20 WEEKEND BERSAMA (1)

Weekend sudah tiba. Jessie hanya masih bermalas-malasan di tempat tidur padahal waktu sudah menunjukkan pukul 09.00 pagi. Ia tidak punya rencana khusus hari ini. Jadi ia ingin bersantai saja di rumah. Sampai pada akhirnya ada pesan dari Kevin masuk ke Hpnya. Jessie sudah mulai membiasakan diri untuk memanggilnya Kevin bukan lagi Tama. Nomor di Hpnya pun sudah diganti nama dari Tama menjadi Kevin.

📲"Acara weekend kemana?".

📱"Di rumah aja".

📲"Mau temani aku ke suatu tempat?".

📱"Kemana?".

📲"Nanti kamu juga tahu. Setengah jam lagi aku jemput".

Jessie melompat dari tempat tidurnya langsung berlari ke kamar mandi. Hanya 10 menit di kamar mandi ia sudah menyelesaikan mandinya. Setelah itu ia ke lemari pakaiannya untuk memilih baju yang akan dikenakannya. Pilihannya jatuh pada terusan selutut warna fanta yang dipadukan dengan cardigan hitam. Untuk sepatunya ia memilih flat shoes hitam. Ia hanya memakai make up tipis dan kemudian menggeraikan rambutnya yang panjang sebahu. Belum selesai menyisir rambut, sudah ada pesan masuk dari Kevin jika ia sudah menunggu di parkiran basement apartemennya. Kemudian setengah berlari ia menuju kesana.

Sesampainya disana ia langsung mencari mobil Kevin. Jessie merapikan rambutnya yang sedkit berantakan sebelum berjalan menuju mobil Kevin.

"Tok, tok, tok", suara ketukan di kaca mobil.

Kaca mobil terbuka. Sebuah senyuman manis langsung menyambut Jessie," Hai".

"Hai. Maaf ya udah nunggu lama ".

"Tidak juga. Aku juga baru sampai. Udah yuk berangkat, keburu siang".

Jessie mengangguk dan masuk ke dalam mobil. Ketika akan mengenakan sabuk pengaman ia mengalami kesulitan. Tiba-tiba Kevin mendekatkan wajahnya tepat di depan Jessie. Jessie terdiam mematung dan memejamkan mata. Ia merasa udara menjadi panas. Kevin terdiam memperhatikan ekspresi Jessie. Dalam hatinya ia tertawa dan merasa bahwa Jessie nampak lucu.

"Kamu kenapa menutup mata?", ujar Kevin sambil memakaikan sabuk pengaman Jessie.

Jessie langsung membuka mata. Wajahnya memerah menahan malu. Ia menunduk dan tidak berani memandang Kevin.

Kevin tertawa geli melihat tingkah Jessie. Jujur dalam hatinya ia memuji kecantikan Jessie.

"Kita mau kemana?", Jessie memberanikan diri bertanya setelah Kevin melajukan mobilnya.

"Nanti kamu juga tahu. Tenang saja aku tidak akan menculikmu", goda Kevin.

Setelah menempuh perjalanan hampir 1 jam, mereka telah sampai di sebuah rumah kayu sederhana yang terletak di daerah pegunungan. Rumah itu tidak mewah hanya rumah kayu berlantai 2 dengan gaya klasik dan sentuhan artistik di beberapa sudut. Di depan rumah terdapat halaman yang luas dan beberapa tanaman bunga.

Jessie keluar dari mobil dan mengikuti langkah Kevin dari belakang. Di depan pintu nampak dua orang menyambut mereka.

"Mas Kevin sudah datang. Apa kabar Mas?", tanya seorang pria paruh baya.

"Baik Bik. Bik Inah dan Mang Tarjo bagaimana kabarnya?".

"Baik Mas. Kami berdua alhamduillah sehat", jawab perempuan yang bernama Bik Inah.

"Bik, Mang, perkenalkan ini Jessie. Dan Jessie, ini Bik Inah dan Mang Tarjo orang yang menjaga rumah ini", Kevin memperkenalkan mereka.

"Halo Bik, halo Mang", Jessie tersenyum ramah dan mengulurkan tangan.

"Halo Mbak", jawab mereka serentak.

"Mas kevin mau nginap malam ini", tanya Bik Inah

"Tidak Bik. Nanti malam kami pulang".

Setelah saling berkenalan, Kevin mengajak Jessie masuk ke dalam rumah.

