3 MENGULANG CERITA ITU

Setelah Diandra menutup Cafe, ia mengajak Jessie ke tempat tinggalnya yang berada di lantai 2 gedung itu. Sedangkan lantai 3 ia gunakan untuk taman dan dibuat beberapa kamar untuk karyawan Cafe.

Setibanya di tempat tinggal Diandra, Jessie menghempaskan tubuhnya di sofa depan TV. Diandra masuk kamar mengganti baju dan mengambilkan baju ganti untuk Jessie.

"Ganti bajumu dengan ini. Ukuran tubuh kita sepertinya masih sama" Diandra menyerahkan baju ditanganya. "Kamu mau makan apa, biar aku pesan delivery aja".

"Apa sajalah, selera makanku masih sama kok"Jessie beranjak ke kamar mandi untuk mengganti baju.

Tak berselang lama semua makanan yang dipesan sudah sampai semua dan dihamparkan dimeja depan TV. Diandra memesan semua makanan kesukaan Jessie. Ada martabak telur, Ramen, Pizza, Bakso dan tak ketinggalan Latte dengan ekstra krim.

"Kamu mau makan atau mau jualan Di?"tanya Jessie keheranan.

"Udah makan aja, pokoknya kita harus habiskan semuanya. Aku akan melupakan dietku malam ini demi kamu. "

Mereka berdua menikmati makanan sambil berbincang ringan. Melepas kerinduan dihati mereka. Hingga tak terasa semua makanan di meja telah lenyap tak tersisa.Dan TV tetap menyala walaupun mereka tidak benar-benar menontonnya.

"Jessie, sekarang ceritakan apa yang terjadi hari itu. Kenapa kamu tiba-tiba menghilang, dan beberapa hari kemudian aku mendengar kalau Alvin bertunangan denga Luna, sepupumu itu" Diandra memandang Jessie seakan menuntut penjelasan.

Jessie menarik nafas panjang, seakan berat untuk menceritakan kejadian 2 tahun yang lalu. Kemudian ia menutup matanya sejenak.

#Flash Back#

Di bawah rintikan gerimis Jessie melajukan kendaraanya dari kantor pulang ke rumah setelah mendapat telpon dari omnya, Riko Atmaja. Setiba di rumah ia juga melihat tantenya, Sandra Atmaja, bersama suaminya. Begitu juga Riko Atmaja di dampingi istri dan anak semata wayangnya, Luna Atmaja. Pandangan dingin mereka langsung tertuju ke Jessie.

Ayah Jessie, Bayu Atmaja merupakan anak tertua dari keluarga Hadi Atmaja. Anak keduanya Riko Atmaja dan yang terakhir Sandra Atmaja. Sebagai anak tertua, Bayu Atmaja ditunjuk sebagai Presedir Atmaja Grup yaitu perusahaan besar yang bergerak di bidang teknologi informasi. Karena keberhasilanya mengelola perusahaan, ia menjadi anak kesayangan Hadi Atmaja. Ia mampu menjadikan perusahaannya menjadi penguasa teknologi di kota Metro bahkan hingga keluar negeri. Karena keberhasilanya inilah, kedua adiknya menjadi iri hati.

"Jessie, duduk" ucap Riko dingin.

Perasaan Jessie tidak enak, dan kemudian mengambil tempat di depan Riko.

"Pasti kamu sudah tau kalau kamu itu hanya anak angkatnya Bayu dan tidak ada darah Atmaja di tubuhmu.

Jessie hanya diam tidak bisa berkata apapun karena memang dia tau bukan anak kandung papa mamanya.

"Kami tahu kamu masih berduka atas kepergian papa mama mu, begitu juga dengan kami" sambung Sandra Atmaja penuh senyum kelicikan.

"Sebenarnya ada apa Om, Tante? "tanya Jessie.

"Oke kami akan langsung ke intinya saja. Saat ini perusahaan membutuhkan orang yang berkompeten untuk mengelolanya. Bukan hanya bocah ingusan kayak kamu yang tidak punya pengalaman. Dan kamu pasti tahu wasiat papamu bahwa menunjukmu sebagai ahli warisnya. Kami sebagai keluarga Atmaja tidak bisa membiarkan perusahaan yang sudah didirikan susah payah oleh orang tua kami harus jatuh ke tangan orang yang bukan keturunan atmaja" kata Riko tajam.

