143 “Kau lama sekali di kamar mandinya,”

"Hai, aku pulang lebih awal," balas Devan sekuat tenaga. Jangkun kecilnya bergerak naik turun berusaha menelan desakan untuk menangis menderu. Giginya di eratkan, rahangnya mengetat, namun meski begitu bibirnya berusaha mengulas senyum. Pandangannya mengawasi sekitar dengan hanya menggerakkan bola matanya, wanita yang duduk dengan bantalan sofa yang di pangku. Devan seketika saja memejamkan mata, hanya singkat, ia tak ingin terlarut dalam kesedihannya. Wanita yang balas menatapnya tadi, rambut panjangnya yang mencuat berantakan, kaos kedodoran milik Mike yang di kenakan menampakkan setengah dari belahan dadanya.

Remaja itu berusaha tak membuat reka kejadian dewasa antara Mike dan Gista, dengan tampilan berantakan atau pun raut yang serentak menegang. Pasti kedua orang itu sangat menikmati adegan tadi, kan? Apa kedatangan Devan membuat mereka geram? Apa kedatangan remaja itu membuat mereka meringis gemas karena gagal mencapai kenikmatan?

Locked Chapter

Support your favorite authors and translators in webnovel.com

avataravatar
Next chapter