"Ini rumah orang tuaku Jes. Semenjak orang tuaku pindah ke luar negeri, rumah ini kosong hanya ditinggali Bik Inah dan Mang Tarjo. Aku jarang kesini lagi", jelas Kevin setelah melihat kebingungan di wajah Jessie.

Jessie berjalan dengan melihat-lihat ruangan. Ia melihat foto-foto yang berjejer di meja samping TV. Ia kemudian mengambil sebuah foto seorang anak kecil berumur sekitar 5 tahunan yang sedang duduk di ayunan.

"Ini foto kamu?", tanya Jessie sambil menunjukan sebuah foto.

"Hmm", jawab Kevin tanpa mengalihkan pandanganya dari tablet di tanganya.

Jessie memandang agak lama", Lucu", gumamnya.

Kevin hanya meliriknya tersenyum simpul, kemudian melirik jam ditanganya.

"Mas, makanannya sudah siap", kata Bik Inah yang muncul tiba-tiba dari Dapur.

"Makan dulu yuk", ajak Kevin sambil meraih tangan Jessie. Jessie hanya hanya patuh mengikuti karena sebenarnya ia juga sudah lapar. Sejak pagi tidak ada makan apa-apa.

Setelah selesai makan Kevin mengajak Jessie berjalan di belakang rumah. Di sana terdapat danau buatan yang indah. Danau itu dikelilingi dengan jalan setapak yang samping kanan kirinya terdapat pohon-pohon yang rimbun. Di pinggir danau dibangun gazebo yang besar. Kevin mengajak Jessie duduk di gazebo itu.

"Disini indah sekali. Udaranya sejuk dan segar", Jessie memejamkan mata dan menghirup udara dalam-dalam.

"Aku besar disini. Dulu aku suka sekali bermain disini. Kamu lihat disana, dulu ada kandang kelinci besar, banyak kelinci yang aku pelihara disana. Dan aku juga suka mancing di danau ini".

Jessie hanya mengangguk. Ternyata Kevin penyayang binatang, selain itu dia orang yang lembut dan penyayang. Jessie merasa nyaman ada di samping Kevin.

"Vin, jalan keliling danau yuk", ajak Jessie sambil menarik tangan kevin.

Kevin mengikuti Jessie dari belakang sambil memperhatikannya. Ia tersenyum melihat Jessie berlari-lari kecil, terkadang behenti untuk memetik bunga liar di pinggir danau. Tak berselang lama tiba-tiba mendung menghitam dan hujan turun sangat deras.

Kevin menarik Jessie ke gazebo untuk berteduh. Namun baju mereka berdua sudah terlanjur basah. Jessie menepuk-nepuk bajunya untuk mengeringkannya, begitu juga dengan Kevin.

"Sepertinya hujannya akan lama. Lihatnya mendungnya masih hitam", ujar Kevin.

"Sepertinya sih begitu. Tadi langit masih cerah kok tiba-tiba hujan mendadak begini sih".

"Kalau di daerah pegunungan seperti ini cuaca bisa berubah dengam cepat. Tiba-tiba hujan, tiba-tiba panas, susah diprediksi", jelas Kevin. "Sebenarnya tadi aku mau mengajak kamu mancing dan barbeque disini. Tapi klo sudah hujan gini sudah tak bisa lagi". Ada sedikit kekecewaan dihatinya.

"Sudah, tidak apa-apa. Aku diajak jalan-jalan kesini aja sudah senang". Jessie tersenyum.

Kemudian Jessie mulai menggosok-gosokan tanganya. Ia sudah merasa kedinginan dan wajahnya mulai membiru.

"Kamu kedinginan ya", Kevin meraih tangan Jessie dan meniupnya. "Sebentar aku telpon Mang Tarjo dulu, suruh bawakan payung kesini".

Tak berapa lama Mang Tarjo memakai datang memakai jas hujan dengan membawakan payung. "Maaf Mas payungnya hanya ada satu", sambil menyerahkan payung ke Kevin.

"Tidak apa-apa Mang". Kata Kevin sambil meraih tangan Jessie.

Karena payung terlalu kecil untuk berdua, Jessie dan Kevin berjalan berhimpitan dengan tangan Kevin melingkar dipundak Jessie. Mereka berdua berjalan di bawah hujan lebat . Namun ada kehangatan yang mulai menyusup di hati mereka.

avataravatar
Next chapter