webnovel

Itu Bukan Aku

Alice menikmati makan siangnya tanpa mempedulikan kedua pria yang ada di hadapannya. Alice sering kali mengalami hal ini, makan siang di jam yang tidak seharusnya.

Jarum jam menunjukkan 05.10pm, Alice makan dengan lahapnya dan merasa bodoh amat dengan kedua orang yang sejak tadi memperhatikan cara makannya.

"Hmp... akhirnya." Alice berucap sesaat setelah selesai menghabiskan makanannya dan meneguk segelas air putih.

"Apa yang membuat bapak berdua sibuk-sibuk mencari saya disini?" katanya kemudian pada kedua lelaki yang berada dihadapannya.

Azka akan menjawab pertanyaan tersebut, namun ucapannya seakan terhenti saat melihat Ronald mengarahkan tangannya kearah wajah Alice dan mengisyaratkan bahwa ada sesuatu di pinggir bibirnya.

"Dimana? disini?" kata Alice bertanya pada Ronald sambil mengarahkan moncongnya.

Ronald lalu dengan segera mengambil nasi yang menempel di bibir Alice.

Alice hanya tersenyum malu dan tertawa kecil lalu mengucapkan terimakasih pada Ronald.

Mereka berdua tak sadar jika tindakan keduanya sedang diamati oleh Azka dengan geramnya.

"Hhem, maaf komandan" kata Ronald kemudian sambil setengah menunduk.

Alice hanya tersenyum malu lalu kemudian mengatakan sesuatu seperti meledek "Hehehe, maafkan saya komandan" .

Azka seperti akan meledak, namun tampak jelas ia berusaha menyembunyikan kegeramannya itu. Dia kemudian tersenyum dan mulai menjelaskan alasan kedatangannya.

"Kami datang untuk mengklarifikasi apakah anda yang membuat akun baru untuk mulai mengkonfrontasi para fans dari Caroline Williams untuk mempertanyakan kebenaran kematiannya?" tanya Azka dengan seksama

Alice lalu mulai tertawa seakan meledek kedua pria itu.

"Hahahaha, maksud anda apa pak Polisi? Saya tidak tahu menahu soal itu. Lagi pula bukankah kematiannya juga janggal? Kenapa tidak dibuka kembali saja kasusnya, saya bersedia bekerjasama dengan bapak-bapak ini, jika itu harus" kata Alice kemudian masih dengan senyum mengejek.

"Lalu apakah anda juga masih akan menyangkal kalau artikel ini bukan anda yang menulisnya?" tanya Azka kemudian sambil menunjukan Artikel yang ada di layar Handphonenya.

Alice mengambil handphone tersebut dan mulai membaca artikel tersebut. Wajah Alice yang sejak tadi tersenyum meledek mereka kini tampak berubah menjadi serius, Alice kemudian menggelengkan kepalanya. "Ini bukan tulisan saya, saya tidak tahu siapa yang menulis artikel ini." kata Alice kemudian sambil menatap kedua pria itu.

"Dokter Alice Valencia, anda harus tahu bahwa keluarga besar nona Caroline Williams meminta agar kasus ini segera ditutup, mereka mengikhlaskan kepergian putri mereka dan tidak ingin memperpanjang masalah. Tidakkah anda bisa mengerti nona Valencia?" kata kata yang keluar dari mulut Azka begitu pelan dan tegas membuat dokter muda itu menjadi bimbang. Namun, sekali lagi dengan senyum manisnya Alice kembali membuat pertanyaan yang tak di sangka-sangka. "Kematian tidak wajar seperti itu, dibiarkan oleh polisi yang adalah penegak hukum? Itu baru satu kasus saja. Lalu bagaimana jika kasus semacam itu terulang kembali? Apakah kalian hanya akan tetap diam?"

Kali ini Ronald yang angkat bicara "Nona Valencia, tolong jaga omongan anda. Dari pernyataan anda, seakan-akan anda menuduh kami polisi sedang berkomplotan untuk menutupi kasus ini. Seharusnya anda bisa lebih berhati-hati dalam memberikan suatu pernyataan."

"Saya tidak menuduh, saya hanya mencoba membuka pola pikir kalian, ada sesuatu yang janggal dari kematiannya, mari buka kasus ini lagi. Kita bisa membuktikan pada public siapa dalang dibalik semua ini." kata dokter Alice kemudian meyakinkan kedua polisi itu.

"Dengar dokter Alice, kasus ini sudah sah ditutup dan ini atas permintaan keluarganya. Saya sekali lagi memperingatkan pada anda untuk tidak lagi mengkonfrontasi para fans dan public, dengan begitu kita sudah bisa sedikit meringankan beban duka yang ditanggung keluarganya" kata Azka dengan tegasnya, kemudian berdiri dan memohon diri untuk pergi. Ronaldo mengikutinya dan sejenak ia berbalik ke arah dokter Alice lalu tersenyum dan pamit dengan bahasa tubuhnya.

...

Alice mengambil ponselnya dan melihat komentar para netizen, ada banyak diantara mereka yang berharap kasus ini di buka kembali agar dilakukan penyelidikan untuk mengetahui kebenaran dari kematian model cantik itu. Alice juga kemudian membaca ulang artikel yang tadi dilihatnya dari handphone Azka.

Alice membacanya dengan seksama, dia tak mengerti kenapa ada orang yang berpihak padanya bahwa penyebab kematian wanita itu adalah dibunuh, namun alasan mengapa dia dibunuh bukanlah alasan yang tepat menurut Alice. Pada akhir artikel tersebut tertulis inisial A.V dan seketika wanita itu terkejut. A.V adalah inisial untuk namanya Alice Valencia.

Next chapter