15 Ch - 15 : Duel!

"Shin-kaichou, bisakah kami berlatih dibawah bimbinganmu?"

"Kenapa aku? Aku tidak tertarik."

Alya mengingat isi tentang Prestasi Shin saat SMP, membuatnya sedikit kaget ketika berpikir kalau Shin bisa menangani ini. "Benar juga. Bukankah kamu pernah bermain Basket dan memenangkan Lomba Kejuaraan saat itu?"

"Aku tak mau melakukannya lagi. Merepotkan dan juga aku tidak tertarik."

"Mengapa? Kalau kamu mau, kamu bisa masuk ke Klub Basket dan memenangkan Lomba seperti dulu, kan?"

"Huft. Ada alasan kenapa aku tidak mau bermain Basket lagi."

"Boleh aku tahu alasannya?" Tanya Kagami yang datang entah darimana seolah-olah dia adalah Kuroko kedua.

Alis Shin berkedut, menatap tajam Kagami hingga membuatnya agak ketakutan dan mundur beberapa langkah. Ingatan serta perasaan tadi masih membekas di dalam kepalanya, tapi seperti yang dikatakan Kuroko, jika mereka bisa mendapatkan Shin maka sudah dipastikan mereka bisa memenangkan Kejuaraan.

Kuroko adalah bayangan, Kagami adalah Cahaya, dan Shin adalah Pelatih mereka. Itu sempurna!

"Aku ingin tahu alasannya." Ucap Kagami sekali lagi.

"Lalu apa alasanmu bermain Basket?" Tanya Shin.

"Untuk menantang yang kuat. Kuroko pernah bilang kalau kau sangat kuat hingga bisa mengalahkan Kiseki no Sedai sendirian. Mungkin aku akan menganggapnya omong kosong kemarin, tapi sekarang berbeda. Aku yakin kau benar-benar pernah mengalahkan mereka sendirian di Puncak Kejayaan mereka."

Shin terus menatap tajam Kagami, dia memang sudah tak mau bermain Basket. Hanya beberapa teman terdekatnya tahu alasannya, pastinya Kuroko tahu soal itu. Meskipun begitu, baginya permainan yang menyangkut soal Bola memang menyenangkan. Dia ingin memainkannya sekali lagi.

Sementara Alya kebingungan dan tak tahu menahu soal Kiseki no Sedai. "Siapa Generasi Keajaiban itu?" Tanyanya.

"Anu. Ekhm! Kiseki no Sedai adalah Tim Basket yang sangat hebat di Sekolah Menengah. Mereka sangat berpotensi dan kagumi banyak Pemain Basket di Sekolah menengah saat itu. Tidak ada satupun Tim yang bisa mengalahkan mereka, apalagi mereka memiliki kemampuan unik tersendiri. Dan salah satu Anggotanya adalah laki-laki ini."

Murid kelas satu menjelaskan panjang lebar untuk menjawab semua pertanyaan di kepala Alya. Sesaat Alya agak terkejut mendengar kalau Tim yang dikatakan kuat ini memiliki satu Anggota yang terlihat meragukan untuk seukuran Pemain Basket, tapi dia segera menghapus pikiran itu.

Awalnya dia juga berpikir demikian kepada Shin, tapi ternyata Shin tidak sesederhana yang dia kira. Maka dia tak boleh meremehkan orang lain juga, tidak boleh mengulangi kesalahannya.

"Aku tidak tertarik." Shin menolaknya, dia berbalik dan ingin mengecek keadaan Klub Olahraga yang lain.

"Apa yang kau takutkan?!" Kagami tentu penasaran, tapi Shin tak mau menjawabnya, membuatnya agak kesal dan melempar bola Basket yang ada di tangannya.

Bola Basket meluncurkan dengan cepat, tapi berhenti sempurna di tangan Shin. Tatapan Shin menjadi dingin, namun kali ini entah mengapa Kagami merasa tertantang bukannya takut. Semua orang merasakan suasana di sini sangat tegang dan menyalahkan Kagami atas semua ini!

"Apa yang kau inginkan? Tak cukup puas setelah kuinjak?"

"Aku ingin menantangmu berduel! Kita bermain Basket di Lapangan. One on One!"

