10 KONTES (2)

"Pagi Jessie", sapa Siska ketika bertemu Jessie di depan lift.

"Pagi juga Sis", jawab Jessie sekenanya. Pagi ini ia merasa lelah dan mengantuk karena semalaman mengerjakan konsep designnya.

" Kamu kenapa loyo sekali, matamu juga berkantung", Siska memperhatikan wajah Jessie.

"Aku lembur menyelesaikan konsep designku semalam", Jessie meyendarkan kepalanya di dinding lift. "Bagaimana dengan konsep designmu, apakah sudah selesai?,".

"Sudah. Rencananya hari ini aku mau menyerahkannya ke Pak Darwin. Aku duluan ya karena mau ketemu teman di bagian personalia", Siska langsung pergi meninggalkan Jessie ketika pintu lift terbuka.

Jessie berjalan gontai. Konsep designnya belum selesai dengan sempurna. Ia masih harus melakukan finishing hari ini sebelum menyerahkan ke Pak Darwin karena besok adalah deadlinenya.

Sesampainya di ruangan ia melihat Pak Darwin telah menunggu di depan meja kerjanya. Hatinya sedikit menaruh kecurigaan. Ia kemudian terfikirkan masalah kerjasama dengan PT Citra Utama yang kemarin ia tangani. Jangan-jangan PT Citra Utama tidak bersedia bekerjasama dan menolak konsep design yang ia ajukan kemarin.

"Selamat pagi Pak", sapa Jessie ragu-ragu.

"Selamat pagi Jessie", Pak Darwin menatapnya lama-lama. Melihat tatapan Pak Darwin Jessie sedikit merasa ketakutan. Namun diluar dugaannya, tiba-tiba Pak Darwin tersenyum,"kamu sungguh luar biasa Jes. Kamu berhasil meyakinkan pihak PT Citra Utama untuk bekerjasama dengan kita. Baru saja pihak PT Citra Utama menghubungiku kalau mereka sangat suka dengan konsep design yang kita tawarkan kemarin".

"Benarkah Pak?", tanya Jessie tidak percaya karena ketika ia bertemu dan menjelaskan konsep kemarin, pihak PT Citra Utama tidak terlalu banyak memberikan tanggapan.

"Benar Jes. Mereka menyukai penjelasanmu katanya sangat jelas dan komunikatif. Mereka juga meminta kamu ikut menangani proyek ini".

"Syukurlah Pak kalau mereka menyukainya," ada perasaan lega yang terpancar dari wajah Jessie. "Berhubung kerjasamanya sudah berhasil, bolehkah saya meminta dispensasi Pak?'.

"Dispensasi?', Pak Darwin mengerutkan alisnya masih belum mengerti maksud Jessie.

"Dispensasi untuk saya hari ini tidak melakukan pekerjaan kantor. Konsep design untuk kontes belum saya selesaikan Pak, saya ingin menyelsaikannya hari ini," Jessie lalu menunduk tidak berani mentap Pak Darwin.

"Oh, baiklah bukan masalah. Lagian hari ini tidak ada pekerjaan yang penting dan urgent. Kamu selesaikan designmu saja hari ini. Semoga berhasil", Pak Darwin melangkah pergi meninggalkan Jessie.

"Dasar tidak tahu malu. Mentang-mentang sudah berhasil melakukan kerjasama dengan PT Citra Utama kamu seenaknya minta dispensasi dari Pak Darwin. Kamu hanya karyawan biasa, sadar dirilah. Percuma juga kamu bela-belain buat design karena tidak akan lebih baik dari designku", Vanya yang tiba-tiba datang dan mengintimindasi.

"Maaf Mbak Vanya, tujuan utama saya mengikuti kontes ini bukan semata-mata untuk mencari kemenangan. Jika Anda merasa jauh lebik baik dari saya tidak seharusnya Anda merasa terintimindasi dengan keikutsertaan saya dalam kontes ini", jawab Jessie dengan tenang. Sebenarnya ia juga sudah muak dengan sikap kekanak-kanakan Vanya. Hanya saja ia merasa tidak perlu terlalu menanggapinya karena hanya akan merusak mood dan buang energi saja.

"Kamu baru anak kemarin sore berani melawan saya", Vanya semakin emosi mendengar jawaban Jessie. Terdengar suara langkah kaki kearah mereka. "Kita lihat saja nanti", Vanya mendorong bahu Jessie dan kemudian segera pergi karena tidak mau orang lain melihatnya mengintimindasi Jessie.

Jessie segera kembali ketempat duduknya untuk menyelesaikan konsep designnya. Fikiranya sama sekali tidak terpengaruh dengan ucapan Vanya. Hanya saja ia baru merasakan perih di sikunya. Tadi ketika Vanya mendorong bahunya, ia menggunakan siku untuk menahan keseimbangan badannya agar tidak terjatuh. Sekarang baru terlihat goresan luka di sikunya, namun ia tak mengiraukan dan tetap fokus menyelesaikan pekerjaanya.

Vanya merupaka karyawan senior di Divisi Design Interior. Kinerjanya cukup bagus hanya saja ia tidak terlalu bagus dalam hubungan sosialisasi. Ia selalu merasa terbaik dan meremehkan orang lain. Sejak kehadiran Jessie ia merasa tersaingi. Karena Pak Darwin lebih banyak memberikan pekerjaan-pekerjaan penting kepada Jessie dan Jessie selalu bisa memberikan hasil terbaik. Selain itu semua karyawan di divisinya semua menyukai Jessie. Vanya merasa iri dengan kecantikan dan semua pencapaian Jessie oleh karena itu ia selalu mengintimindasinya dengan harapan Jessie segera mengundurkan diri.

avataravatar
Next chapter