Hening sesaat. Jessie masih larut dalam perasaan yang bercampur aduk. Sedih, marah, sakit, menyatu menjadi godam yang menghantam hatinya saat itu. Ia tak menyangka bahwa saudara papanya akan berbuat seperti ini padanya. Sebenarnya ia tahu bahwa hubungan papa dan saudara-saudaranya tidak harmonis. Tapi selama papanya masih hidup mereka tidak pernah menunjukan permusuhan secara terang-terangan. Dan mereka juga bersikap baik padanya.

"Tanda tangani surat ini" Riko Atmaja mengeluarkan surat dan pulpen kemudian menyodorkan ke Jessie. "Setelah kamu menandatangai surat ini, aku beri waktu seminggu untuk kamu mengosongkan rumah ini".

"Tapi Om, aku harus tinggal dimana?"tanya Jessie kebingungan dan menahan isak tangisnya.

"Itu bukan urusanku!. Sudah cepat tandatangani, kalau tidak aku tidak bisa menjamin keselamatanmu" bentak Riko Atmaja.

Dibawah tekanan saudara-saudara papanya, Jessie terpaksa menandatangani surat itu tanpa membacanya. Setelah itu Riko Atmaja mengambil kembali surat yang telah ditandatangani Jessie.

Sandra Atmaja yang sedari tadi duduk diam di samping kakaknya kemudian berdiri mengambil sesuatu dari dalam tasnya.

"Bruukkk" sebuah amplop coklat dilempar ke meja depan Jessie. "Ambil uang itu, itu akan cukup buatmu menyewa sebuah rumah. Dan ingat, mulai besok kamu tidak boleh lagi muncul di perusahaan karena kamu bukan lagi ahli waris Atmaja Grup. Kalau perlu pergi jauh-jauh dari kota ini" Sandra Atmaja beranjak pergi diikuti suami dan kakaknya.

Luna Atmaja yang sedari tadi diam berdiri di ujung ruangan tiba-tiba melangkah mendekati Jessie dan tersenyum sinis. Tiba-tiba mencengkram dagu Jessie "berhubung kamu bukan lagi ahli waris Atmaja Grup berarti kamu juga tidak pantas lagi menjadi calon istri Alvin Kusuma. Kamu tidak pantas bersanding dengan Alvin yang seorang keturunan ningrat karena kamu hanya seorang anak pungut tak tidak diketahui asal usulnya".

Setelah mereka semua pergi, roboh pertahanan Jessie. Ia duduk tersungkur dilantai, menangis, meraung meratapi nasibnya. Belum lama ia kehilangan papa dan mamanya karena sebuah kecelakaan, sekarang ia di usir dari keluarga dan dari rumah yang sudah ia tinggali selama 25 tahun terakhir. "Kenapa nasibku seperti ini? dosa apa yang telah aku perbuat di masa lalu"batin Jessie. Tak lama kemudian ia mendapat pesan masuk bawah nanti malam Alvin ingin bertemu di taman yang biasa mereka datangi.

"Ahh, ada apa lagi ini? " gumam Jessie seolah ia mendapat firasat buruk.

Tepat pukul 07.00 malam Jessie tiba di taman. Ia melihat sosok pria duduk di bangku taman tak jauh dari ia berdiri. Sosok pria yang telah mengisi hari-harinya 6 tahun terakhir. Sosok pria dengan tatapan lembut meneduhkan hati, ramah dan penyayang.

"Maaf agak telat datangnya. Sudah lama kah? " Jessie duduk di samping pria itu.

Pria itu hanya diam dan menggelengkan kepalanya, tidak menatap Jeesie sama sekali. "Masalah apa yang mau dibicarakan?" Jessie berusaha tetap bersikap biasa dan mencoba menyembunyikan kesedihanya.

Pria itu menarik tangan Jessie dan meletakkan sebuah cincin di telapak tangannya. "Maafkan aku, aku tidak bisa melanjutkan hubungan ini" Pria itu menunduk. "Kenapa? " Jessie mencoba bersikap tenang walaupun hatinya bergejolak.

"Aku sudah di jodohkan orang tuaku dan aku tidak dapat menolak mereka. Kamu tahu kan bagaimana orang tua ku, sekali bilang A tidak bisa dibantah lagi.

Walaupun hati Jessie telah remuk redam karena masalah bertubi-tubi tapi ketika Alvin meninggalkannya tidak sedikitpun ia meneteskan air mata. Karena ia sadar ternyata waktu 6 tahun tak cukup membuatnya mengenal Alvin lebih dalam. Bagi Jessie orang yang mudah melepaskan cinta memang tak pantas untuk dipertahankan apalagi diperjuangkan.

avataravatar
Next chapter