'''Apa yang dia lakukan, dasar bodoh!?!''' Semua teman-temannya berpikir hal yang sama, menganggap Kagami adalah orang paling idiot yang mereka temui selama ini. Setelah semua yang dia alami, apa dia masih tak puas mencari masalah untuk Klub Basket?!

Kagami menyeringai percaya diri. "Jika aku kalah, aku tidak akan mengganggumu lagi! Dan jika kau kalah, katakan alasanmu dan bergabung dengan Klub Basket!"

"Oh, baiklah." Shin memantulkan bola Basket di tangannya, dia merasakan perasaan yang … membuatnya nostalgia. Perasaan ini adalah ketika dia bermain di tengah Lapangan, ditonton banyak orang-orang dan bersorak untuknya, karena dia bermain dengan hebat.

Mereka berdua berjalan ke Lapangan Basket dan bersiap-siap main. Peraturannya gampang, ada satu orang menjaga Ring dan ada yang lain untuk memasukkan bola kedalam Ring.

Jika satu orang gagal memasukkan bola ke dalam Ring, masih ada kesempatan baginya jika cepat-cepat mengambil bola itu sebelum orang lain mengambilnya. Dan jika orang yang berjaga gagal menjaga Ring agar bola tidak masuk, maka dia kalah.

Batas Poinnya adalah 3. Jika salah satu dari mereka bisa memenangkan 3 Poin, maka dinyatakan sebagai Pemenangnya!

Walaupun semua orang mengatakan Kagami idiot, tapi nyatanya mereka penasaran dengan kemampuan atau Keahlian Shin dalam bermain Basket. Sekuat apa dia hingga bisa mengalahkan Kiseki no Sedai sendirian?

"Apa kau sudah siap?" Tanya Shin yang akan menyerang.

"Tentu saja." Kagami berusaha tersenyum, namun sebenarnya dia gugup saat ini.

"Kalau begitu, aku mulai." Shin memantulkan bola basket ke lantai, mencoba memainkan bola basket tersebut karena dia sudah lama tidak bermain Basket. Tapi Kagami datang dan bersiap-siap menepis bola itu dari tangannya.

Shin mengambil langkah kebelakang untuk menjaga jarak dan menyembunyikan bola basket kebelakang tubuhnya. Kagami tidak tahu apa yang Shin akan lakukan, tapi dia akan menepis Bola itu dari tangan Shin agar dia bisa menang! Dia berkedip dan kehilangan Shin yang jelas-jelas tadi masih berada di depannya.

Semua orang terkejut ketika melihat sosok Shin yang berpindah sangat-sangat cepat melewati Kagami begitu saja. Adegan itu sangat cepat seolah-olah Shin baru saja melakukan Teleportasi singkat.

Kagami berbalik dan mengejar Shin, tapi matanya tidak melihat bola basket yang dia incar. 'Dimana bola itu?' Bahkan dia tak mendengar suara dentuman khas bola basket, membuatnya bingung.

*DUNK*

Semua orang mengalihkan tatapan mereka ke Ring, di sana terlihat bola basket yang masuk ke dalam, keluar dan terjatuh ke lantai. Pertanyaannya, sejak kapan dia melemparnya? Mereka sama sekali tidak melihat Shin melempar bola itu.

***

"Apa-apaan?! Sejak kapan dia melempar bolanya?!"

"Sejak tadi." Ucap Kuroko.

"Tadi?"

"Saat dia menyembunyikan bola ke belakang tubuhnya, dia langsung melempar bolanya ketika tahu kalau Kagami bermain agresif. Terlebih lagi, dia juga tahu kalau kita semua fokus dan berpikir seberapa kuat dirinya, yang membuat kita teralihkan dari bola basket yang menjadi inti dari permainan ini."

Namun, yang mustahil dari pergerakannya tadi adalah ... bagaimana cara Shin melemparnya? Sama sekali tidak masuk akal dalam gerakan yang terbatas itu, Shin bisa melempar bola secara sempurna ke Ring.

"..." Semuanya terdiam. Permainan licik macam apa itu? Tidak, ini bukan licik tapi jenius dan juga hebat! Shin bermain dengan merencanakan semuanya dalam waktu 1 detik dan melakukannya pada saat yang bersamaan.

