirinya yang begitu egois dan angkuh untuk mengakui kesalahannya, membuat Alice hanya bisa menatap kelam kearah gadis kecil itu.

Sumpah demi apapun, ini permintaan pertama dari sang gadis kecil yang membuat Alice tak menyangka jika dirinya selama ini begitu tak peduli dengan darah dagingnya sendiri. Gadis kecil berusia 4 tahun 2 bulan yang seharusnya hidup bahagia dan penuh kasih sayang dari orangtua kandungnya sendiri, bahkan harus menanggung beban penyakit dari kesalahan orangtuanya. Ya kesalahan orangtuanya, karena thalasemia yang diderita Angel adalah bibit bawaan dari dirinya dan dari lelaki tak tahu diri yang ia pacari selama 10 tahun itu. Kelainan genetik yang diturunkan dari orangtua biologisnya itu membuat Angel kecil harus terbiasa dengan semua tindakan medis sejak ia berusia 2 tahun. Dan bahkan gadis kecil itu tak tahu menahu siapa orangtua yang mengakibatkan dirinya harus menderita seperti ini.

"Iya sayang, kakak Alice akan datang kembali bulan depan untuk menemani Angel di rumah sakit" jawab Alice sambil memeluk gadis kecil itu.

"Okey, baiklah... Kalau begitu Angel akan memberikan hadiah pada kakak Alice yang sangat cantik ini. Angel akan memberikan ciuman sejatinya" kata Angel selanjutnya, kemudian gadis kecil itu mulai mencium Alice dengan ciuman sejati mereka. 'Cium pipi kiri, cium pipi kanan, cium kening, cium bibir, lalu terakhir hidung mereka yang saling bersentuhan' lalu keduanya tertawa bersama.

"Angel sayang kakak Alice"

"Kakak Alice juga sayang Angel"

Mama dan papa Alice hanya bisa memperhatikan adegan kedua putrinya sambil sesekali mengusap air mata yang keluar disudut mata mereka.

...

Ronald sedang memeriksa beberapa berkas penting yang berkaitan dengan kasus yang mereka tangani saat ponselnya berdering, pesan dari seseorang yang dia harapkan.

💌 My Doctor

#Sayang, aku sudah sampai di Bandara. Kalau tidak sibuk jemput aku ya. Miss you...#

Ada senyum yang tersemat diujung bibir Ronald saat membaca pesan itu. Ia kemudian membalas pesan itu, dan diujung sana yang menerima pesan itu pun menyunggingkan senyum yang sama tatkala membaca balasan dari pesannya itu.

💌 My Ronald

#Miss you too, dear. Aku jemput sekarang. Tunggu aku ya.. 💕#

Ronald segera merapikan meja kerjanya, lalu segera menuju parkiran untuk menjemput pujaan hatinya itu. Namun langkah kakinya harus terhenti oleh suara seseorang.

"Ronald, kamu mau kemana?" Tanya suara yang sangat tak asing dipendengaran Ronald.

"Siap komandan! Saya akan keluar sebentar! 30 menit, Hempp.. paling lama 1 jam" kata Ronald dengan sedikit gugup.

"Menemui Alice?" Tanya lelaki itu lagi.

Ronald seakan tak mampu untuk menjawab pertanyaan itu, seakan untuk menelan sendiri salivanya terasa sangat susah. Namun setelah mengumpulkan keberanian akhirnya iya pun berkata "Siap komandan, saya akan menjemput Alice lalu selanjutnya saya ijin makan siang, karena sejak tadi saya belum makan siang!"

Lelaki dihadapannya hanya mengangguk sambil memangku kedua tangannya dengan arogan, "Baiklah, kamu boleh pergi!"

"Terimakasih, komandan" ujar Ronald, lalu segera bergegas dari ruangan itu.

...

.

.

Catatan Penulis:

Up date ke 2 ya hari ini....💃💃

Alurnya agak melambat, lagi mencari konflik yang tepat ditengah kisah hidup Alice yang mulai terungkap...

Semoga suka ya...

Plis, aku mohon komentar n review-nya ya..

Yang belum pernah komentar n review, penulis sangat mengharapkan tulisan kecil dari kalian untuk memberikan semangat.!! 💪💪

Terimakasih 🙏🙏

Kalian yg terbaik 🤗🥰

Next chapter