6 SEPERTI PERNAH MELIHATNYA

Jessie memandang HP yang sudah pecah dan layarnya pun sudah mati. Segera ia mencari toko HP terdekat. Dan tidak jauh dari tempat ia berdiri ada sebuah toko HP dan ia bergegas kesana. Setelah membeli HP ia melirik jam tanganya, kemudian ia berlari menuju halte bus karena bus terakhir akan datang dalam beberapa menit lagi. Ia tidak mau ketinggalan karena jika ia ketinggalan bus yang terakhir ia harus mencari taxi. Jika sudah malam taxi akan susah dicari dan ia juga takut keamananya.

"Ahh, untung tidak ketinggalan", batin Jessie setelah ia berhasil naik dalam bus. Ia berdiri sejenak mengatur nafasnya yang masih memburu. Kemudian ia mencari tempat duduk yang masih kosong. Matanya tertuju di kursi kosong dibelakang.

"Permisi", ucap Jessie pada seorang pria yang duduk disebelah kursi kosong itu.

Pria itu hanya diam dan melirik sejenak kearah Jessie tanpa memperdulikanya.

Setelah ia duduk dan nafasnya sudah mulai normal lagi, diam-diam ia melirik pria yang disebelahnya. Pria itu memakai kemeja warna biru dengan lengan digulung setengah dan sebuah jam melingkar ditanganya. Garis wajah yang tegas tanpa senyum diwajahnya membuatnya terlihat dingin. Namun sorot matanya sendu menatap keluar jendela. Jessie tidak berani membuka percakapan dengan pria itu. Dalam fikiranya seperti ia pernah ketemu pria itu, tapi dimana?. Beberapa lama mencoba mengingatnya tapi tak juga bisa mengingatnya.

Ketika Jessie masih bergulat dalam ingatanya, bus telah sampai di halte pertama dan pria itu turun. Jessie menemukan sebuah saputangan berwarna putih yang terdapat rajutan dari benang emas yang membentuk huruf "KP" tertinggal di kursi pria itu. Jessie ingin mengembalikan saputangan itu tetapi pria itu sudah turun dan pintu bus sudah tertutup. Akhirnya ia menyimpannya di dalam tas, berharap ia bisa bertemu lagi dengan pria itu untuk mengembalikannya.

Bus telah sampai dipemberhentian terakhir, dan Jessie pun turun. Kemudian Jessie melanjutkan perjalanan ke apartemennya dengan jalan kaki.Jarak antara halte bus dengan apartemennya hanya sekitar 200 meter. Apartemen yang ditinggali Jessie merupakan rumah dinas yang diberikan perusahaan. Tidak hanya Jessie, semua karyawan Global Primary Grup mendapat rumah dinas berupa perumahan atau aparatemen. Selain itu karyawan juga diberikan fasilitas-fasilitas lainnya seperti mobil, dana pendidikan, kesehatan, bonus dan yang pasti gaji mereka lebih tinggi dari perusahan-perusahaan lainnya. Itulah kenapa banyak pencari kerja merebut ingin menjadi karyawan Global Primary Grup. Selain karena kesejahteraannya terjamin, menjadi karyawan Global Primary Grup memberikan prestise sendiri dikalangan masyarakat.

Setelah sampai di apartemenya Jessie segera membersihkan diri dan membuat beberapa makan malam. Perutnya sangat lapar karena pertemuan dengan luna di swalayan membuatnya lupa membeli makan malam. Tak beberapa lama ia mendapat pesan dari Diandra.

"Aku sudah merencanakan meluangkan waktuku akhir pekan ini, akan mengantarmu mengunjungi om dan tante. Jangan pergi sendiri, aku ingin menemanimu mengunjungi mereka".

Jessie tersenyum dan membalas pesan "oke baiklah tuan putri ❤".

avataravatar
Next chapter