19 PERMINTAAN MAAF

Sesampai di rooftop Direktur Kevin melepaskan tangan Jessie. Kemudian ia duduk di tempat biasa mereka duduk bersama. Namun Jessie hanya berdiri tidak berani ikut duduk. Jika ia biasa kesini bersama Tama sebagai temanya, sekarang ia kesini bersama dengan Direktur Kevin, perasaannya tidak nyaman.

"Duduklah. Apakah sebegitu menakutkan duduk di sampingku ", ujar Direktur Kevin tanpa ekspresi.

Jessie duduk tanpa memandang kearah Direktur Kevin.

"Aku minta maaf. Aku tidak berniat untuk membohongimu. Aku hanya senang ada seorang gadis yang mau berteman denganku tanpa melihat statusku. Selama ini banyak orang yang mendekatiku karena ada yang mereka inginkan dariku. Mereka tidak tulus. Dan aku tidak suka itu", ujar Direktur Kevin kemudian." Maukah kamu memaafkanku?".

"Apakah Pak Kevin tidak menganggapku konyol?", tanya Jessie.

"Maksudmu?", Direktur Kevin balik bertanya.

Jessie menghela nafas yang dalam."Jujur saya terkejut kemarin melihat Bapak duduk di meja Juri. Saya tidak tahu maksud Bapak membohongi Saya. Jujur saya malu mau bertemu Bapak. Apalagi setelah kemarin saya berkata yang tidak baik tentang Bapak",. Jessie merasa menyesal.

"Bolehkah kita berbicara seperti biasa, tidak usah formal karena sekarang kita tidak sedang bekerja. Dan satu lagi jangan panggil Bapak. Panggil nama saja, terserah kamu mau manggil Kevin atau Tama. Tama itu panggilan kesayangan dari Ibu aku. Jadi kamu pilih yang mana?".

Jessie mengangguk mengerti dan berfikir sejenak. "Kevin", katanya pelan namun tetap terdengar ke telinga Kevin.

"Baiklah. Mulai sekarang jika kita sedang tidak bekerja panggil aku Kevin. Tujuanku kemarin ikut dalam juri karena aku tidak ingin membohongimu lebih lama lagi. Aku tidak ingin kamu mengetahui identitasku dari orang lain. Aku benar-benar minta maaf. Apakah kita masih bisa berteman lagi?".

"Apakah tidak apa-apa seorang karyawan biasa sepertiku berteman dengan seorang direktur sepertimu?, tanya Jessie masih ragu.

"Aku mohon padamu, jangan pandang apa jabatanku. Sekarang ini aku hanya Kevin temanmu, bukan Kevin direkturmu", Kevin menekankan kata-katanya dengan serius.

Jessie diam sejenak dan kemudian mengangguk setuju bahawa mereka tetap berteman. Ia menghadap ke arah Kevin dan baru ia berani memandangnya."Vin, sebelumya aku berterimakasih karena tidak membohongiku lebih lama lagi dan aku meminta maaf karena kemarin sudah berbicara buruk tentangmu. Aku hanya mendengar rumor dari orang-orang tentangmu". Jessie menyesal.

Kevin tertawa."Jadi setelah kamu mengenalku, menurutmu apakah aku seperti yang mereka rumorkan?".

Jessie tersipu malu." Tidak. Sepertinya rumor itu salah".

"Nilailah aku sesuai dengan apa yang kamu lihat dan berdasarkan hatimu bukan berdasarkan rumor. Aku ingin kita tetap berteman seperti biasa tanpa melihat status, setuju?", Kevin mengulurkan tangan untuk berjabat tangan.

Jessie tersenyum dan menyambutnya. Hilang sudah kegelisahan dihatinya. Perasaannya sekarang sudah lega, beban yang seakan menghimpit dadanya sudah terangkat.

avataravatar
Next chapter