1 Chapter 1

"sebenarnya aku menyukai mu"

"berhenti mengikutiku, aku tidak menyukai mu"

"mwo?"

semua penolakan itu selalu ku dengar dari orang orang yang aku sukai, hidup memang sulit. aku tidak akan membiarkan cinta menghalangi fikiran ku lagi. apakah semua kisah cinta hanya untuk wanita dan laki laki ?. itu yang selalu terbesit difikiran ku.

"Yoo Chansol, ayo kita pergi minum" ajak Huiran pada ku, aku menggelengkan kepala ku, "aku harus menyelesaikan berkas berkas ini" ucap ku sambil menunjuk berkas berkas di atas meja ku. "baiklah, aku akan pulang duluan okay" ucap Huiran sambil membereskan barang barang nya dari atas meja.

aku menghela nafasku menatap berkas yang banyak diatas meja ku , belum selesai mengerjakannya aku memilih untuk berkemas dan pulang .

menyusuri jalan yang sepi dengan rambut ku yang terhembus angin.

seseorang yang sedang berjalan dibelakang ku menabrak pundak ku "maaf maafkan aku" ucap nya sambil membungkukan badannya dihadapan ku "tak apa, lain kali berhati hati ya" ucap ku sambil menyungingkan senyum dan kembali berjalan. "maaf, sepertinya ini milik mu" ucap laki laki itu sambil memberikan buku milik ku yang terjatuh "ah? terima kasih" ucap ku sambil mengambil buku itu dari tangan nya.

"ah, ngomong ngomong siapa nama mu?" tanya laki laki itu membuka pembicaraan kami, "Yoo Chansol imnida" jawab ku, "ah senang bertemu dengan mu" ucapnya lagi, aku hanya tersenyum tipis "apa kamu baru pulang bekerja?" tanya laki laki itu lagi, aku menganggukan kepala ku, "huum, wae?" tanya ku, "tak apa, oh iya nama ku Kang Minho" ucap nya sambil mengulurkan tangannya pada Chansol, Chansol menyambut nya, kedua mata kami bertemu , "aku rasa kita akan sering bertemu kedepannya" ucapnya sambil tersenyum yang membuat ku sedikit risi, aku hanya tersenyum dan meng iya kan jawabannya .

"Chansol-ssi, bisa ke ruangan ku sekarang?" panggil pak Hong padaku, aku segera menuju ruangannya. "ya pak?" tanya ku saat memasuki ruangannya, "aku duduk di kursi di hadapannya "sini sini, aku ingin membahas berkas yang kamu kirim pada ku kemarin" ucapnya.

setelah membahas berkas itu aku segera kembali ke meja ku, aku menghela nafas panjang sambil bersandar di kursi ku

'dari sekian banyaknya manusia dibumi, aku selalu berfikir, adakah seseorang yang akan menerima ku dengan tulus sepenuh hati? apakah aku bisa diterima? apakah aku memiliki kesempatan itu ?'

aku menatap layar laptop ku dan membaca ulang tulisan ku, "Chansol-ah ayo kita beli coffe" ajak Huiran pada ku, aku yang tersadar dari lamunan ku menganggukan kepala ku "ah, iya, ayo"

kami memasuki cafe yang tak jauh dari gedung kantor kami, Huiran duduk di kursi dekat jendela dan aku akan memesan minuman nya, aku berdiri di depan meja kasir dan membaca daftar menu yang ada disana, "eum, seperti nya aku ingin 1 americano dan 1 matcha latte" ucap ku , "ah, kamu yang kemarin" ucap kang Minho, laki laki yang kemarin bertemu dengan ku, "ah, nde.." jawab ku singkat, "silahkan tunggu sebentar" ucap nya "eh? tapi aku belum membayarnya" ucap ku kebingungan "anggap saja ini sebagai permintaan maafku karna kemarin aku tak sengaja menyengol mu" ucap nya "eh? t..tak perl" ucap ku terpotong "akan lebih baik kamu jawab saja iya" potong nya sambil tersenyum. "ah arraseo, gomawo" lanjutku.

