16 TERNYATA DIA SEORANG DIREKTUR

Waktu menunjukkan pukul 09.00 pagi. Jessie, Siska, Vanya, Jaka dan Radit telah menunggu di ruang tunggu yang telah di siapkan oleh panita. Ruang itu terpisah dengan ruang presentasi. Nampak raut wajah nervous dari semua peserta, tidak terkecuali Vanya yang terhitung paling senior. Biasanya ia suka mengintimindasi teman-temannya tapi tidak untuk hari ini. Malahan ia terlihat paling pucat diantara semua. Bukan apa-apa, baru kali ini presentasi di hadapan direktur, sebelumnya hanya di hadapan wakil direktur.

Jessie mendapat kesempatan pertama untuk mempresentasikan konsep designya. Ia masuk ke ruangan berjalan dengan anggun. Ia terlihat lebih dewasa mengenakan blouse warna biru muda dengan rok potongan pinggang yang tinggi dan warna yang senada. Rambut disanggul rapi menampakan lehernya yang jenjang dengan hiasan kalung yang mungil. Wajah yang dimake up minimalis membuatnya semakin mengeluarkan pesonanya. Seketika ia mampu menarik semua pandangan orang-orang yang ada di ruangan itu.

Ketika dipersilahkan untuk memulai presentasinya, ia meberikan hormat dengan membungkukan badan kemudian menatap ke sekeliling ruangan. Di dalam ruangan itu ada 7 orang juri dan 1 moderator. Tiba-tiba matanya tertuju dengan sosok pria yang duduk di ujung meja menghadap kearahnya. Pria itu menatapnya lekat-lekat dan kemudian tersenyum.

"Deg", jantungnya serasa berhenti berdetak."Mengapa Tama ada disini? Mengapa di mejanya ada nama direktur?", tanyanya dalam hati seketika ia mengalihkan pandanganya. Perasaannya menjadi kacau dan seketika otaknya menjadi blank. Namun ia kembali tersadar untuk segera memulai presentasinya. Ia mencoba melupakan apa yang baru saja dilihatnya.

Jessie kembali fokus walaupun ada sedikit perasaan tidak nyaman di hatinya. Tema dari konsep design interior Jessie yaitu minimalis. Kemudian ia menjelaskan slide by slide konsep design interior. Ia menjelaskan dengan penuh percaya diri, suaranya jelas dan lantang namun tidak kaku, komunikatif.

Sampai tiba saatnya di sesi tanya jawab.

Pertanyaan pertama langsung dari direktur. "Mengapa Anda memilih tema ini?", dengan wajah serius dan tatapan yang dalam.

Sejenak Jessie menatap direktur dan kemudian tersenyum.", Saya memilih tema minimalis karena berdasarkan target market apartemen Residence Garden yaitu kaum milenial. Kaum milenial akan memilih hunian di lokasi yang strategis dan ditengah kota karena mereka memiliki gaya hidup yang urbanis. Mereka merupakan orang-orang yang produktif dan akan lebih menyukai gaya hunian yang minimalis. Hunian yang menyediakan ruang yang cukup untuk mereka melakukan berbagai pekerjaan dengan mudah serta tersedianya ruang hijau dibalkon akan menarik minat para kaum milenial. Oleh karena itu saya yakin bahwa apartemen Residence Garden akan menjadi hunian yang banyak dimintai kaum milenial", jelas Jessie dengan penuh percaya diri.

Suasana hening sejenak, mereka terkesima dengan penjelasan Jessie. Tak beberapa lama terdengar suara riuh, standing applause dari semua juri tidak terkecuali direktur. Ada senyum kepuasan dari wajah mereka. Seketika Jessie merasa beban berat yang menghimpit dadanya seketika terangkat hilang.

Jessie kemudian dipersilahkan meninggalkan ruangan. Ia menundukan kepala tidak berani menatap Tama. Sedangkan Tama menatapnya sampai ia menghilang dibalik pintu. Perasaannya bercampur aduk. Ia tidak pernah menyangka orang yang ia temui di roofop dan menjadi temannya adalah seorang direktur. Ia merasa sangat konyol dan ia ingin segera menghilang dari tempat itu.

avataravatar
Next chapter