"..." Alya masih terdiam. Mungkin dia tidak berpengalaman, tapi dia sedikit tahu soal permainan Basket. Bagaimanapun dia jago dalam Olahraga, terbukti dari Nilainya, tapi permainan Basket ternyata bisa serumit ini.

Siapa Shin? Itulah yang menjadi pertanyaan Alya.

"Seperti yang dikatakannya. Manfaatkan apapun selama itu bisa dilakukan untuk kemenangan. Apapun yang berada di Lapangan adalah soal kemenangan dan kekalahan. Hanya tinggal pilih … mau menyerah atau melanjutkannya."

***

"K - Kau …"

"Nih." Shin melemparkan bola basket ke Kagami, karena ini giliran Kagami yang menyeran dan dia yang menjaga Ring.

Kagami menyeringai, sekarang dia paham dan merasa tertantang. Kegugupannya tadi hilang, karena kenyataannya memang benar. Shin sangat kuat dan tidak diragukan lagi bisa mengalahkan Kiseki no Sedai seperti yang dikatakan Kuroko.

"Baiklah! Aku mulai!" Kagami melakukan dribbling dengan cepat sambil berlari. Permainannya seperti kepribadiannya yang agresif, sungguh cocok.

Namun, Shin membiarkan Kagami melewatinya begitu saja yang membuat Kagami terkejut tapi juga merasa diremehkan. Dia memang kesal sebelum mengumpulkan kekuatannya untuk mencetak skor.

Kagami melompat setinggi mungkin, memasukkan bola ke dalam Ring. tiba-tiba tangan seseorang datang dan menepis bola itu dengan kuat.

'Lagi-lagi?! Kenapa dia begitu cepat?!' Kagami sesaat terkejut lalu mengambil bola basket tadi.

Sebelum sempat menyentuh bola itu, ada tangan lain yang mengambil bola itu. Kemudian dilemparkan ke dalam Ring, masuk yang menandakan Ronde kedua dimenangkan oleh Shin sekali lagi.

"Kau seharusnya lebih waspada, jangan mudah terpancing emosi dan mudah teralihkan oleh hal-hal sepele." Ucap Shin sambil memegang bola basket ditangannya untuk bersiap-siap menyelesaikan permainan ini.

Kagami mengepalkan tangannya dengan perasaan kesal. Kali ini, dia akan benar-benar serius menghadapi Shin. Melihat auranya yang berbeda, membuat Shin tersenyum kecil karena berpikir kalau Kagami belajar dari kesalahannya sebelumnya.

"Aku mulai, ya."

Kagami benar-benar fokus kepada bola. Sementara Shin terus tersenyum dan berjalan santai sambil melakukan dribbling sederhana.

"Refleks dan insting manusia itu terbatas. Benar-benar terbatas. Ketika mereka sadar kalau mereka dalam situasi tak terduga, mereka cuma bisa terdiam."

Kagami mengabaikan kata-kata Shin, lalu dia melihat tubuh Shin yang bergerak-gerak untuk mengelabuhinya. Kecepatannya hingga menghasilkan tiga bayangan sekaligus, tapi dia masih memfokuskan tatapannya ke bola basket itu.

'Bola itu menghilang!' Kagami langsung bergerak, karena tahu kalau disaat bolanya menghilang maka suda dipastikan Shin akan maju.

*SWUUSHH*

Kagami terdiam menyadari bahwa Shin sudah menghilang dari pandangannya, lalu dia melirik kebelakang. 'Sangat cepat.' Dia melihat Shin melemparkan bola itu ke dalam Ring dengan sempurna, artinya pertandingan selesai dan dimenangkan oleh Shin secara mutlak.

"Sudah kubilang, bukan? Refleks dan insting manusia itu terbatas. Kau itu terbatas, sedangkan aku terbebas. Bagaimanapun juga aku bukan manusia."

'Ya, kau adalah monster.'

Melihat perbedaan kekuatannya dengan Shin, sekarang Kagami bisa sedikit memahamu kalau perjuangannya masih sangat jauh. Dan mulai sekarang, dia harus serius dalam berlatih Basket.

avataravatar
Next chapter