"silahkan ini pesanan mu" ucap nya sambil meletakan nampan berisi minuman yang aku pesan tadi di meja ku dan Huiran dan duduk di kursi satu nya, Huiran menatap ku bingung "ini teman mu?" tanya Minho pada ku, aku menganggukan kepala ku, "ah Kang Minho imnida" ucapnya memperkenalkan diri pada Huiran yang masuk menatap bingung kearah kami berdua, "ah, nde, Jang Huiran imndia" jawab Huiran, "maaf menganggu waktu istirahat kalian" ucap Minho "t..tidak" ucap ku "kalian bekerja di tempat penulisan itu?" tanya Minho lagi, aku menganggukan kepala ku menjawabnya "eum, kurasa kamu memiliki pelanggan lagi" ucap ku "ah staff ku sudah menanganinya, aku hanya mengantikannya sebentar tadi" ucap Minho pada ku, "aku baru tau cafe ini milik mu" ucap Huiran sambil meminum, minuman yang aku pesan tadi, Minho menganggukan kepala nya "belum terlalu lama aku disini" ucap nya, "silahkan menikmati minuman nya, silahkan sering sering mampir kesini" ucap nya sambil berdiri dan membungkukan badannya pada kami,

"yak, Yoo Chansol kamu kenal dengan dia ?" tanya Huiran pada ku, "baru kemarin malam aku bertemu dengan nya karena ia tak sengaja menyenggol ku" jawab ku pada Huiran, "daebak, dia sangat tampan, bahkan ia setampan aktor aktor korea" ucap Huiran lagi, aku hanya terkekeh. "ya! apa dia masih lajang? kenalkan dengan ku" ucap Huiran, aku mengangkat bahu ku sambil menggeleng.

Seperti biasa aku pulang terakhir karna harus menyelesaikan cerita ku yang masih tergantung, aku membereskan berkas berkas ku dan berjalan menuju halte bus seperti biasa.

Entah apakah ini adalah hari kesialan ku, karna aku harus bertemu dengan Junso dengan kekasih nya dari lawan arah, aku mematung, namun aku hendak kembali agar tak bertemu dengan Junso dan kekasihnya itu, namun langkah ku terhenti saat hampir menabrak seseorang yang ada di belakang ku, aku menoleh dan melihat Minho , "ah, kita sangat sering bertemu" sapanya pada ku, "kenapa kamu ingin kembali lagi?" tanyanya lagi pada ku, "ah, eh, bukan begitu" ucap ku, Minho melihat kearah Junseo dan sedikit tersenyum pada ku, "ah, kajja" ucap Minho sambil mengandeng tangan ku, aku membulatkan mata ku saat Minho mengandeng tangan ku dan kembali berjalan "yak! yak!"

"eh? Yoo Chansol?" sapa Junseo yang melihat ku "ah, nde hallo" ucap ku, Junso menatap Minho sekilas, "ah, neo namjachingu?" tanya Junso, aku menggelengkan kepala ku namun Minho menjawab "nde" ucapnya yang membuat ku membulatkan mata ku "ah, jinjja? chukkae" ucap Junso, "kajja" ucap Minho pada ku, "ah .. aku, akan pulang dulu" ucap ku pada Junso.

"ya! kamu gila?" tanyaku pada nya, "aku hanya membantu mu keluar dari situasi tadi" ucap nya "tapi, tetap saja, ia mungkin mengetahui aku, tapi kamu.." ucap ku pada Minho, laki laki tinggi itu terkekeh "terima kasih sudah memikirkan ku" ucap Minho, aku terdiam binggung "bis mu sudah datang, cepat naik" ucap Minho lagi.

Siapa dia sebenarnya, mengapa aku sering bertemu dengan nya.

avataravatar
Next chapter