8 Bab 7

Namaku Lily bersama dengan sosok bayangan hitam bernama Spectra.

Mungkin ini adalah hari keduaku setelah aku tersadar. jujur saja, aku tidak ahli dalam menghitung waktu.

Setelah sarapan dengan buah apel pemberiannya, kami bergegas pergi ke arah selatan dari titik awal. ia bilang akan ada sebuah sungai ajaib dimana alirannya bisa membawa siapapun yang mengikutinya keluar dari hutan magis.

Kenapa disebut sungai ajaib?

Spectra bilang padaku kalau sungai itu bisa bercahaya terang ketika malam tiba. katanya cahayanya berwarna biru terang mengikuti warna air yang mengalir di sana. ikan-ikan yang berenang di dalamnya pun akan ikut bercahaya dengan sinar yang begitu indah.

"Begitu ya?"

"Bagi beberapa makhluk di dalam hutan, sungai ini adalah sumber kehidupan mereka. seluruh air yang mereka gunakan berasal dari sungai ini. bahkan, ada beberapa makhluk yang memuja sungai ini karena mereka yakin di dalamnya tinggal ruh yang jadikan sungai ini bercahaya terang."

"Ruh? aku pikir para peri yang tinggal di sana."

"Akupun berpikir demikian. sampai sekarang aku belum bertemu dengan makhluk ruh itu."

Aku masih ingat, kemarin ia menceritakan banyak hal tentang dirinya dan petualangannya. ia sudah terjebak di sini cukup lama. jika ia tidak salah mengingat, mungkin sudah dua belas tahun sejak ia memijakkan kaki di hutan ini.

Ia menemui berbagai makhluk yang hidup berkelompok seperti manusia. elf, ogre, orc, goblin, juga hewan-hewan yang dapat berbicara. mungkin salah satunya sang singa itu.

Tetapi, tidak semua hewan di sini dapat berbicara. mereka yang dapat berbicara hanyalah ketua kelompok dari spesiesnya saja yang telah diberikan kekuatan dari sang singa itu. tujuannya adalah agar mereka bisa memberitahu sang singa bila ada manusia yang datang masuk ke dalam hutan.

Tapi aku masih belum mengerti...

Kenapa mereka melakukan itu? sebenci itukah mereka pada manusia?

Mungkinkah ada sesuatu yang pernah kami lakukan di masa lalu?

Langkah kami terhenti.

Ada seseorang di depan sana.

Dia adalah manusia dengan senapan di kedua tangannya.

Pemburu?

Pemburu terlalu fokus dengan buruannya, hingga ia lupa untuk menengok sekitarnya.

Di belakangnya ada para goblin.

Mereka berjalan begitu pelan, hingga pemburu itu tak mendengarnya sama sekali.

Ini gawat, harus ada yang memperingatinya.

Aku berusaha berlari untuk menyelamatkan pemburu itu. namun, tangan kiri bayangan itu menghalangi seraya menggelengkan kepala.

Ini tidak akan berhasil...

Mengapa ia mengahalangiku? orang itu dalam bahaya.

Dan benar saja...

Aaaarrrrrgggghhh~!

Para goblin mulai menyergap pemburu itu dan menusuknya dengan pisau-pisau mereka.

Melihat kejadian itu, Spectra segera mendekapku dan menutup mataku.

Sekalipun aku tak bisa melihat, aku bisa mendengarnya. ini mengerikan...

Mendengar bagaimana pemburu itu menjerit, ia bisa merasakan kematiannya yang menyakitkan.

Aku tidak begitu yakin apa yang terjadi. mungkinkah pemburu itu telah tamat riwayatnya?

Aku sangat takut...

Namun, pemburu itu masih menjerit kuat. ia masih bisa merasakan penderitaannya.

Rasanya ingin menjerit, tetapi aku tidak kuat...

Ini pertama kalinya pembunuhan terjadi di hadapanku.

"Sebaiknya segera pergi, jangan berpaling ke belakang!"

Akupun menurut. aku berjalan mengikuti tuntunan tangan Spectra. sekalipun ia melepas dekapannya, namun aku masih memejamkan mataku karena takut.

Aku tidak tahu lagi bagaimana kabar pemburu itu. semoga ia tenang dalam damai...

avataravatar
Next chapter