155 “Kenapa tak mengabari ku jika akan pulang?"

Semakin dekat. Menuju tempat yang di rindu hanya sekitar beberapa ratus meter lagi. Getar bahagia dan gugup bercampur menjadi satu. Devan tak tau apa yang di lakukannya terlebih dahulu saat pandangannya bertemu tatap dengan Mike. Melemparkan tubuh untuk saling mendekap sesuai keinginan hatinya, atau malah hanya mengukir senyum tipis lantas bertanya kabar yang di ramu seperti hanya sebuah kalimat basa-basi seperti usulan dari ego tingginya?

"Tepat sekali, kau terbangun saat perjalanan sudah sangat dekat ke tempat mu. Kau berusaha menghindari obrolan denganku, ya?" tuduh Nathan dengan memincingkan mata. Meski begitu Devan tak berpengaruh, ia masih mengalihkan pandang tak berniat menanggapi ucapan Nathan.

Lalu, apa yang pria jangkun itu katakan? Devan berusaha menghindari obrolan dengan Nathan? Kurang tepat, yang benar adalah Devan mencoba meminimalisir terjadinya debat panjang yang selalu berhasil menyudutkannya itu.

Locked Chapter

Support your favorite authors and translators in webnovel.com

avataravatar
Next chapter