10 Bab 9

Kami melanjutkan perjalanan.

Perjalanan kami dimulai dengan mengikuti arus sungai ini yang menuju timur. sebenarnya perjalanan kami nampak biasa-biasa saja. tetapi... aku mulai merasa ada yang janggal.

Ataukah ini hanya perasaanku saja?

Tidak ini sungguhan, terutama untuk yang pertama ini.

Bayangan dan kegelapan yang membaluti sekujur tubuhnya sudah nampak memudar. aku bisa melihat dengan jelas ada beberapa lubang-lubang kecil di antara tubuhnya karena dapat ditembus oleh cahaya yang redup sedikitpun.

Apa yang terjadi padanya? apakah ini ada hubungannya dengan diriku sebelumnya? aku dengan sang singa itu.

Aku takut itu terjadi...

Dan yang kedua adalah, aku merasa kalau ada yang mengikuti kami...

Ada suara langkah kecil menginjak rerumputan di belakang kami....

Firasatku merasakan hawa buruk...

Aku membalikkan pandanganku ke belakang, namun tidak aku temui apapun kecuali ilalang dan semak belukar di sekitarnya.

Tunggu dulu, di sana ada dua pohon besar. mereka bersembunyi di sana?

"Spectra..."

Inilah yang ku takutkan...

Dia menghilang dari pandanganku...

Aku kehilangan dia...

"Spectra!"

Jeritku hingga membentur dedaunan di dahan yang tinggi....

Namun tiada yang mendengarkan diriku.

Lagi-lagi aku dalam bahaya sekarang!

Sekarang suara itu terdengar kian nyata. ada yang mendekatiku...

Saat aku membalikkan pandanganku, aku tahu siapa yang mengikuti kami...

Para Goblin...

Goblin yang sama, yang membunuh seorang pemburu sebelumnya.

Gawat!

Apa yang akan mereka lakukan padaku?

Sekalipun aku menanyakannya, mereka takkan mengerti bahasaku.

"Kau yakin dia gadis yang dimaksud Tuan Yyllyem?"

Atau mungkin iya.

"Aku rasa begitu. lihatlah dia menggunakan kalung itu."

"Kau yakin bentuk kalungnya seperti itu?"

"Aku yakin!"

Para Goblin saling berseteru satu sama lain. aku bisa mendengar apa yang mereka katakan, tapi aku tidak memahami apa yang mereka bahas.

Tentang kalung di leherku ini...

Ini adalah pemberian ibu padaku, ibu bilang ini dari nenekku dan diturunkan secara temurun pada keturunannya.

Memang ada apa dengan kalung ini? apa mereka menginginkannya karena ini mahal?

Itu tidak penting sama sekali.

Sebaiknya aku segera berlari dan mencari Spectra sesegera mungkin. aku yakin, ia masih belum jauh dari sini!!

Sebelum perhatian mereka kembali kepada diriku...

Tidak, aku rasa lariku tidak cukup cepat untuk itu.

"Dia lari!!"

Gawat!

"Cepat kejar dia!"

Mereka mulai mengejarku.

Saat aku membalikkan pandanganku kepada mereka, ternyata jumlahnya terlalu banyak dari yang ku duga.

Seraya memegang pisau, tombak, dan pedang di tangan-tangan mereka, mengejar seorang gadis kecil lugu seperti tengah mengejar seorang pencuri.

Jika memang demikian, apa yang telah aku curi dari mereka? aku baru berada di sini beberapa hari.

Ataukah jangan-jangan...

Aku masih ingat, sang singa itu bilang ia membenci manusia karena sebuah tragedi yang diceritakan oleh Spectra. apakah mereka juga demikian?

Aku tidak tahu. berhenti berlari untuk mengajak mereka berunding hanyalah sebuah cara terbaik untuk bunuh diri.

Tapi apa yang harus aku lakukan?

Memeras otakku yang masih kecil dan penuh dengan jutaan fantasi, aku berusaha mencari jalan keluarnya agar selamat dari mereka. aku tidak mungkin bisa berlari seperti ini terus. aku merasa sangat lelah!

Jika terus begini, mereka akan mendapatkanku...

Spectra, kau dimana?

avataravatar
Next chapter